Lihat ke Halaman Asli

Caesar Naibaho

TERVERIFIKASI

Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Apapun Ceritanya, Pemenang Tanggal 22 Juli Adalah Tetap Rakyat

Diperbarui: 18 Juni 2015   05:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14057395821591363780

[caption id="attachment_315981" align="alignnone" width="300" caption="Persiapan Buka Bersama Kompasiana dan Tanoto Foundation Sumber : @TanotoEducation"][/caption]

Akhir minggu ini bingung mau nulis apa di Kompasiana, kekalahan Argentina dari Jerman di Piala Dunia 2014 masih menyisakan kegalauan di hati saya, bagaimana tidak? Dukungan 100% akan Tim Tanggo ini membuat saya malas beberapa hari ini buka Sosial Media seperti Facebook, karena sangat rawan akan buly paska kemenangan Jerman via gol semata wayang Mario Gotze, sang super sub ini telah membuyarkan mimpi rakyat Argentina dan juga prediksi saya yang saya buat se-ilmiah mungkin..he.he.he Ilmiah coy...

Untung Kompasiana membuat sebuah acara yang besar dan sangat menarik untuk diikuti, acara ini bertajuk Buka Bersama oleh Kompasiana bekerja sama dengan Tanoto Foundation untuk para Kompasioner daerah Medan dan sekitarnya yang diharapkan bisa datang. Daftar peserta telah menyentuh angka 112 orang dan akan meramaikan Gedung Uniland - Business Center Lt. 8 (delapan),  Jl. Let. Jend. Mt. Haryono, Medan mulai pukul 15.00 sampai dengan selesai. Acara ini bertajuk Kopdar, Nangkring bersama, Buka Puasa dan yang paling seru adalah Bedah Buku “Oase Pendidikan di Indonesia: Kisah Inspiratif Para Pendidik” atau “Menjadi Sekolah Terbaik: Praktik-praktik Strategis dalam Pendidikan” sekaligus akan mendapatkan informasi menarik bagi yang berminat untuk mengikuti lomba resensi buku Tanoto Foundation yang akan dilaksanakan dari tanggal 11 Juli – 07 Agustus 2014.

Kesempatan Bertemu dengan Om Jay

Namun, yang paling menarik perhatian saya adalah Narasumber yang akan mengisi acara ini, ada Pak Ibe Karyanto, Pendiri Sanggar Anak Akar dan Penulis Buku Oase Pendidikan Indonesia, ada Ibu Anita Lie, Dosen Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya dan Penulis Buku Menjadi Sekolah Terbaik, dan ada Bapak Wijaya Kusumah, Kompasianer dan Guru Paling Ngeblog Kompasiana 2012. Adalah kesempatan langka untuk bertemu dan berbagi ilmu pengetahuan dengan orang-orang hebat, kreatif dan inovatif menurut pandangan saya. Orang-orang yang tentunya telah berbuat banyak untuk kemajuan bangsa ini. Sebelumnya saya belum pernah mendengar nama Pak Ibe, Ibu Anita, namun dengan nama terakhir, OM JAY? Nama panggilan yang sangat akrab di mata saya ketika membuka sosial media seperti Facebook dan Kompasiana adalah nick name dari Wijaya Kesumah yang selalu menghiasi halaman FB saya, karena saya berteman dengan beliau dengan latar belakang mendidik yang sama. Kami adalah korban dari pemaksaan Kurikulum 2013 yang katanya adalah Kurikulum Proyek menghabiskan triliyunan rupiah.

Saya bukan mau mengorek-orek harga proyek ini, namun yang saya perjuangkan dengan Om Jay adalah kenapa blunder penghapusan mata pelajaran TIK ada di Kurikulum baru ini yang katanya lebih bagus dari kurikulum KTSP? Kenapa guru-guru TIK yang dijadikan korban dengan alasan yang tidak masuk akal dan diluar logika sederhana? Setelah sekian lama hanya komunikasi via sosial media, kesempatan langka inipun datang, saya akan bertemu langsung dengan salah satu blogger terbaik di negeri ini, dengan tulisan-tulisan sederhana yang memukau, beliau mampu menyabet gelar “Guru Paling Ngeblog Kompasiana Tahun 2012” sesuatu prestasi yang membanggakan dan patut ditiru oleh guru-guru muda seperti saya.

Beasiswa Tanoto

Kesempatan langka berikutnya yang bakalan didapat dari Bukber bersama ini adalah dapat mengetahui lebih jelasnya mekanisme beasiswa Tanoto Foundation, khusus untuk di Universitas Sumatera Utara, kesempatan yang paling unik adalah bertemu dengan rekan-rekan Kompasiana di Medan, kesempatan yang tentunya sangat kita harapkan setelah pengumuman KPU tanggal 22 Juli 2014 nantinya negara kita tetap aman dan terkendali, kita tetap dapat berteman, bersaudara, tidak rusuh, dapat menerima hasil Pemilu dengan baik tanpa harus ada pengerahan massa yang berpotensi menimbulkan kerusuhan dan konflik diantara kita.

Kita adalah masyarakat yang ber-“Bhineka Tunggal Ika”, negara yang tetap menganut perbedaan adalah kekuatan besar kita. Kita harus bisa menerima hasil Pemilu yang seperti faktanya akan mengarah ke Nomor 2 dengen lapang dada, tanpa harus ada peng-kambing hitamkan masyarakat. Masyarakat toh telah sadar tanpa paksaan apalagi intimidasi untuk memilih siapa Pemimpin yang layak. Kedamaian dan Kerukunan harus tetap kita jaga pasca hasil Pengumuman KPU, semoga saja pak Prabowo beserta dengan koalisi gemuknya dapat menerima Hasil Pemilu dengan baik, tanpa harus diselesaikan di MK apalagi pengerahan massa seperti yang diberitakan. Semoga...!!!, semoga Bukbernya tidak ada masalah, semoga bermanfaat dan mendapatkan hadiah yang menarik, mendapatkan teman yang baru, semoga...!!!

Medan, 19 Juli 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline