Lihat ke Halaman Asli

Caesar Naibaho

TERVERIFIKASI

Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Bersiap Sepakbola Indonesia Tidak Ambil Bagian di Sea Games 2015

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14308657771158595182

[caption id="attachment_364579" align="aligncenter" width="490" caption="Web FIFA, ketum PSSI diakui, dokpri"][/caption]

Pernah ngga Mempora berpikir panjang ketika menjatuhkan sanksi pembekuan terhadap PSSI? Apa efek positif dari pembekuan kepengurusan PSSI yang dilakukan oleh Mempora?

Pertanyaan ini harus saya lontarkan karena kasihan melihat berita yang muncul di broadcast televisi yang menayangkan berita seperti ini; “FIFA ancam Indonesia (Timnas Garuda) tidak bisa tampil di SEA Games 2015”. Ini sungguh berita yang sangat memalukan bagi pecinta olahraga, khususnya Sepakbola seperti saya. Bisa-bisanya antara Mempora dan PSSI, organisasi sepakbola yang syah dan legal saling menjatuhkan hanya untuk mementingkan ego masing-masing tanpa memikirkan efek yang ditimbulkan dari saling menjatuhkan ini.

Setelah Mempora menjatuhkan sanksi, trus apa perbaikan yang telah dilakukan oleh Mempora Imam Nahrawi? Pembentukan tim transisi rasanya sudah sangat terlambat, karena FIFA mengultimatum, jika sampai tanggal 29 Mei 2015 Mempora tidak mencabut segala tindakan intervensi terhadap PSSI, maka sanksi berat berupa pembekuan menjadi anggota FIFA dan sanksi tidak dapat mengikuti pertandingan-pertandingan resmi yang dilaksanakn oleh FIFA maupun AFC, semacam SEA GAMES 2015 yang sudah didepan mata tidak dapat kita ikuti. Cabor SepakBola, Indonesia yang sudah menjadi macan ompong di Asia bakal makin kehilangan nama dan wajah di Asia Tenggara, bahkan di dunia internasional.

Sungguh sangat merugikan jikalau kita absen di ajang bergengsi sekelas Sea Games yang akan dilaksanakan di Singapura, padahal kita dapat mengulang sejarah tahun 1977 di Kuala Lumpur, maupun tahun 1991 di Manila kala Indonesia meraih Medali Emas dari ajang sepakbola.

Padahal Indonesia juga tergabung di Grup A, bersama dengan tuan rumah Singapura, Myanmar, Kamboja dan Filiphina yang notabene diatas kertas kita bisa melaju dari babak penyisihan.

Sungguh memalukan ketika ketua PSSI bersama rombongannya, La Nyalla Mattalitti, dkk datang berkunjung ke kantor Mempora menjumpai Imam Nahrawi untuk memberikan surat Peringatan Terakhir dari FIFA untuk PSSI. Kedatangan ketum PSSI yang ke-tiga-kalinya ini tidak juga berhasil berjumpa dengan Mempora tersebut. Ini mengindikasikan, ada apa antara Mempora dengan PSSI? Teka-teki ini sungguh tidak bisa dijawab dengan baik. Sampai dimana sih kebobrokan PSSI itu? Lalu apa tugas tim transisi yang akan dibentuk oleh Mempora? Mereka mau ngapain PSSI yang baru melaksanakan pemilihan pengurus yang baru, yang notabene hasil-nya dan susunan pengurus PSSI yang baru ini juga diakui oleh FIFA dan AFC? Apakah kepengurusan ini yang telah diakui FIFA, (beritanya disini) yang sudah mencantumkan nama La Nyalla Mahmud sebagai Ketum akan dirombak kembali?

Ingat, tanggal 29 Mei 2015 adalah batas akhir PSSI vs Mempora berselisih, jika sampai tenggat waktu ini tidak cair, maka kita semua bersiap gigit jari dan saling salah menyalahkan. Tidak ada persoalan yang tidak dapat diselesaikan, namun ini sepertinya drama konflik yang sengaja disetting, agar terjadi kekacauan disepakbola. Apalah susahnya untuk membuat agenda pertemuan antara PSSI dengan Mempora untuk mendiskusikan masalah yang timbul?

Sungguh aneh ketika tamu berkunjung, sang tuan rumah tidak ditempat, bukan kali pertama, tetapi sampai tiga kali? Maaf saya bukan pendukung PSSI yang baru, tapi risih dan miris rasanya ketika SepakBola, olahraga yang menghibur dijadikan konflik yang berkepanjangan. Sungguh ironis ketika negara-negara lain terhibur dengan tayangan sepakbola, lah warga negara Indonesia malah dibikin pusing dengan kisruh PSSI vs Mempora, bingung siapa yang benar, siapa yang salah.

Akh, sudahlah ini hanya curahan hati saja, ketika menyaksikan Semifinal LC, terhibur namun sedih membayangkan Timnas kita gigit jari di era Jokowi tidak dapat berpartisipasi hanya gara-gara PSSI vs Mempora. Salam Garuda Jaya gigit jari....!!!

Medan, 06 Mei 2015




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline