Lihat ke Halaman Asli

Caesar Naibaho

TERVERIFIKASI

Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Messi, Modric Begitu Disayang Timnasnya, Ronaldo Disingkirkan Pelan-Pelan

Diperbarui: 10 Desember 2022   13:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemain Gaek di Piala Dunia 2022, Siapakah Paling Disayang Timnasnya? sumber:www.dnaindia.com

Dua tim sudah melangkahkan kakinya di babak Semifinal Piala Dunia Qatar 2022 dan akan saling jegal untuk memperebutkan tiket final, tiket impian seluruh negara di dunia, tak terkecuali oleh Indonesia yang entah kapan akan dapat menembus babak final Piala Dunia, padahal kita punya segalanya, mulai dari penduduknya dari Sabang hingga Merauke yang cinta olah raga paling digemari di seluruh pelosok tanah air, hingga klub-klub yang bertaburan, sumber daya alamnya yang bisa diciptakan ribuan lapangan sepakbola, hingga uang yang banyak untuk mencari dan membina bibit-bibit pemain yang profesional.

Namun apa daya? Sekedar memutar kompetisi yang aman dan nyaman saja susah, apalagi bermimpi untuk bermain diajang sekelas Piala Dunia? jadi jika ditanya kapan Timnas Garuda Indonesia turut ambil bagian jadi kontestan Piala Dunia? maka jawaban tepatnya, masih kapan-kapan!

Kembali ke hasil pertandingan perempat final yang sudah menghasilkan dua negara yang akan saling adu segalanya untuk meraih tiket final, siapa lagi kalau bukan Albiceleste Argentina melawan Si Blazer alias Vatrenia Kroasia yang sukses mengkandaskan lawan-lawan mereka dengan cara yang sama, lewat adu penalty.

Ya, Kroasia versus Brazil adalah dua tim pertama yang memainkan babak perempat final Piala Dunia Qatar 2022. Seperti kita saksikan bersama, kedua tim bermain dengan baik. Adu taktik tersaji di Education City Stadium, Qatar pada Jumat (9/12/2022).   

Namun yang menarik bagi saya selain permainan ciamik Timnas Kroasia yang diasuh oleh Zlatko Dalic, adalah keberanian sang pelatih untuk memainkan seorang Luca Modric dari awal laga hingga babak adu penalty.

Permainan spartan yang dimainkan pemain-pemain Kroasia tak lepas dari kharisma dan kepemimpinan Modric selama permainan. Umur bukanlah ukuran dan hanyalah hitungan angka bagi seorang Modric. Angka 37 tahun, namun permainan, stamina, skill, visi serta daya jelajah lapangan seperti masih di usia 27 tahun.

Saya menyaksikan sendiri, Casemiro yang digadang-gadang bakal mampu menghentikan permainan Modric dibuat kalang kabut oleh daya jelajah dan visi permainan Modric. Kepemimpinan dan kemampuan mengatur tempo permainan serta penguasaan lapangan tengah membuat para pemain-pemain Brazil keteteran dan tidak mampu mengembangkan permainan Jogo Bonito mereka.

Jadilah pemain-pemain Brazil bermain kasar dan terburu-buru dalam penyelesaian akhir, tak mendapatkan ruang tembak karena tertutupi oleh pertahanan rapat yang dibuat oleh pasukan Vatreni yang bermain kokoh dan spartan.

Kredit dan pujian layak diberikan untuk penjaga gawang Dominik Livakovic yang mampu mengsterilkan gawangnya disepanjang 90 menit waktu normal dan baru kebobolan di perpanjangan waktu, tepatnya di menit ke-105+1 lewat sepakan kaki kanan kerasnya Neymar yang mendapatkan bola sodoran cantik dari Lucas Paqueta.

Namun, bukan Kroasia namanya jika tidak meledak-ledak. Tersengat oleh golnya Neymar, tak butuh waktu lama untuk pasukan Vatreni tuk menyamakan skor.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline