Lihat ke Halaman Asli

Caesar Naibaho

TERVERIFIKASI

Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Jokowi Dikelilingi Orang-Orang Hebat, Wajar Cakap Memimpin Indonesia

Diperbarui: 6 April 2019   14:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jokowi Sekali Lagi Membuktikan Bahwa Kedekatan dan Pro Rakyat Kunci Keberhasilan Membangun Indonesia. sumber gambar: www.kompas.com

Terpana juga saya ketika membaca sebuah berita bahwa hasil survei penelitian yang dirilis oleh lembaga Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menyatakan jika sebanyak 35,3 persen responden berusia 20-29 tahun lebih memilih paslon no 02 dibandingkan paslon 01 jika pemilu digelar saat ini juga.

Mereka diantara usia 20-29 tahun ini adalah pemilih yang berusia produktif dan sedang mencari kerja, sehingga mereka bisa saja tergiur oleh janji-janji palsu yang selama ini menjadi senjata paslon 02 dalam meraup suara.

Janji-janji memberikan lapangan pekerjaan, menurunkan harga sembako, mengucurkan dana desa langsung, menurunkan harga BBM, menaikkan gaji aparatur negara, menurunkan pajak, dan segudang janji-janji lain yang bikin air liur keluar itu ternyata sukses juga mengecoh warga negara yang sedang kesulitan mencari pekerjaan tetap.

Mereka lupa bahwa menjadi pemimpin itu bukanlah segampang membalikkan telapak tangan. Mereka lupa bahwa menjadi presiden itu bukan sekedar memberikan janji-janji manis untuk duduk manis dan tinggal perintah sana-sini dengan seenak perutnya. Dan ketika masalah datang tinggal lari ke luar negeri. Enak banget jadi presiden kalau seperti itu?

Presiden Hebat Karena Dikelilingi Menteri Hebat

Presiden itu pekerjaan yang sungguh berat, biar pak Jokowi aja, paslon 02 bakalan tidak sanggup! Kenapa? Karena rekam jejak paslon 02 sungguh tidak punya kapasitas yang mumpuni untuk meraih jabatan itu. Pengalaman berbicara, dipecat dari Kopassus dan menjadi 'anak emas' karena jadi mantunya pak Harto.

Sebuah kasus perceraian adalah suatu aib besar bagi keluarga, baik itu keluarga perempuan maupun laki-laki. Agama apapun saya rasa tidak menghendaki sebuah perceraian dan itu tidak terkecuali dalam diri paslon 02. Perceraian mengindikasikan bahwa sang lelaki tidak mampu mempertahankan prinsip, kesepakatan, ideologi, maupun visi dan misi rumah tangga yang sudah mereka bangun dan disatukan dalam janji suci perkawinan. Lalu membangun rumah tangga saja sudah susah apalagi membangun suatu negara?

Syukur karena kursi RI-1 dan RI-2 ternyata masih diduduki oleh orang-orang baik dari pelosok negeri ini. Kita seharusnya bersyukur karena pemimpin kita lahir dari orang-orang baik yang secara nyata bukan keturunan 'darah biru', kenapa tidak ada unsur 'darah biru'-nya?

Ternyata jika pemimpin memiliki 'darah biru', maka aura kesombongan, ketamakan, merasa raja paling berkuasa, merasa berat hati 'mengotori' tangan terjun ke lapangan bekerja dengan rakyat, maunya duduk diatas meja menunggu laporan bawahan alias -- asal bapak senang -- akan mengalir, sehingga program-pogram kerja untuk Indonesia maju tidak akan terwujud.

Oleh karena itu ketika pak Jokowi dan pak Jusuf Kalla terpilih, maka mari kita lihat ketika Indonesia sudah menemukan arah mengejar bangsa-bangsa lain untuk melaju dan bersiap menjadi Indonesia Hebat!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline