Lihat ke Halaman Asli

Caesar Naibaho

TERVERIFIKASI

Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Ujian Akhir Nasional, Antara Prestasi atau Asal Lulus?

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ketika seorang siswa berkata kepada temannya atau kepada Orang Tuanya 'suatu saat nanti ketika aku sudah menjadi diriku yang berhasil, maka kehadiranku akanlah sangat penting dan berguna bagi banyak orang'. Perkataan itu adalah suatu 'semangat' atau 'dorongan' (impulse) yang berasal dari diri Siswa untuk maju ke depan, untuk meningkat ke atas dan untuk berkembang ke samping. Ada dua jenis semangat yang timbul dalam kehidupan kita. Pertama, adalah outer drive yang juga disebut motivation. Bagi siswa/I kelas dua belas atau kelas 3 SMA yang akan mengikuti Ujian Nasional yang akan dimulai besok tanggal 18 s/d 21 April 2011, semangat outer drive ini menjadi dorongan untuk "LULUS" Ujian Nasional Standard Pemerintah. Semua Siswa/I kelas dua belas diseluruh tanah air mulai besok mengikuti Ujian Nasional dengan Nilai rata-rata 5,5. Berbagai usaha telah dilakukan baik oleh Siswa/I itu sendiri maupun oleh Guru, sekolah dan orang tua Siswa/I itu sendiri. Motivasi untuk "LULUS" menjadikan semua aspek Pendidikan bekerja dan bekerja, antara lain:

- Melakukan Try Out ataupun Simulasi dalam mengisi lembar LJK, bagaimana mengisi Biodata Siswa dengan baik, menggunakan pensil 2B dan bagaimana cara melingkari dengan baik. Siswa/I kita dibiasakan untuk mengisi biodata dengan baik agar tidak terjadi error saat pemeriksaan LJK dengan mesin OMR.

- Sekolah-sekolah mengadakan 'Les Tambahan' diluar jam sekolah. Siswa/I kita digodok untuk menguasai materi-materi, khususnya Mata Pelajaran yang di-Ujian Nasional-kan, siswa/I kita diberi latihan-latihan pembahasan soal-soal UN dan pendalaman materi-materi yang diperkirakan akan dimasukkan ke dalam soal-soal UN. Kadang memang kita para Guru sering mendengar Siswa/I kita mengeluh karena sepulang sekolah, mereka hanya diberi waktu 15-20 menit untuk istirahat, makan ataupun jajan di kantin sekolah, setelah itu mereka digodok, diberi materi pelajaran. Jenuh, ngantuk dan bosan membayangi siswa/I kita, namun demi Motivation "LULUS" UN, semua itu harus dilalui, kadang juga dari Guru yang mengajar les mata pelajaran yang di UN kan, terdengar keluh kesah, walau mereka juga dibayar.

- Sekolah-sekolah mengadakan kerjasama dengan Bimbingan Belajar. Ini dimaksudkan untuk mematangkan motivasi Siswa/I untuk mau belajar lebih giat. Setiap bimbingan belajar pasti memiliki kelebihan, memiliki bobot soal-soal yang berbeda. Dan pastinya Bimbingan Belajar memiliki tentor-tentor yang memiliki pengalaman dan trik-trik (carcep) 'cara cepat' menjawab soal-soal mulai dari cara cepat menjawab soal-soal Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia atau Biologi. Buku soal-soal dari Bimbingan Test rekanan kerjasama Sekolah menjadi andalan Siswa/i.

- Mengarahkan Siswa/I kita untuk banyak membaca buku soal-soal, membaca buku pengetahuan umum, sebab membaca yang banyak pastinya memperbanyak khasanah Ilmu Pengatahuan kita.

- Mengadakan doa bersama, ini dimaksudkan untuk mempertebal Iman dan Kepercayaan kita, jangan percaya kepada bocoran-bocoran jawaban, percayalah kepada diri sendiri, sebab Metode ataupun bentuk UN kali ini berbeda dengan UN-UN sebelumnya. Sehingga si Siswa/I kita belum pasti apakah dia tetap Paket A selama 4 hari UN ? ataukah hari ini Paket A, besoknya Paket B dan seterusnya ?, sebab UN kali ini memakai sistem soal 5 paket, yaitu Paket A sampai Paket E, sehingga dijamin soal A sampai dengan soal paket E tidak sama.

- Mengarahkan Siswa/I kita untuk cukup istirahat, jangan bergadang, apalagi jangan keluyuran disaat-saat terakhir akan UN. Banyak Berdoa, Olah Raga secukupnya, kurangi aktifitas, persiapkan alat-alat UN (pensil 2B, papan Ujian, Kartu Nomor Ujian, rambut jangan panjang, pakaian sekolah yang rapi).

- Setelah selesai Ujian Akhir Semester (UAS), Siswa/I kita kelas dua belas baik IPA maupun IPS tidak dibebani lagi oleh pelajaran-pelajaran yang tidak di UN kan, namun diberi motivasi untuk membaca dan membahas soal-soal latihan UN.

Usaha-usaha diatas adalah bentuk usaha sekolah maupun usaha Guru untuk memotivasi Siswa/I agar sukses dan "LULUS" UN. Sebab Kelulusan adalah harga mati setelah selama tiga tahun menimba ilmu, setelah selama 3 tahun dilaksanakan kegiatan belajar mengajar diadakan, setelah proses pembelajaran telah berlangsung selama 3 tahun. Inilah saat-saat yang dinantikan, apakah Sekolah tempat siswa/I menimba 'Ilmu' telah sukses menjadi tempat yang benar-benar berfungsi sebagai penyedia 'ilmu'. Memang benar siswa/I menimba ilmu disekolah, namun 'ember' penampung 'ilmu' itu kadang pasti ada yang bocor atau tidak penuh, sehingga terjadi kegagalan dalam proses belajar mengajar. Inilah pembuktian mana siswa/I yang sukses mengisi ember 'ilmu'-nya dengan penuh, setengah, atau malah kosong sama sekali.

Bagaimana kita menilai jika siswa/I kita telah sukses mengisi ember 'ilmu' mereka selama tiga tahun proses pembelajaran berlangsug ? Penilaian adalah salah satu indikator yang dilakukan untuk mengukur pencapaian Kompetensi Peserta Didik sebagai hasil proses belajar yang ditetapkan oleh Kurikulum Satuan Pendidikan. Oleh karena itu Guru sebagai orang yang menjadi 'pendidik' dan dekat dengan Siswa/I wajib hukumnya untuk melakukan Penilaian selama dan setelah proses pembelajaran berdasarkan pada suatu kompetensi dasar atau standard kompetensi telah selesai diajarkan. Menurut Kmendiknas, Ujian Nasional (UN) diselenggarakan dengan tujuan antara lain untuk mengukur pencapaian kompetensi lulusan peserta didik secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta untuk memetakan tingkat pencapaian hasil belajar siswa pada tingkat sekolah dan daerah.

Selama ini kegiatan Ujian Nasional (UN) seperti momok yang sangat menakutkan bagi seluruh siswa/I di tanah air ini. Jika bicara tentang UN, maka selalu muncul pro dan kontra, dimana UN selalu digadang-gadang sebagai Ujian yang sia-sia, Ujian yang hanya menghambat laju seorang Siswa/I untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Bisa kita lihat kontroversi-kontroversi yang muncul akibat hasil UN, dimana :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline