Lihat ke Halaman Asli

Caesar Naibaho

TERVERIFIKASI

Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Rame-Rame Dukung Jokowi Karena Keteladanan, Sikap dan Kesederhanaan Beliau (Menjadi Relawan Tanpa Pamrih)

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14077133892096916286

[caption id="attachment_318705" align="aligncenter" width="300" caption="Para Guru Korban Kurikulum 2013 Rame-Rame Bergaya Dengan Jari Berbentuk Nomor 2 (Dok. Pribadi)"][/caption]

Sejak menjadi Walikota Solo dengan gebrakan menggunakan Kiat Mobil Esemka hasil karya SMK 2 Surakarta menjadi mobil dinasnya dan memperjuangkan Mobil rakitan anak-anak SMK yang 80% bahannya dari dalam negeri, 20% Import ini menjadi Mobil Nasional, telah menyadarkan saya bahwa pak Jokowi adalah orang yang bersahaja. Menolak mobil dinas, tidak mengambil gajinya, memanusiakan para PKL, menata kota Solo menjadi Kota Terbaik di Indonesia, salah satu di dunia Internasional dengan brandingSolo: The Spirit of Java”, yang paling fenonemal tentunya sukses menjadi Walikota Terbaik nomor 3 di dunia, sungguh menjadi inspirasi kaum muda Indonesia.

Kesuksesan besar akan menanti setelah melewati sukses-sukses kecil, begitulah gambaran saya akan perjalanan karier pak Jokowi. Bagaimana tidak, setelah sukses dua periode menjabat Walikota di Solo, beliau maju menjadi Calon Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Ahok yang juga sukses menjadi Walikota Bangka Belitung. Seakan memang ditakdirkan untuk menjadi duet maut, pasangan yang merupakan pendatang ini mampu memenangkan Pilgub DKI dengan mengalahkan petahanan Foke-Nara dengan selisih suara yang cukup signifikan. Setelah menjabat, pasangan ini sangat kompak, pembagian tugas yang jelas menjadi modal utama, selain itu, memang pasangan ini dikenal sebagai pasangan yang gila kerja. Pak Jokowi dan Ahok langsung blusukan, jika pak Jokowi blusukan di kawasan-kawasan kumuh Jakarta, kolong-kolong Jembatan, waduk-waduk Jakarta yang penuh sampah, bahkan sampai masuk gorong-gorong, maka pak Ahok blusukan di kantor-kantor pelayanan public Jakarta, melihat kinerja PNS Jakarta yang dikenal memang pemalas, mengurusi administrasi dan menata Jakarta ke arah yang lebih baik. Kartu Jakarta Sehat dan Jakarta Pintar salah satu dari sekian banyak program yang sangat sukses dan akan terus dikembangkan serta diterapkan setelah beliau syah menjadi Kepala Negara Republik Indonesia bersanding dengan Pak Jusuf Kalla sebagai Wapresnya.

[caption id="attachment_318706" align="aligncenter" width="300" caption="Suami Istri Kompak Pilih Nomor 2 (dokpri)"]

14077135191982592493

[/caption]

Kesahajaan, Kesederhanaan hidup serta Suri Teladan yang ditunjukkan beliau selama menjadi pejabat public menjadikan saya tidak ragu untuk mengidolai beliau dan yakin dia akan menjadi the Next President setelah PDIP lewat mandat Megawati Soekarnoputri mencalonkan Jokowi menjadi Presiden RI di Pemilu 2014. Banyak suara-suara sumbang dan tidak pede dengan pencalonan beliau, banyak pihak bahkan dari PDI tidak setuju dengan majunya si krempeng ini menjadi Capres, namun tidak dengan saya, saya tetap yakin Jokowi akan menang, apalagi ternyata disandingkan dengan Jusuf Kalla yang memiliki rekam jejak yang baik, tokoh kenegarawan yang juga arif, sedikit banyak sudah tau persoalan-persoalan Negara ini karena pernah sebagai Wakil Presiden periode pertama Kepemimpinan SBY. Dukungan saya akan Jokowi ternyata membawa pengalaman unik, disekolah tempat saya mengajar, periode Juni-Juli sering terjadi perdebatan yang alot antara saya bersama dengan teman-teman guru yang mendukung Jokowi dengan guru-guru pendukung pak Prabowo, bahkan sampai sekarang jika pembicaraan menyinggung tentang perilaku anak-anak kita yang memang sudah sangat kurang menghargai/menghormati guru-guru, maka salah seorang guru perempuan yang sangat ngefans jika tidak mau dibilang menggilai pak Prabowo akan selalu mengagung-agungkan Prabowo dibandingkan pak Jokowi, persoalan ketegasan, si guru wanita ini akan selalu berkata Prabowo lebih tegas dari Jokowi, latar belakang militer menjadi acuan dia, maka apabila berdebat dengan dia bagaikan debat kusir karena dia tidak mau kalah.

[caption id="attachment_318707" align="aligncenter" width="300" caption="Salah Satu Debat di Medsos Soal Black Campaign (dokpri)"]

14077135931854078538

[/caption]

Bahkan suatu ketika, saya mengomentari status ibu guru ini di FB masalah dukungan terhadap Capres masing-masing, maka saya menjadi bahan olok-olok, bahan ejekan, dia bersama suaminya kompak menyerang status saya dengan kata-kata yang menjurus kasar dan menyinggung perasaan, akhirnya saya diam. Begitu juga dengan teman saya guru yang mungkin pengikut PKS, distatusnya sering memfollow berita-berita dari pkspiyungan, bahkan dari obor rakyat sering di posting. Melihat black campaign yang dia sebarkan, saya sebagai teman sering membantah apa yang dia infokan dengan kebenaran tentang Jokowi, namun lagi-lagi teman-teman dia yang tidak saya kenal malah menyerang saya. Perdebatan yang seru ini sering kali berakhir dengan kata-kata yang menyingung perbedaan Agama dan Suku, karena jika sudah bersinggungan dengan Agama dan Suku, maka saya lebih memilih diam.

[caption id="attachment_318708" align="aligncenter" width="300" caption="Salam Dari Pak Jokowi-JK (editpri)"]

14077136631878215535

[/caption]

Nah, Pemilu telah usai KPU sebagai penyelenggara pemilu telah menetapkan Calon Terpilih yaitu pak Jokowi-JK. Ucapan syukur telah saya ucapkan, walau kelihatan bahwa nomor urut 1 tidak puas dan membuat lelucon-lelucon di MK, sungguh jauh berbeda dengan kondisi saat gugatan di MK tahun 2009 yang lalu, dimana saat itu bukti dan fakta lebih lengkap. Walau sangat puas dengan keberhasilan Jokowi-JK karena kesediaan relawan nusantara yang secara rapi satu suara, satu kata dan satu pilihan memilih Jokowi-JK walau tidak dibayar sepeser pun. Saya masih ingat, Bapa Uda (sebutan untuk adeknya Bapak) menelepon dari Bekasi agar tidak lupa memilih nomor urut-2, beliau dengan panjang lebarnya menceritakan kenapa harus memilih Jokowi-JK, semua keluarga ditelepon, padahal dia bukanlah siapa-siapanya Jokowi. Demikian juga dengan Ibu saya yang sangat ngefans dengan Jokowi-JK, bahkan dengan anak saya yang masih berumur 3 tahun sudah kenal dengan Jokowi-JK. Jika beliau-beliau muncul di layar televisi, maka dia akan berkata “ih pa, liat itu JokowiJK, itu JokowiJK” sambil ketawa memperlihatkan wajah yang gembira polos setengah jingkrak-jingkrak. Sungguh fenomenal memang Pilpres kali ini, Jokowi memang seakan-akan memiliki maghnet yang mampu memikat hati seluruh rakyat Indonesia untuk memilih dia. Saya jadi ingat kata bapak Dewan Pastoral Paroki kami, apakah ini pemimpin Indonesia yang ditakdirkan? Hanya waktu yang bisa menjawabnya, jika setelah dilantik mampu berkarya dan menjadikan Indonesia Negara kuat, maju dan berdiri sendiri? Maka pilihan kita tidak salah, semoga Revolusi Mental yang beliau gagas mampu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia seutuhnya. Merdeka !

Medan, 10 Agustus 2014

[caption id="attachment_318709" align="aligncenter" width="300" caption="Selamat Buat Pak Jokowi-JK, Semoga Mampu Menjawab Amanah Rakyat (editpri)"]

1407713714962876781

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline