Lihat ke Halaman Asli

Kamera Terbaik = Kamera yang anda punyai saat ini ..

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13470145871887752685

Itu adalah kutipan dari maestro fotografi Indonesia, Om Arbain Rambey.. kata-kata itu sangat menyentuh hati. simpel, namun bermakna dalam. coba cermati.. "kamera terbaik adalah kamera yang anda punyai saat ini"., maknanya KAMERA HANYALAH SEBAGAI ALAT, sehebat apapun kamera, secanggih apapun lensa, itu harus ditunjang oleh kemampuan fotografernya. kamera dan lensa canggih, tapi yang memegang tidak pandai, ya tidak maksimal hasilnya. kamera standar dan biasa tapi yang memegang ahli, bisa jadi karya yang luar biasa. pada intinya The Man Behind The Gun -lah yang menentukan kualitas karya fotografi.., tanpa mengesampingkan dari kecanggihan teknologi kamera dan lensa yang tentu saja mempermudah kita untuk membuat karya-karya indah. namun yang terpenting adalah bagaimana kita mencintai dan memahami karakter lensa dan kamera kita. jadi tidak salah kata-kata dari maestro kita tersebut. ya.., mengejar teknologi lensa dan kamera pasti ada titik dimana kita berhenti. tapi mengejar kreatifitas dan menciptakan karya tidak akan pernah habis.. Kamera dan lensa, apapun merk-nya pasti diciptakan oleh pabrikan untuk satu tujuan tertentu sesuai dengan fungsinya. ada kamera low end yang murah meriah, ada medium, dan ada high end dengan semua kecanggihan teknologi terkini. mulai dari merk terkenal maupun merk kacangan yang murah meriah. semua sama.., pasti bisa menghasilkan gambar, alias data yang direkam dan diterjemahkan oleh sensor yang berupa image pixel. jadi foto digital yang kita lihat itu sebenarnya adalah data. [caption id="attachment_210995" align="aligncenter" width="300" caption="courtesy by : khafizphotographer.blogspot.com"][/caption] Untuk menciptakan data berupa image pixel tersebut, pabrikan telah menciptakan berbagai macam kamera dan lensa serta berbagai aksesori sesuai dengan kebutuhan. ratusan bahkan ribuan lensa sudah diciptakan pabrikan untuk mendukung kita berkarya dan mengabadikan moment. dari yang murah meriah, sampai yang berharga puluhan bahkan ratusan juta. setiap hari banyak sekali data yang diciptakan berupa gambar digital, semakin banyak pula situs-situs yang khusus untuk men-share hasil karya. semakin mudah pula cara menguploadnya. tanpa disadari, dengan berkembangnya situs-situs jejaring sosial, juga mendukung perkembangan dunia teknologi digital imaging. [caption id="attachment_210996" align="aligncenter" width="300" caption="kamera dan acessoriesnya www.olympus.com"]

13470151771468643251

[/caption] EXPOSURE COMPENSATION oke.., sekarang saya coba membahas lebih dalam mengenai fasilitas yang ada didalam kamera. yaitu Exposure Compensation. fasilitas ini biasanya ada dikamera DSLR, tapi kamera compact pun sekarang sudah banyak yang memiliki fasilitas ini. [caption id="attachment_210997" align="aligncenter" width="300" caption="compensation exposure value.. courtesy by : rolandlim.wordpress.com"]

13470157131883668294

[/caption] Fasilitas Exposure Compensation adalah suatu fasilitas di dalam sistem kamera digital, yang memungkinkan kita untuk mengatur pencahayaan secara digital. kompensasi cahaya secara digital ini menungkinkan kita untuk membuat gambar agar tidak under exposure atau over exposure. penemuan fasilitas ini sangat-sangat bermanfaat dalam dunia fotografi digital. mungkin jika tidak ditemukan fasilitas ini, kita harus merogoh kocek yang dalam untuk membeli peralatan serta aksesori yang dibutuhkan untuk menutupi kelemahan dan kekurangan lensa. tapi dengan adanya fasilitas ini, semuanya sangat mudah dan menyenangkan. ibaratnya, disamping 3 komponenn utama, yaitu speed, aperture dan iso.., tapi menurut saya hal ke-4 yang paling penting adalah exposure compensation.. [caption id="attachment_210999" align="aligncenter" width="300" caption="ilustrasi fungsi Exposure compensation image by: medomex25.blogspot.com"]

1347016549307222244

[/caption] ilustrasi diatas menggambarkan, betapa pentingnya fungsi exposure compensation..  bayangkan, kita bisa dengan mudah mengatur pencahayaan yang kita inginkan. jika pencahayaan terlalu keras dan berlebih, kita bisa turunkan nilai kompensasinya.., sehingga pencahayaan menjadi normal. range kompensasinya juga luas, mulai dari -0,3 EV (equivalent value) sampai bahkan ada yang -5.0 EV, dengan step yang bervariasi, bisa 1/2, atau pun 1/3, tergantung pabrikannya. begitu pula sebaliknya kita bisa juga membuat gambar menjadi over jika dirasa pencahayaan terlalu minim. [caption id="attachment_211000" align="aligncenter" width="300" caption="ilustrasi pengukuran kamera, under dan over ----image by :motoyuk.com "]

13470170381651701031

[/caption] contoh kasus., kita ingin memotret dengan DOF (depth of field) atau ketajaman/ruang tajam yang sempit di ruang outdoor yang over cahaya. kita pilih bukaan di f/2.8 agar mendapatkan efek bokeh yang baik. tapi speed dikamera kita sudah mentok untuk mengkompensasi cahaya masuk agar tidak terjadi over exposure.. misalnya sudah mentok di 1/8000 sec. iso kamera juga sudah pada yang terendah, kebetulan kita juga tidak membawa filter ND (Neutral Density) Nah., disinilah fungsi exposure compensation berperan. kita bisa mengatur nilai pencahayaan secara digital, agar sensor tidak terlalu peka dengan cahaya yang masuk.., misalnya nilainya kita kurangi menjadi -1,3 EV.bagaimana kita bisa tahu bahwa foto yang kita bidik itu over atau under ?? pada beberapa kamera DSLR fasilitas metering sebagai indikasi cahaya over atau under sudah tersedia di viewfinder kamera. [caption id="attachment_211001" align="aligncenter" width="300" caption="metering exposure pada jendela bidik. image by : mauidutch.com"]

13470176361509832485

[/caption] pada beberapa kamera compact, metering nya tersedia pada layar live view dibelakang kamera, bahkan ada juga yang menyediakan fasilitas histrogram secara realtime. apapun metode penyajian metering exposure-nya yang jelas tiap pabrikan mempunyai cara yang khas untuk memanjakan para pengemar produknya. IMPLEMENTASI EXPOSURE COMPENSATION masih binggung pemanfaatan exposure value ?? masih awam dengan penjelasan diatas ?? Oke, sekarang kita mulai dengan contoh kasus berikut ilustrasi gambarnya. [caption id="attachment_211002" align="aligncenter" width="400" caption="kupu-kupu (koleksi pribadi)"]

13470182841466533957

[/caption] pada contoh foto diatas, kompensasi diturunkan menjadi -1,3EV. waktu itu jam pemotretan sudah agak siang sekitar jam 8.30. terik matahari pagi sudah mulai keras. tapi untuk menghindari over exposure, yang nanti berimbas kepada hilangnya detail kontras baik pada bunga maupun pada kupu2nya, maka saya sudah mengeset nilai kompensasinya dikurangkan -1,3EV sebelum saya mengesekusi kupu2 ini. terlihat histogramnya menunjukkan foto ini under exposure. tapi detail dan saturasinya tidak hilang. saya lebih nyaman dengan hal ini, dari pada mengorbankan kehilangan detail gambar. [caption id="attachment_211008" align="aligncenter" width="700" caption="penerapan kompensasi cahaya pada lowlight (dok pribadi)"]

13470198441328395611

[/caption] pada foto diatas, kompensasi dikurangi juga sebesar -1.3EV untuk cahaya yang lowlight. saya memanfaatkan aviable light untuk mengesekusi gambar tersebut. karena khawatir akan terjadi shake jika saya tidak mengurangi kompensasi, maka kecepatan tetap saya pertahankan 1/40 sec untuk menghindari gambar menjadi kabur. toh nanti pada post procressing-nya gambar akan dengan mudah dikembalikan menjadi normal dengan menaikkan kembali exposure atau level-nya. contoh lain : [caption id="attachment_211009" align="aligncenter" width="600" caption="penerapan teknik lowlight, flash, dan kompensasi. (foto asli sebelum di edit. dok pribadi)"]

1347020201865312095

[/caption] pada foto diatas, kompensasi saya turunkan menjadi -1,67EV. disini saya menggabungkan teknik slowspeed sychro flash dan under exposure. speed tetap dijaga agar tidak shake. disini kamera akan merekan dahulu citra yang ada didepan lensa setelah rana dibuka, kemudian sebelum rana menutup, flash baru firing, sehingga tercipta nuansa yang dalam dalam penggabungan image tersebut. mungkin secara kasat mata tidak terlihat, tapi dengan ke-akuratan perangkat DSLR efeknya akan terasa dan terlihat di komputer. mungkin gambar tersebut terlihat under dan tidak enak untuk dinikmati, indikasinya terlihat dari nilai histogramnya yang lebih banyak ke sebelah kiri dan tonalnya hambar. tapi tunggu.., jangan percaya pada LCD anda..!! setelah diedit, dinaikan level-nya, ditambah saturasi-nya dan sedikit dihilangkan noise-nya, maka gambarnya akan menjadi seperti ini :

1347020593569939334

contoh kasus lainnya : [caption id="attachment_211011" align="aligncenter" width="597" caption="pemanfaatan kompensasi untuk mengejar speed (dok pribadi)"]

1347020789180221565

[/caption] pada contoh diatas, pemotretan stage dengan objek yang dinamis sangat riskan akan gejala shake/gambar menjadi goyang. tentu kita tidak mau juga mengorbankan iso untuk memperoleh gambar yang kurang tajam. satu-satunya jalan ialah dengan menurunkan kompensasi, untuk nanti diolah lagi pada post processing-nya dengan tetap menjaga speed kamera agar adegan panggung nya terekam dengan baik. setelah melalui proses editing, maka gambarnya akan menjadi seperti ini : [caption id="attachment_211012" align="aligncenter" width="293" caption="gambar setelah melalui proses editing (dok pribadi)"]

13470210171968897957

[/caption] contoh kasus lainnya : [caption id="attachment_211026" align="aligncenter" width="600" caption="pengimplementasian under compensation (dok pribadi)"]

1347024624770439636

[/caption] pada foto diatas, penggunaan diagfragma terbesar mengakibatkan cahaya menjadi banyak yang masuk ke sensor kamera dan efek bokehnya langsung terasa. untuk 'menyaring'  tonal yang pucat karena over cahaya akibat penggunaan diagfragma besar, maka saya menurunkan kompensasinya. hasilnya adalah gambar agak under dan warna sedikit kurang saturasi. lagi lagi, dengan editing menggunakan tool sederhana, didapatkan gambar seperti ini : [caption id="attachment_211027" align="aligncenter" width="600" caption="foto setelah diolah (dok pribadi)"]

13470248941793399375

[/caption] disini terlihat indikasi histogramnya menjadi normal, dan tonalnya tidak terlalu pucat terlalu kuning, karena kebetulan sinar cahaya kebanyakan warna kuning. sehingga efek yang dihasilkan bisa sesuai dengan keinginan fotografer. ****** O iya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat memainkan kompensasi., terutama jika kita akan mengurangi nilai kompensasi. pada pengurangan kompensasi diatas -1.3EV (-1.3 s.d -5 EV) akan terjadi penurunan saturasi warna, dimana itu adalah 'efek' dari pengurangan kepekaan sensor kamera terhadap cahaya. disini picture style dari settingan kamera harus diperhatikan. usahakan menaikkan saturasi didalam mengesekusinya. pada kamera Nikon yang saya gunakan, saya selalu menggunakan mode "vivid" untuk menghindari warna-warna menjadi under dalam post processing-nya nanti. selain itu, penggunaan kompensasi yang positif (dinaikkan) juga berpengaruh terhadap efek warna atau tonal pada foto. jika tidak hati-hati, maka sensor akan 'memaksa' speed rana menjadi lebih lambat, atau iso yang disetting auto akan menjadi tinggi. tentu saja gejala shake atau noise yang berlebihan tidak dianjurkan. penggunaan kompensasi pencahayaan, akan sangat erat kaitannya dengan speed, iso dan diagfragma. perhatikan hal apa yang akan dipertahankan, apakah speed, iso atau efek bokeh atau tajam/DOF yang luas yang diinginkan. hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil kualitas foto nanti, apakah akan menjadi under atau over. kalau saya pribadi lebih banyak mengunakan fasilitas exposure compensation untuk mempertahankan speed atau untuk mempertahankan diafragma. hal lain yang sangat penting  juga, bahwa manfaatkan software pengolah foto untuk memaksimalkan hasil foto anda. mungkin anda tidak terpikir, jika sekilas melihat hasil pada layar LCD kamera menunjukkangejala under gara-gara anda menurunkan kompensasi pencahayaan, tapi hal itu akan sangat-sangat mudah diatasi dengan software pengolah gambar sederhana sekalipun. itulah kecanggihan teknologi. bahkan menurut asumsi saya, dengan memanfaatkan kompensasi pencahayaan, plus software pengolah digital, kita bisa menghemat kira-kira 2-3 stop. lumayan lah, bisa menutupi kekurangan lensa.. ini kecanggihan teknologi.., dan ini legal lho.. tapi tidak semua foto yang diambil harus menggunakan exposure compensation, terkadang kita juga memerlukan pencahayaan yang normal, bahkan sengaja dibiarkan rana terbuka lama untuk tujuan tertentu, misalnya seperti gambar dibawah ini. hanya diambil menggunakan lensa kit standar 18-55mm non VR, tanpa tripod (hanya diganjal alas kaki), dan menggunakan timer untuk menghindari shake tangan : [caption id="attachment_211028" align="aligncenter" width="600" caption="tanpa kompensasi cahaya (dok pribadi)"]

134702500749467223

[/caption] Itulah sedikit ulasan saya mengenai fasilitas Exposure Compensation. semoga bermanfaat. usul, kritik dan saran kirim ke editkolase@gmail.com artikel ini saya sertakan dalam WPC Kompretos edisi 20. untuk melihat artikel lainnya silahkan klik gambar berikut :

13470259421797982907

thx all...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline