Lihat ke Halaman Asli

Agus Susanto

Tak Perlu Sempurna Untuk Menjadi Manusia

"Bring Back Dahlan"

Diperbarui: 21 November 2017   01:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : www.cdn.rimanews.com/

Di beberapa kota besar di Indonesia saat ini telah banyak berseliweran motor dengan bahan bakar listrik. Gesits, Zero, Vmoto, Molis dan Honda EV neo adalah beberapa merk sepeda motor yang beredar saat ini.

Kalau kita mau mundur ke belakang sebenarnya sudah ada seorang inisiator untuk memproduksi bahkan bukan hanya motor tapi mobil listrik. Dia adalah Dahlan Iskan, dalam artikelnya yang dimuat di Detik dan Jawa Pos tentang "Satria Petir". 

Di jelaskan begitu lugas tentang gagasan bagaimana kita harus berdikari di bidang otomotif, seandainya kita mau bersaing untuk memproduksi mobil dengan bahan bakar energi fosil rasanya terlalu sulit untuk mengalahkan dominasi  produsen otomotif dari Jepang dan Korsel. Kalau kita memulai riset pengembangan mobil dengan bahan bakar listrik saat ini masih ada kesempatan kita bisa bersaing dengan negara lain, kerena negara lain pun baru mulai melakukan riset yang sama.

Riset produksi suatu produk tidak bisa dilakukan secara instan. Ada serangkaian tahapan panjang yang harus dilalui, menyiapkan desain produk,  komponen pendukung, analisis biaya, analisis resiko keamanan, penyiapan tenaga ahli, membuat prototype, melakukan serangkaian uji coba dan itu semua membutuhkan waktu yang panjang.

Bersama Risky Elson pemuda cerdas yang berhasil di rayu untuk pulang ke Indonesia guna membangun industri otomotif yang berdikari di negeri sendiri, setelah menetap di Jepang selama 14 tahun. Lewat tangan dinginnya lahir SELO mobil sport dengan tenaga listrik, SELO benar - benar bisa melaju di jalanan, sampai akhirnya hal buruk terjadi dimana sistem pengereman tidak berjalan normal saat menuruni bukit, akibatnya SELO menabrak pembatas jalan.

Riset yang belum berhasil sempurna bukanlah suatu kegagalan, dan hal itu menurutku tidak layak untuk diseret ke jalur hukum. Berapa tahun yang dibutuhkan Amerika Serikat untuk penelitian tentang pengayaan uranium berdasarkan teori dasar Einstein tentang hukum relativitas banyak kegagalan sebelum akhirnya PLTN dan bom nuklir bisa dibuat. 

Negara yang maju selalu menghormati para ilmuwan dan ahli riset dan karenanya tidak ada orang yang dipenjara karena melakukan pengembangan keilmuannya. Pada saat pesawat ulang - alik NASA Challanger gagal lepas landas pada tanggal 28 Januari 1986 yang membuat pesawat tersebut meledak dan menewaskan 7 orang astronotnya. Tidak membuat badan antariksa amerika (NASA) di tutup, bahkan 32 bulan kemudian tepatnya tanggal 29 September 1988 Discovery berhasil lepas landas dengan selamat.

Pada kunjungan Presiden Joko Widodo pada tanggal 8 Oktober 2017 di Jawa POS. Mantan menteri BUMN dan sekaligus Boss Jawa Pos Dahlan Iskan menunjukkan mobil SELO yang terparkir  di teras depan kantor berita tersebut. Dahlan ingin menunjukkan kalau mimpinya belum berakhir dan gagasan tentang mobil listrik tetap menyala di hatinya. Kalau Malaysia punya Proton dan India punya Tata, dan saya harus mengatakan Indonesia punya Dahlan bersama SELO. 

Sebagai penutup saya mengucapkan terima kasih dan salut kepada Sang Putra Petir yang telah menjaga mimpi dan kehormatan bangsa di atas perlakuan buruk terhadap dirinya. Karena kadang memang "air susu itu di balas dengan air tuba". Ku tunggu kau kembali Dahlan Iskan (Demi Indonesia).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline