Lihat ke Halaman Asli

Agus Setiawan

Mahasiswa

Menuju Presidensi G20 Tahun 2022, Apakah Indonesia Siap?

Diperbarui: 30 Juni 2021   13:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada tahun 2022 menjadi kesempatan bagi Indonesia sebagai presidensi untuk menjajaki isu-isu yang menjadi isu "panas" di berbagai sektor terutama pada saat pandemi COVID-19 sekarang ini. Negara anggota G20 saat ini dihadapkan dengan permasalahan perekonomian global akibat dampak COVID-19. Indonesia sebagai presidensi yang akan datang harus memimpin pembahasan yang lebih konkrit terkait penanganan COVID-19 yang berimbas pada penurunan perekonomian global, yang selaras dengan tujuan G20 itu sendiri yaitu menjaga kestabilan perekonomian global. 

Andrie Vitra Diazmara, Sub Koordinator Multilateral II, Biro Kerja Sama Luar Negeri, Kemenkes menyampaikan bahwa Indonesia akan mengusung 3 isu prioritas bidang Kesehatan yang erat kaitannya dengan kondisi global saat ini dan diprediksi akan masih menjadi isu yang "seksi" untuk dibahas pada tahun 2022. Tiap isu prioritas akan dibahas pada health working group yang nantinya menghasilkan rekomendasi yang akan dituangkan pada Deklarasi Kesehatan negara G20 dan ditetapkan pada pertemuan tingkat Menteri Kesehatan.

Presidensi G20 yang hanya akan terulang setiap 20 tahun merupakan capaian yang luar biasa bagi Indonesia dan kesempatan emas untuk merancang pembahasan demi memperbaiki perekonomian yang terpuruk akibat pandemi COVID-19 bersama-sama dengan negara G20 lainnya terutama dengan meningkatnya pembiayaan Kesehatan global, ungkap Andrie Diazmara. 

Indonesia merupakan satu-satunya negara ASEAN yang bergabung menjadi anggota G20 bersama dengan 19 negara lainnya, dimana diantaranya terdapat Negara maju dan Negara berkembang yang memiliki perekonomian terbesar, yang termasuk di dalamnya Bank Sentral dan Uni Eropa. Forum G20 sendiri pada hakikatnya fokus terhadap perbaikan perekonomian global, yang mulai membahas terkait isu Kesehatan pada saat presidensi China tahun 2016. Kerja sama multilateral sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan aksi global dalam penanganan pandemi Covid-19, dan mendorong percepatan pemulihan ekonomi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan lebih berdaya tahan (resilient).

Penulis: Agus Setiawan 

Narasumber: Andrie Vitra Diazmara, S.Sos, MIR ( Sub Koordinator Multilateral II, Biro Kerja Sama Luar Negeri, Kementerian Kesehatan RI)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline