Lihat ke Halaman Asli

Agus Susanto

Tak Perlu Sempurna Untuk Menjadi Manusia

Pelajaran dari Masa Lalu

Diperbarui: 24 November 2017   09:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : http://pastorerickson.com/wp-content/uploads/2015/12/past-present-future.jpg

Anto adalah Ketua sebuah organisasi kemahasiswaan. Dia terpilih karena  mendapatkan dukungan dan bantuan dari teman temannya satu kelas. Sebagai kompensasi atas dukungan tersebut maka dia memasukkan teman temannya satu  kelas dalam struktur kepengurusan organisasi yang dia pimpin.

Awal dia menjabat semua nampak luar biasa , banyak program yang berhasil  di kerjakan. Organisasi kampus yang dulu identik hidup dari uang kampus mampu dia ubah menjadi lebih mandiri.  Salah satu kegiatan yang melibatkan masyarakat umum seperti pelatihan  internet untuk anak SMA Se Jateng berhasil dilaksanakan dan menghasilkan  banyak uang. Berbagai pujian dan sanjungan mulai dari rektorat sampai dengan mahasiswa dia terima.

Justru itulah menjadi titik awal kesalahan yang dia lakukan dan menjadi  penyesalannya seumur hidup. Anto menjadi semakin sombong dan arogan dia menganggap kesuksesan organisasi yang dia pimpin mutlak karena kerja  kerasnya saja. Dia melupakan sumbangsih ide dan kerja sama tim yang solid dari bawahannya. Satu persatu pengurus organisasi yang mendukung dia diawal  masa kerjanya mengundurkan diri.  Sampai akhirnya dia sadar akan kesalahannya, yaitu kurang mampu menghargai jasa orang lain. Tapi apalah gunanya  "nasi sudah menjadi bubur"  karena sebenarnya kesadaran itu sudah terlambat.

Kejadian di masa lalu  masih berpengaruh dalam kehidupannya sampai sekarang. Dia selalu takut  kalau mengecewakan orang lain, dia takut kalau di setiap tindakannya  menyakiti teman - temannya, dia juga takut tidak mampu bersikap adil.  Ketakutan itulah yang membuat dia selalu lambat dalam mengambil  keputusan atau terlihat tidak konsisten dan mudah dipengaruhi. Dia hanya  bisa tegas dan cepat mengambil keputusan jika terkait dengan urusan  pribadi dan keluarganya.

Penyesalan memang sering datang  terlambat, tapi kejadian di masa lalu bisa menjadi pelajaran berharga.  Meskipun kadang meninggalkan trauma yang mendalam. Anto mengakiri masa  baktinya lebih awal sebelum genap satu tahun. Di dalam pidato sambutannya yang terakhir  dia masih sempat mengucapkan terima kasih dan permohonan maaf kepada  teman - teman seperjuangannya yang sempat tersakiti olehnya.

Bersama dengan  teman barunya kini, Anto mulai belajar untuk menghargai sebuah hubungan  yang tidak hanya terfokus pada sebuah tujuan semata atau sekedar target  yang harus diraih, tapi lebih dari itu menjaga hubungan pertemanan tetap  utuh dan menempatkan empati diatas materi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline