Masyarakat Indonesia dikejutkan oleh tragedi Mako Brimob yang menewaskan lima anggota polisi dan satu narapidana. Peristiwa ini menyisakan pertanyaan, kenapa para narapidana terorisme tersebut dapat menguasai Mako Brimob. Mungkin itu tidak terlepas dari pelatihan strategi dan militer yang didapatkan para napi tersebut saat dipersiapkan menjadi seorang teroris.
Evaluasi atau introspeksi apa yang akan dilakukan oleh Polri dan pemerintah dalam menangani narapidana terorisme adalah hal yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat.
Di sela-sela kegiatannya pak Moeldoko Kepala Staf Kepresidenan mengungkapkan beberapa hal yang harus dikaji terkait penanganan narapidana terorisme. "Kita harus mengkaji lagi baik itu dari segi peraturan atau pun penempatan untuk para narapidana tindak pidana terorisme ini" jelasnya.
Di tempat lain wapres Jusuf Kala mengungkapkan sulitnya menangani narapidana terorisme, "napi teroris itu serba salah, kalau dipisahkan menjadi virus, tapi kalau disatukan jadi universitas" jelasnya, artinya memang perlunya penanganan khusus untuk menangani para narapidana kasus tindak pidana terorisme ini.
Tentunya, masyarakat Indonesia mengharapkan solusi terbaik dari permasalahan tersebut, agar terciptanya kondusifitas dan rasa aman bagi masyarakat.
Agus Salim
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H