Lihat ke Halaman Asli

Agus Susanto

Tak Perlu Sempurna Untuk Menjadi Manusia

Ketika Sang Pujangga Jatuh Cinta (3)

Diperbarui: 4 Desember 2017   11:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

A LOST SMILE

Semakin hari Bagus semakin kagum dengan karakter Lili : kesederhanaan, ketekunan dalam bekerja dan senyumnya yang manis membuat Bagus sulit menghilangkan bayangan Lili dalam kehidupannya. Dalam batinnya muncul gejolak bauran berbagai rasa yang sebelumnya belum pernah ada. Seperti ada sesuatu yang hadir mengisi relung hatinya yang selama ini kosong, sepertinya dia menemukan tujuan lain yang harus diraih dalam hidupnya selain pekerjaan dan keluarga. Dalam pergolakan batinnya itu muncul satu pertanyaan 

"Apakah ini yang namanya cinta ?"

Sebuah rasa yang selama ini digambarkan dalam buku - buku sastranya. Sebuah dorongan besar untuk kita melakukan sesuatu yang kita sendiri tidak tahu alasannya kenapa harus melakukan itu. Tiap hari dari balik skat dinding  kaca ruangannya, sorot mata Bagus tidak bisa lepas dari Lili. Setiap ketemu Lili jantungnya berdetak lebih kencang, terasa canggung, kalimat yang diucapkan menjadi blibet, tubuhnya gemetaran dan rasa sesak muncul di dadanya.

Agaknya hal itu mulai di sadari oleh Santi dan Dewi, mereka berdua ingin menyampaikan informasi tentang status Lili yang sudah mempunyai pacar kepada Pak Bagus. Mereka tidak ingin perasaan Bossnya itu terluka jika suatu saat ternyata mengetahui kalau cintanya kepada Lili tak terbalas, tapi di satu sisi muncul rasa takut dalam pikiran mereka, jika Bossnya itu justru tersinggung dan marah atas informasi yang diberikan.   

Setelah berpikir berulang - kali dan mencoba mengumpulkan keberanian akhirnya Dewi dan Santi sepakat untuk memberitahu informasinya itu kepada Pak Bagus. Menghadaplah mereka berdua keruangan Bossnya itu, setelah mengetuk pintu dan mengucapkan salam, Dewi pun memulai pembicaraan 

"Maaf pak mengganggu sebentar " 

Dengan sorot mata menyelidik Bagus menatap kedua wajah staffnya itu. Tidak biasanya mereka kompak bersamaan menghadap keruanganku, padahal aku tidak memanggilnya

"Silahkan duduk mbak, adakah informasi penting yang mau disampaikan ?"

Sebelum Dewi dan Santi memulai bicara mereka saling pandang seolah - olah memberi kode, Dewi mengerdipkan kedua matanya sambil menganggukan kepala dan menatap wajah Santi, memberi sinyal agar Santi saja yang menyampaikan informasi tentang status Lili kepada Bossnya. Santi kembali menatap wajah Bossnya, dengan suara pelan dan kalimat yang berusaha dia susun dengan hati - hati, Santi menjawab pertanyaan Bossnya

"Sebelumnya kami minta maaf kepada bapak jika informasi yang kami sampaikan kepada Bapak, membuat bapak tidak nyaman atau merasa tersinggung. Jadi begini.....sebenarnya sebelum Lili bekerja di kantor ini dia itu sudah mempunyai pacar"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline