Tanggal 15 Februari 2017 ada dua kejadian penting yang terjadi di negara kita. Entah kebetulan atau tidak, kita diberkahi dua pengalaman besar, yang pertama tentunya merasakan euforia pesta demokrasi yang gaungnya sampai ke seluruh negeri ini. Ya, walau tercatat ada 101 daerah yang melaksanakan Pilkada Serentak di tanggal 15 Februari ini, tetapi yang menyedot perhatian kita tentunya Pilgub DKI Jakarta yang diikuti oleh 3 pasang calon Gubernur dan Wakil Gubernur. Sampai-sampai Presiden sendiri menginstruksikan tanggal 15 adalah hari libur nasional untuk menjaga kesakralan pesta Demokrasi di tanah air tercinta ini.
Euforia kedua, tentunya kabar gembira yang harus kita sambut bersama. Apa itu? Perihal peluncuran Satelit Telkom 3S oleh Telkomsel yang mendukung perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia ke arah yang lebih baik. Telkomsel dengan slogannya “The World in Your Hand” selalu melakukan inovasi, kreasi dan terobosan baru demi masa depan bangsa di era digital ini. Peluncuran satelit Telkom 3S terasa spesial karena berbarengan dengan Pilkada Serentak dan di hari libur pula, sehingga diharapkan seluruh masyarakat tanah air, dapat merasakan euforia peluncuran satelit yang memang dikhususkan ke daerah 3T tersebut.
Sejarah Panjang Satelit Tanah Air
Tahun 1976 menjadi awal Indonesia bersahabat dengan teknologi informasi dan komunikasi ketika rezim Soeharto yang berkuasa mengirimkan satelit Palapa oleh roket USA dan dilepas di atas Samudera Hindia yang menurut saya terlambat bagi negara seperti Indonesia untuk bersaing di kancah internasional dalam bidang telekomunikasi dan informasi berbasis teknologi. Baru 31 tahun setelah merdeka, kita bisa meluncurkan satelit yang fungsinya sangat vital dalam mewujudkan Indonesia yang mampu bersaing di era globalisasi.
Sehingga tidak heran apabila negara kita tergolong lambat dalam hal kemajuan pendidikan maupun kecakapan generasinya dalam memperoleh, mengolah, menganalisa, berbagi hingga mempraktekkan informasi seputar pertanian, perdagangan, maupun pengolahan sumber daya alam yang berlimpah ruah. Itu disebabkan karena di era itu kita serasa dikungkung, dibatasi, dan tidak bebas memanfaatkan perangkat teknologi untuk mengakses informasi yang beredar lewat satelit yang dihubungkan lewat jaringan yang namanya internet.
Berbeda dengan India misalnya. Mereka sudah berhasil membuat satelit sendiri bernama Aryabhata dan diluncurkan dengan menggunakan roket Soviet di tahun 1975 sehingga India lebih maju dibidang antariksa dari negara kita. India mampu memanfaatkan satelit untuk ilmu pengetahuan dan pertahanan keamanan, tidak sekedar sarana telekomunikasi.
Setelah Palapa A1 & A2 habis masa berlakunya, maka diluncurkan satelit Palapa B1 pada 19 Juni 1983. Cakupan dari satelit B1 ini lebih luas, mencakup seluruh kawasan Asia Tenggara. Seiring dengan permintaan yang tinggi akan kebutuhan komunikasi, maka satelit Palapa B2 juga diluncurkan pada 3 februari 1984 di Kennedy Sapce Center, Cape Canavarel. Peluncuran ini mengalami kegagalan, sehingga tidak berhasil mencapai orbitnya. Hal tersebut disebabkan kerusakan pada perigee kick motor. Untuk mengganti Palapa B2, maka diluncurkan satelit Palapa B3 yang kemudian dinamai dengan Palapa B2-P pada 21 Maret 1987 dengan bantuan roket Delta-3920.
Dan cerita unik kegagalan Palapa B2 yang ditemukan oleh NASA, dibawa kembali ke bumi dan setelah diperbaiki, maka satelit tersebut kemudian dibeli oleh PT. Telkom, Tbk. Pada April 1990 satelit ini diluncurkan kembali dengan nama B2-R sebagai pengganti dari B1 yang masa penggunaannya sudah habis. Nah, sampai disini maka kita disuguhkan oleh peran PT. Telkom yang memang diprioritaskan oleh pemerintah sebagai perusahaan perseroan Telekomunikasi Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1991 dan tahun 1995 saham Telkom tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta.
Singkat cerita pada tanggal 31 Agustus 2009, memperingati HUT Republik Indonesia yang ke-64, maka diluncurkan Satelit Palapa D pada pukul 16.28 dari Xichang Satellite Launch Center (XSLC) di China sehingga tercatat selama 33 tahun Indonesia merdeka telah berhasil meluncurkan 10 satelit yang di lontarkan dari berbagai negara dan di tahun 2009 itu juga, Telkom meluncurkan “New Telkom” mulai dari identitas perusahaan hingga bentuk pelayanan telekomunikasi yang menjangkau seluruh tanah air dan berusaha menjadi penyedia jasa layanan informasi dan komunikasi terpercaya dan terbaik di Indonesia dengan visi “Be The King of Digital in The Region”.
Menurut data yang beredar, mulai dari bernama Perumtel hingga sekarang PT. Telkom Indonesia.tbk, telah meluncurkan 9 satelit dan satelit ke-9 itu bernama Telkom 3S menggantikan satelit Telkom-3 yang gagal meluncur tahun 2012.
Akhirnya, tanggal 15 Februari 2017 pukul 04.39 Wib peluncuran Telkom 3S sukses dilontarkan dari fasilitas peluncuran roket Guiana Space Center, kota Kourou, Guyana Prancis pada menit 39 detik 42 pasca diluncurkan dengan roket Ariane 5 ECA VA235 milik perusahaan peluncur satelit, Arianespace Europe yang menandakan Indonesia semakin mengukuhkan dirinya sebagai negara ke-3 yang memiliki satelit pemancar domestik setelah Kanada dan Amerika.