Lihat ke Halaman Asli

Caesar Naibaho

TERVERIFIKASI

Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Kurikulum Mitigasi Bencana, Solusi Mendidik Generasi Muda Sadar dan Siap Siaga Menghadapi Bencana

Diperbarui: 24 September 2019   20:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemadaman Api akibat Kesengajaan membakar hutan di Jambi dan Riau Mengakibatkan Kerugian Besar di Negara Kita. Saatnya Pendidikan Mitigasi Bencana di Galakkan. sumber: www.bnpb.go.id

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang optimis serta bangsa yang tangguh dalam menghadapi bahaya yang mengancam. Bukti nyatanya adalah kemerdekaan yang kita raih dengan mengusir penjajah dari bumi pertiwi ini hanya dengan bermodalkan bambu runcing dan semangat pantang menyerah, serta tekad yang kuat.

Ketangguhan dan optimis itu juga dibuktikan dengan tidak gentar untuk mendiami dan hidup serta mencintai tanah kelahirannya walau ancaman bencana setiap waktu mengancam kehidupan rakyat Indonesia yang hidup di daerah-daerah rawan gempa. 

Kearifan dan pengetahuan lokal, serta pengalaman dalam membaca situasi, kondisi alam, serta memprediksi, terutama dalam melakukan mitigasi bencana di daerahnya setidaknya telah mampu menyelamatkan nyawa dari bencana yang datangnya kapan saja.

Pengetahuan lokal tersebut diperoleh dari pengalaman akibat berinteraksi dengan lingkungannya. Sebagai contoh, masyarakat yang bermukim di lereng Gunung Merapi, di Jawa Tengah, telah mempunyai kemampuan untuk memprediksi kemungkinan terjadinya letusan. 

Selain masih kuatnya keyakinan spiritual, masyarakat di sana biasanya membaca tanda-tanda alam melalui perilaku hewan, seperti turunnya hewan-hewan dari puncak atau keluar dari rimbun hutan, burung-burung atau hewan lainnya mengeluarkan bunyi suara yang tidak biasa, atau adanya pohon-pohon di sekeliling kawah yang kering dan layu.

Namun, seiring perkembangan waktu pun dengan percepatan teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini, kearifan lokal dalam menghadapi bencana juga harus diperkuat dengan kemampuan memanfaatkan perkembangan teknologi, terutama pengetahuan akan teknik geodesi dan perangkat teknologi pendeteksi, hingga pencegahan bencana alam.

Kurikulum Mitigasi Bencana

Sudah banyak contoh akibat kelalaian dan ketidakmampuan membaca gejala-gejala alam, mengakibatkan bencana bencana alam. Belum lagi akibat dari kurangnya kesadaran dalam menjaga alam sekitar, mengakibatkan alam marah dan menimbulkan bencana yang super cepat tanpa kita sadari.

Masih segar dalam ingatan, ketika band kenamaan Indonesia, Seventeen konser di Pantai Tanjung Lesung, 22 Desember 2018, tiba-tiba tsunami Banten melanda yang mengakibatkan korban jiwa tidak sedikit. 

Tidak ada yang mengira bahwa malam naas itu, tiba-tiba air laut naik dan langsung menghantam sekitar panggung juga rumah-rumah sekitar lokasi porak-poranda akibat bencana tsunami tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline