Lihat ke Halaman Asli

Hikayat Kertas Putih

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

:untuk sahabat yang selalu mencoretkan catatannya

selembar kertas putih tertumpuk di meja lusuh
guratgurat serat kayunya lunglai berpeluh
polos di sekujur ruang hampa berserah menggendong keluh
tentang segala cerita purba dan duka terkayuh

selembar kertas putih kini berserak menanti tukang kacang manfaatkan lembarnya
kerna cerita purba yang dicatatnya telah tersalin di lembarlembar jalanan
coretan di wajahnya yang ia simpan dengan muka bercadar, ternyata tak lebih dari sekedar sekumpulan cerita pendek di korankoran dan gosip infotainment di televisi

kertas putih dilanda gamang
dilihatnya lautan ia menjadi sebuah layar
terkembang membawa biduk di samudra beresetubuh dengan gelombang
sendiri dalam kembara tak bertepi

malam beku di penampang musim tak pasti
ia sandarkan nasibnya pada luruh daun koyak
rembulan pucat mengringi jemari hari yang kian letih
bintang tak lagi memberi arah kemana biduk dihalukan
layar terkembang tak menangkap angin kemana sauh mesti di labuhkan

kertas putih kehilangan wajah
ngembara bersama gelombang lautan yang gelisah.

01082010


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline