Lihat ke Halaman Asli

Caesar Naibaho

TERVERIFIKASI

Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Sinergitas Sektor Transportasi dan Sektor Energi Wujudkan Kualitas Udara Bersih di Kota Medan

Diperbarui: 18 Desember 2023   21:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bincang Sinergitas Antar Sektor untuk Pengendalian Polusi Udara Sumber: https://kbr.ri

Kota Medan dengan luas wilayah mencapai 265,00 km2 dan dengan jumlah penduduk sebanyak 2.494.512 jiwa, dengan kepadatan penduduk 9.413 jiwa/km2 (Data BPS Tahun 2022) mendapuk Kota Medan menjadi kota terbesar ketiga di Indonesia setelah DKI Jakarta dan Surabaya plus menjadikan Medan sebagai kota metropolitan terbesar dan tersibuk di Sumatera dengan tingkat mobilitas penduduknya juga sangat tinggi.

Disamping itu kota dengan julukan "Paris van Sumatera" ini merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dengan keberadaan Pelabuhan Belawan dan Bandar Udara Internasional Kualanamu yang merupakan bandara terbesar kedua di Indonesia.

Letaknya yang strategis sudah dilengkapi dengan jalan tol dan kereta api serta kota pertama di Indonesia mengintegrasikan bandara dengan kereta api mengalami perkembangan ekonomi pesat yang juga memberikan dampak dengan semakin macetnya jalan-jalan di kota Medan.

Tak dapat dipungkiri mobilitas penduduk yang ramai dan juga semakin padatnya penduduk di kota Medan juga kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Bali, dan Makassar menyisakan masalah baru seputar kemacetan dan polusi udara.

Penyumbang Polusi Udara di Kota Medan

Dampak buruk dari polusi udara sangatlah banyak, bisa dikatakan akan merusak masa depan masyarakat dan memperburuk kesehatan hingga memperpendek umur masyarakat di kota yang mengalami polusi udara.

Menurut laporan Air Quality Life Index (AQLI) dari Institut Kebijakan Energi Universitas Chicago, polusi udara partikulat halus telah memperpendek harapan hidup penduduk Indonesia sebanyak 1,4 tahun. Lebih dari separuh penduduk Indonesia tinggal di wilayah yang melebihi standar nasional polusi partikulat, yang dapat mengakibatkan pengurangan harapan hidup.

Pencemaran udara di kota Medan terus menurun disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya akibat asap dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah di Sumatera Utara, asap kendaraan roda empat dan roda dua juga jadi penyumbang terbesar dari tergerusnya kualitas udara di kota Medan.

Aktivitas warga kota Medan, seperti membakar sampah di pagi, siang atau sore hari masih sering terlihat mengakibatkan tidak hanya pandangan ketika olahraga sore atau pulang kerja terhalang oleh asap bakaran sampah, juga mengakibatkan asap yang masuk ke hidung.

Belum lagi limbah asap industry dan pabrik yang ada di sekitaran Medan jadi penyumbang pencemaran udara berbahaya bagi warga kota Medan, karena zat yang dikeluarkan mengandung karbon monoksida dan berbagai senyawa lainnya yang bisa membahayakan kesehatan manusia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline