Pemanasan Global (Global Warming), adalah masalah sosial yang harus ditangani lebih serius lagi. Dampak dari pemanasan global sudah sangat terasa dalam kehidupan sehari-hari. Pemanasan Global (Global Warming) itu sendiri menurut kamus Wikipedia adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Lapisan Atmosfer yang terdiri dari lima lapisan, yaitu: Troposfer (lapisan paling bawah sekitar 8 km di kutub dan 18 km di khatulistiwa), Stratosfer (letaknya di atas troposfer sampai ketinggian 50 km), Mesosfer (letaknya di atas stratosfer pada ketinggian 50 km – 75 km), Thermosfer/Ionosfer (letaknya di atas Mesosfer pada ketinggian sekitar 75 km hingga 650 km, di lapisan ini tempat pemantulan gelombang radio yang dipancarkan dari bumi untuk kemudian diterima di tempat lain) dan yang terakhir Lapisan Eksosfer (letaknya di atas Thermosfer dan merupakan lapisan paling atas dari Atmosfer) mengalami pemanasan akibat aktifitas manusia, sehingga Cuaca tidak menentu dan Iklim berubah-ubah. Contoh sederhana adalah meningkatnya Suhu di Kota Medan dalam beberapa bulan terakhir ini. Suhu di Kota Medan dan sekitarnya yang paling tinggi adalah sekitar 340C, namun sekarang, suhu di Sumut dan sekitarnya bisa mencapai 370C dan berlangsung dalam kurun waktu yang lama.
Efek rumah kaca disinyalir menjadi penyebab utama terjadinya pemanasan global, efek rumah kaca itu sendiri adalah terperangkapnya panas yang dipancarkan oleh Matahari di dalam Atmosfer Bumi, akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca, antara lain : Uap Air (akibat dari penggunaan alat pendingin ruangan/AC, lemari es), Karbon Dioksida (disebabkan oleh asap kendaraan bermotor, debu, pembakaran dari pabrik, dan limbah industry), Sulfur Dioksida, Nitrogen Monoksida (NO), dan Metana yang menjadi perangkap bagi panas yang dipancarkan oleh Matahari ke Bumi yang berlangsung secara terus menerus yang mengakibatkan meningkatnya panas suhu Bumi. Bisa dibayangkan, bagaimana kelanjutan Bumi kita ini jika hal ini akan berlangsung lebih lama. Pemanasan Global ini sendiri telah memberikan efek yang luar biasa negatifnya bagi perkembangan hidup umat manusia. Menurut prediksi, akan terjadi hal-hal yang memilukan dari efek Global Warming ini, antara lain :
- Hutan Amazon Akan Berubah Menjadi Gurun. Hutan Amazon memiliki cadangan 1/5 air bersih untuk dunia, disamping menyimpan jutaan spesies tanaman maupun binatang yang terancam kepunahannya.
- Hewan-hewan menyusut. Hal ini sudah terbukti, di Hutan Sumatera saja, sudah banyak kita lihat spesies hewan menyusut bahkan hilang jika kita tidak melestarikan hutan kita, Gajah Sumatera, Harimau Sumatera dan Badak Sumatera mengalami ancaman kepunahan. Terutama Badak Sumatara dan Harimau Sumatera yang terkenal itu bakalan hilang dari bumi kita, jika kita tidak melestarikan kembali hutan Sumatera yang telah rusak berat.
- Kota London Diperkirakan Akan Tenggelam Tahun 2100. Penelitian ini sungguh mengagetkan, bagaimana tidak Kota seperti London dan New York bakal tenggelam. Hal ini cukup masuk akal, karena Global Warming akan mengakibatkan naiknya permukaan air laut lebih cepat dari yang diperkirakan, akibat dari penebangan pohon, hutan, dan alih fungsi dari Hutan menjadi pemukiman, atau alih fungsi hutan tropis menjadi hutan sawit.
- Indonesia Akan Kehilangan Ribuan Pulaunya. Hutan Tropis Indonesia menjadi paru-paru dunia, namun kenyataannya, penebangan liar, kebijakan pemerintah yang dengan seenaknya memberikan izin alih fungsi Hutan kepada pihak-pihak pengusaha, makin suburnya Hutan Sawit, rusaknya hutan Mangrove Indonesia telah mengakibatkan sedikitnya 24 pulau kecil dari 17.500 pulau yang ada di nusantara dari Sabang sampai Merauke, diperkirakan 2000 pulau kecil akan hilang sampai tahun 2030.
- Global Warming memicu gerakan Teroris. Hal ini sangat diwaspadai, dan telah ada sinyal akan maraknya aksi terorisme. Di Indonesia ini adalah bahaya laten yang telah diketahui keberadaannya. Banyaknya aksi terror beberapa tahun terakhir ini, mengindikasikan kebenaran dari ramalan akibat global warming. Baru-baru ini bom Boston yang menewaskan 3 warga sipil dan melukai ratusan orang menjadi sinyal jika pemanasan global memicu aksi terorisme. Hal ini disebabkan oleh faktor iklim yang tidak menentu dan tidak meratanya pendapatan akibat kemiskinan yang memicu masyarakat pindah ke Negara maju dan melakukan pekerjaan apapun untuk dapat hidup.
Solusi Terhadap Ancaman Global Warming
[caption id="attachment_241810" align="aligncenter" width="504" caption="Prosesi Penanaman Pohon Jati Di Luar Gerbang Sekolah Oktober - November 2010"][/caption]
[caption id="attachment_241811" align="aligncenter" width="576" caption="Guru dan Siswa Dari Setiap Ekstra Kurikuler Menanam Pohon Jati, Merawat dan Memastikan Tanaman Yang Ditanam Tumbuh"]
[/caption] [caption id="attachment_241812" align="aligncenter" width="576" caption="Kepala Sekolah, Guru dan Paskibra Menanam Pohon Untuk Memperindah Sekolah, Pohon Untuk Generasi berikut"]
[/caption]
Sudah saatnya Masalah Sosial Global Warming ini masuk ke ranah pendidikan, sebab dunia pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan karakter peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. Dunia pendidikan kita harus mampu dan mau berkaca akan pentingnya Negara Indonesia bagi dunia Internasional. Indonesia diharapkan sebagai Negara yang mampu menjaga fungsinya sebagai “Hutan Paru-Paru Dunia”. Hutan Indonesia sangat diharapkan menjadi hutan yang mampu menjaga keseimbangan Bumi dari ancaman Pemanasan Global. Kesadaran warga Indonesia sangat dibutuhkan untuk menjaga lingkungan dan untuk melestarikan alam Indonesia. Salah satu langkah yang sederhana adalah dengan menanamkan kesadaran akan lingkungan bagi peserta didik sedini mungkin. Peserta didik sejak TK sudah dibiasakan untuk mencintai lingkungan. Penerapan yang sederhana akan cinta lingkungan tentunya mulai dari tidak malu untuk membuang sampah pada tempatnya, mengetahui jenis-jenis sampah, mulai dari jenis Sampah Organik (Sampah yang dapat diolah kembali menjadi kompos atau pupuk tanaman), Sampah Anorganik (Sampah yang berjenis plastic dan tidak dapat di daur ulang dengan cara yang sederhana, tapi melalui alat mesin).
Green School merupakan solusi yang perlu di aplikasikan dalam memerangi Global Warming, seperti yang dilakukan oleh SMA Negeri 13 Medan. Menyadari arti pentingnya pohon bagi keseimbangan alam, maka pendidikan berbasis lingkungan menjadi tema dalam Proses Belajar Mengajar, dimana pada mata pelajaran Muatan Lokal, sekolah memberikan materi Pengolahan Sampah Organik menjadi Kompos, Berkebun dan Menanam Pohon di Lingkungan Sekolah. Pohon-pohon besar dan rindang dibiarkan dan menjadi ciri khas SMA Negeri 13 Medan, dimana tempat berlindung dan istirahat yang dinamakan dengan DPR (Dibawah Pohon Rindang). Penanaman Pohon dilakukan di lingkungan sekitar, dimulai tahun 2010 dan sekarang pohon-pohon tersebut telah rindang dan memberikan keindahan pada lingkungan SMA Negeri 13 Medan. Menjadi Green School adalah impian dari sekolah ini sehingga warga sekolah menggalakkan pendidikan berbasis lingkungan, sebab pendidikan berbasis lingkungan mampu menanamkan 5 hal kepada peserta didik, yaitu : Kesadaran, Sikap, Pengetahuan, Keterampilan dan Partisipasi (memberi dengan iklas hati).
[caption id="attachment_241813" align="aligncenter" width="522" caption="Pohon Yang Telah Ditanam Tahun 2010, Kini Telah Memperindah Sekolah. Tampak dari Samping"]
[/caption]
[caption id="attachment_241814" align="aligncenter" width="522" caption="Pohon jati yang telah di tanam untuk generasi yang akan datang, Green School"]
[/caption]
[caption id="attachment_241815" align="aligncenter" width="522" caption="Taman Sekolah yang Indah, sekolah berbasis lingkungan, sekolah hijau"]
[/caption]
Disamping itu, dengan adanya Green School, maka diharapkan mutu pembelajaran di sekoalh semakin berkualitas, dimana Guru lebih fress mengajar karena lingkungan sekolah dan lingkungan kelas yang telah hijau, sejuk dan nyaman. Diharapkan Guru tidak cepat emosi karena ruangan yang hijau dan karakter peserta didik telah dibina dengan baik. Ruangan yang sejuk dan hijau mempengaruhi peserta didik juga untuk lebih aktif dalam menerima pembelajaran. Hutan Sekolah mampu mengurangi suhu panas dalam lingkungan sekolah. Semoga tulisan ini bermanfaat, dan semoga kesadaran akan arti pentingnya pohon mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pohon yang telah di tanam, di rawat, di jaga dan di lestarikan demi kepentingan generasi yang berikutnya.
Nama-Nama Pohon Di SMA Negeri 13 Medan
No
Nama Pohon
Jumlah
1
Jati