Lihat ke Halaman Asli

Agus Subali

Penikmat keheningan.

Kelahiran Buah Cinta: Sebuah Proses Perjuangan Menjaga Kelestarian Gen

Diperbarui: 1 Maret 2023   21:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                             Foto saya saat di pelaminan: Dok.Pribadi

Kehidupan rumah tangga punya kisahnya masing-masing. Ada orang yang ekonominya mapan. Dikaruniai anak-anak sehat dan lucu. Suami atau istri yang cakep dan setia. Ada yang ekonominya pas-pasan. Hidup penuh dilema. Pun bernuansa drama. Mendamba anak tak kunjung jua. Aura perselingkuhan terus mendera. Ya, begitulah. Selamat datang di dunia fana.

----

Fitrahnya setiap pasangan ingin punya keturunan. Faktanya, tidak demikian. Sebagian kecil pasangan tidak sependapat. Mereka secara tegas tidak menginginkan kehadiran anak.  Bendera childfree dikibarkan. Alasannya beraneka. Salah satunya: tidak ramah lingkungan.

Kehadiran satu spesies manusia akan menambah beban bumi. Menambah daftar kemalangan dan kerusakan ekosistem. Sebagaimana ramalan ahli demografi Robert Malthus. Grafik pertumbuhan penduduk dan pangan selalu berseteru. Tak pernah akur. Yang satu ke kanan, satunya ke kiri. Over populasi adalah malapetaka.

Logika itu tidak salah, juga tidak seratus persen benar. "Di manakah tempat yang paling indah, penuh dengan kelimpahan kehidupan, udaranya masih murni, airnya masih sehat dan langitnya biru?"  Tempat yang di situ tidak ada manusianya.

"Dimanakah tempat yang hangat, tempat bertukar cerita dan derita yang membuat kita bahagia, merasa hidup punya makna?" Tempat di situ dihuni orang-orang saling peduli satu sama lain: keluarga!

Ranah ekologis bertarung dengan ranah sosial-psikologis. Aku membatasi diri untuk tidak berdebat tentang pro kontra kelahiran anak. Alasannya, tidak punya kapasitas ilmiah. Itu pilihan masing-masing. Jalan hidup masing-masing.

Aku menikah dan ingin punya anak. Itu pilihanku. Naluri primitif setiap makhluk hidup adalah berkembang biak. Selain bernafas dan bergerak. Itu juga berlaku mulai dari tonggeret sampai cihuahua. Dan diriku masih memelihara naluri primitif itu. Sama seperti spesies yang lain.

Dianugerahi buah cinta adalah anugerah. Hambar rasanya--menurutku--sebuah rumah tangga tanpa tangisan seorang bayi. Hening. Sunyi. Atau malah beraroma kehampaan.

Rumah yang temboknya penuh coretan abstrak bocil--misal gambar manusia berkepala garpu--akan lebih bernyawa dibanding tembok bersih mulus putih. Ini hanya pendapat pribadi. Tidak mewakili delapan milyar Homo sapiens yang melata di atas bumi.

Pengalaman Program Hamil

Saat menikah usiaku 30, istri 24 tahun. Usia segitu masih ganas-ganasnya. Seperti buldoser baru keluaran pabrikan Jerman. Cepat panas, pun dengan raungan yang ekspresif . Pengennya ngegas terus. Gas pol, rem blong.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline