Lihat ke Halaman Asli

Agus Subali

Penikmat keheningan.

Konflik Palestina Israel: Ternyata Tidak Ada Masalah di Sana

Diperbarui: 22 Oktober 2023   15:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bendera Israel dan Palestina. Dua negara yang dilanda konflik selama 75 tahun. Sumber: washingtonInstitute.org  Via Kompas.com

Pada hari-hari awal saat terjadi Perang Enam Hari 1967, yang menyita perhatian dunia, ada seorang wartawan muda bertanya kepada mantan Perdana Menteri Inggris Harold Macmillan; "Apa pendapat Anda terhadap situasi di Timur Tengah?" tanya wartawan. "Tidak ada masalah di sana" Jawab Macmillan dengan santai. 

Sang wartawan terperangah dengan jawaban politikus kawakan tersebut. 

"Pak, saat kita bicara ini, bom-bom berjatuhan merenggut nyawa ribuan orang. Bagaimana mungkin Anda bilang tak ada masalah" ketus wartawan.

 Setelah mendengar ceramah wartawan tersebut Macmillan menjawab "Bung, setiap masalah ada solusinya. Nah, Perang Arab Israel tak ada solusinya. Maka itu bukan masalah."

-----

Senin 22 Mei 1967, Pemerintah Mesir, lewat siaran radio mengumumkan blokade terhadap kapal-kapal Israel di Selat Tiran. Kebijakan tersebut adalah wujud perang terbuka dari Pemerintah Mesir yang dipimpin Gamal Abdul Nasser terhadap Israel.

Mesir ingin mengganggu, lebih tepatnya mematikan Israel secara ekonomi--dan Israel tidak mau itu terjadi. Tidak terima dengan kebijakan Mesir; Senin 5 Juni 1967, pagi hari sebanyak 70 ribu tentara, 200 pesawat, dan 700 tank Israel merangsek masuk ke Semenanjung Sinai--wilayah yang dikuasai Mesir--melakukan serangan besar-besaran terhadap Mesir.

Pangkalan udara tempat konsentrasi pesawat tempur AU Mesir jadi sasaran utama. Pesawat tempur Mesir remuk sebelum sempat mengudara. Angkatan Udara Mesir lumpuh tak berkutik.

Tidak menyangka dengan serangan dadakan dan terorganisir tersebut Mesir kewalahan. Semenanjung Sinai dan Jalur Gaza mampu direbut Israel dengan mudah--kelewat mudah. Dan cerita belum selesai.

Yordania dan Suriah diseret ikut terlibat oleh Mesir. Raja Hussein pemimpin Yordania mengalami dilema. Ikut barisan Mesir sama saja cari mati, tidak ikut akan muncul revolusi dari rakyatnya sendiri.

Benar dugaan Yordania, Israel makin menjadi; wilayah Yerussalem Timur dan Tepi Barat berhasil direbut dari Yordania. Nasib yang sama dialami Suriah yang juga kehilangan Dataran Tinggi Golan. Pada Minggu, 11 Juni 1967 gencatan senjata ditandatangani. Israel menang.

Perang Enam Hari menelan korban 20.000 nyawa di pihak Mesir, Yordania, dan Suriah. Dan Israel kehilangan 1000 tentaranya. Peta geopolitik Timur Tengah berubah total sejak saat itu.

Benang Kusut Perdamaian

Pada Sabtu (7/10/2023) Hamas menyerang Israel dengan menembakkan ribuan roket. Ada dua pendapat; Hamas melakukan provokasi dan satunya berpendapat Hamas melakukan yang seharusnya dilakukan. Selain itu puluhan militan Hamas memasuki teritori Israel dengan para layang. Inilah Operasi Hamas yang paling serius.

Ratusan korban jatuh di pihak Israel. Tak terima ratusan rakyatnya jadi korban; Israel membalas dengan mengerahkan jet-jet tempurnya. Israel ibarat lebah yang diganggu. Minggu (8/10/2023) Israel menyatakan perang. Jalur Gaza tempat militan Hamas digempur. Banyak bangunan hancur, banyak juga warga sipil Palestina meregang nyawa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline