Lihat ke Halaman Asli

Agama dan Ayat Suci Dijadikan Kedok Para Koruptor

Diperbarui: 29 Juni 2015   08:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Silau akan harta. Itulah kata yang tepat bagi para koruptor. Berpikir mengambil uang negara sebagai investasi di masa tua. Tidak pernah puas dengan apa yang dimiliki, selalu merasa kurang dan kurang. Itulah koruptor. Memakai ayat suci untuk menutupi kelakuan tak bertanggungjawabnya. Ayat suci untuk memperoleh simpati dan dukungan, utamanya oleh tokoh-tokoh agama. Sangat kurang etis.

Untuk apa ayat suci di kumandangkan kalau masih korupsi juga? Membawa-bawa nama Tuhan untuk berkelit dari hukuman. Padahal agama itu adalah keyakinan yang dijadikan pedoman dalam perkataan, pikiran dan tingkah laku. Setiap orang bebas memeluk agama sesuai keyakinan dan kepercayaan, tidak ada hubungannya dengan korupsi. Di dalam ajaran agama manapun korupsi itu adalah larangan. Tapi kenapa yang mengaku beragama dan mengumandangkan ayat suci masih melakukan korupsi?

Buat apa beragama kalau masih korupsi? Larangan Tuhan dan ajarannya kok malah di amalkan. Bagaimana sebenarnya pemahaman koruptor terhadap agama yang diyakininya selama ini? Apa agamanya cuma di KTP aja? Buat apa ngaku beragama kalau cuma buat kedok korupsi?. Sepertinya koruptor-koruptor ini memang lupa sama esensi dari sebuah keimanan. Pemenuhan nafsu adalah motivasi utama hidupnya. Susah memang kalau dihadapkan pada urusan yang bernama “agama”. Karena agama sifatnya privasi.

Sebenarnya agama apapun yang diyakini tidaklah penting bagi seorang wakil rakyat. Yang terpenting adalah pengamalannya di masyarakat. Kerja jujur, adil, dan bersih  misalnya. Duduk di kursi pemerintahan dengan melaksanakan tugas dan kewajiban seperti seharusnya. Inilah yang sebenarnya diperlukan untuk seorang pemimpin.

Jadi untuk kawan di negeri Indonesia ini, bertepatan dengan hari suci ramadhan ini, mari kita bersama sama menjaga dan tetap menerapkan ajaran ajaran ayat suci guna memperdalam etika baik dalam diri kita. Mari dengan momentum ini kita mulai berbebenah, mulai mawas diri dan berbuat untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline