Lihat ke Halaman Asli

Caesar Naibaho

TERVERIFIKASI

Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Bocoran Kurikulum Baru "Deep Learning" dan Penguatan Peran Informatika dalam Kurikulum Baru

Diperbarui: 9 November 2024   08:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Intip Definisi Kurikulum Deep Learning, Abdul Mu'ti: Ada 3 Pilar Utama - Strategi 

Benar juga prediksi saya pribadi bahwasanya ganti menteri bakalan ganti kurikulum. Isunya sih seperti itu, karena beberapa hari ini santer diberitakan baik itu lewat pesan yang beredar di grup-grup whatsapp, juga telah menjadi tren pekan ini di Kompasiana.

Gambaran Kurikulum Baru sendiri dibocorkan langsung oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Muti yang mengarah pada pemahaman mendalam (deep learning) dan kurikulumnya lebih ramping.

Pak Menteri, Abdul Mu'ti menyatakan bahwa model deep learning yang akan dia usung, dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang mindful learning, meaningful learning, dan joyful learning (pembelajaran mendalam, bermakna dan menyenangkan).

Konsepnya bagaimana? Apakah Kurikulum Merdeka tidak memberikan pembelajaran yang mendalam, bermakna, dan menyenangkan?

Eits, tunggu dulu, makanya dalam artikel kali ini, saya akan mencoba membahas apa itu kurikulum deep learning, kurikulum merdeka, apa perbedaan, dan apa persamaan dari kedua kurikulum ini.

Dalam penjelasannya, pak menteri, Abdul Mu'ti menyebutkan bahwa materi pelajaran yang diberikan kepada siswa perlu perampingan, mengurangi volume materi, namun dengan eksplorasi mendalam. Maka ia akan menyempurnakannya dengan kurikulum yang ramping. Lebih lanjut pak menteri mengatakan bahwa konsep deep learning, bukan hal baru bagi pak menteri. Ia telah mengenal model pembelajaran serupa sejak tahun 1995 saat menempuh studi Master of Education di Flinders University, Australia. Pengalaman tersebut menginspirasi pak menteri untuk mengimplementasikan pembelajaran yang mindful, meaningful, dan joyful di Indonesia.

Ketiga kata ini, mindful, meaningful, dan joyful, bukan istilah baru lagi dalam dunia pendidikan kita. Selama saya mengikuti Program Guru Penggerak Angkatan 10, kita juga dijejali materi pembelajaran yang berpusat pada murid, refleksi filosofis Pendidikan Nasional oleh Ki Hadjar Dewantara, dimana dalam refleksi itu, kita kembali mengenang bagaimana filosofis pendidikan, bagaimana pendidikan yang menghamba kepada murid, bagaimana melaksanakan budaya-budaya positif.

Lalu masuk ke paket modul 2, dimana kita dijejali dengan bagaimana praktik-praktik pembelajaran yang berpihak pada murid, itu hampir sama dengan istilah mindful, meaningful, dan joyful. Mengapa? Karena pada materi tersebut, kita dijejali dengan bagaimana sebenarnya membuat pembelajaran itu menyenangkan dan memenuhi kebutuhan belajar murid. Pada modul inilah kita diberikan pemahaman tentang apa itu pembelajaran berdiferensiasi. Itulah masuk dalam ranah Joyfull Learning.

Modul 2.2 kita dijejali tentang urgensi Pembelajaran Sosial Emosional alias PSE. Tujuan materi ini jelas, agar kita guru sebagai garda terdepan dalam dunia pendidikan harus mampu mengendalikan emosi, harus memiliki kemampuan berkomunikasi secara sosial sehingga mampu menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal.

Kita juga harus mampu memiliki konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Nah ini kan sudah masuk ranah Meaningfull Learning.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline