Ditulis Oleh:
Agus Abdul Aziz, Nadia Sabrina, Purbudi Wahyuni (Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta)
Perusahaan publik merupakan sebuah entitas yang dimiliki oleh Masyarakat secara umum, performa dalam memperoleh laba menjadi sangat penting karena sebuah Perusahaan publik mempunyai tanggung jawab kepada banyak pihak yang berkepentingan didalamnya. Semakin baik performa Perusahaan maka akan semakin tinggi pula minat Masyarakat untuk berinvestasi didalamnya, dan semakin besar dana investasi yang dikumpulkan oleh sebuah Perusahaan maka akan semakin cepat pula pertumbuhan Perusahaan tersebut.
Harga saham dari sebuah perusahaan publik dipengaruhi oleh tinggi rendahnya nilai perusahaan. Mengenai faktor yang mempengaruhi tingginya nilai perusahaan yaitu profitabilitas, umur perusahaan, financial leverage, dan kebijakan dividen. Variable-variabel tersebut bisa dicapai dengan sebuah strategi korporasi yang tepat untuk merespon setiap keadaan yang ada baik internal maupun eksternal, penerapan prinsip-prinsip agility merupakan salah satu kunci untuk sebuah Perusahaan mencapai titik tersebut.
Ketangkasan (Agility) merupakan konstruksi kompleks yang dapat mengambil berbagai bentuk. Hal ini mencerminkan kemampuan organisasi untuk mengembangkan dan dengan cepat menerapkan kemampuan yang fleksibel, tangkas dan dinamis. Awalnya dikaitkan dengan pengembangan perangkat lunak, lean manufacturing, rantai pasok just-in-time, dan metodologi peningkatan proses. Teori ketangkasan (Agility) kini diinformasikan oleh ilmu kompleksitas dan mencakup secara lebih luas kapasitas organisasi untuk merespons, beradaptasi dengan cepat, dan berkembang dalam lingkungan yang terus berubah.
Goldman, Nagel dan Preiss (1995) merumuskan empat aspek dari ketangkasan organisasi yaitu: (1) memberikan nilai pada pelanggan, (2) kesiapan untuk berubah, (3) menghargai pengetahuan dan keterampilan manusia, dan (4) membangun kemitraan virtual.
Salah satu contoh perusahaan publik yang telah berhasil menerapkan prinsip tangkas ini yaitu Amazon. Amazon merupakan perusahaan perdagangan multinasional yang berbasis elektronik dan menjadi toko online terbesar di dunia yang menyediakan berbagai jenis produk yang juga menjadi salah satu pionir ketangkasan (Agile). Sejak tahun 1999 Amazon telah menggunakan metode ketangkasan (Agile) untuk pengelolaan timnya. Lalu pada tahun 2004-2009 Amazon mulai mengadopsi teori ketangkasan dengan cara yang terdesentralisasi.
Melihat budaya organisasi Amazon dari tiga sudut yaitu self-organization, value generation dan adaptability Amazon dinilai mampu mengadopsi prinsip ketangkasan secara komprehensif. Melalui sudut self-organization Amazon membangun budayanya dengan "Two Pizza Teams" yaitu sturktur tim yang tangkas untuk tetap dekat dengan pelanggan, menghindari distraksi dan persaingan serta membuat keputusan dengan cepat. Amazon menyebutnya "Two Pizza Teams" karena sebuah tim tidak boleh lebih besar dari yang dapat dua Pizza berikan (tidak lebih dari 6 orang).
Selanjutnya "Forcing Functions" yaitu sebuah guideline mengenai strategi perusahaan guna menyelaraskan tujuan. Amazon memperoleh hasil yang diperoleh secara fungsional dan kuantitatif dengan memberikan kebebasan yang besar dalam cara mencapainya. Terakhir, kolaborasi antar tim dengan menyinkronkan ide tiap tim dan divisi untuk menciptakan suatu kesatuan.