"Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan di atas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa." (Soekarno).
Pesta demokrasi dengan beragam euforianya merupakan tahapan bersejarah bagi bangsa Indonesia dan menjadi tonggak penting bagi eksistensi bangsa Indonesia. Berjuta harapan tersemat kepada pemimpin baru sebagai mandataris rakyat.
Janji yang tertuang dalam visi dan misi mereka, yang acapkali disampaikan dalam tahapan kampanye terbuka dan debat kandidat menjadi sesuatu hal yang sangat dinanti seluruh rakyat dalam hal pembuktian atas janji-janji yang pernah mereka sampaikan.
Ekspektasi yang luar biasa dari segenap rakyat Indonesia agar sosok pemimpin baru pilihannya nanti mampu mengayomi, melindungi, dan mengakomodir segala bentuk kepentingan rakyatnya (populis), tak lagi-lagi terjebak pada kepentingan pribadi, kelompok atau golongannya saja dan tak ada indikasi untuk melanggengkan dinasti kekuasaan semata, gila kekuasaan ataupun over ambisius.
Karena sekali lagi, rakyat hanya menginginkan hal-hal yang sangat sederhana berupa situasi yang aman, nyaman dan damai, pendidikan yang murah & berkualitas, harga-harga kebutuhan pokok yang terjangkau, pelayanan kesehatan yang layak dan tentunya tak ada diskriminasi dalam hal/bentuk apapun.
Sejatinya pemimpin adalah pelayan, siap melayani bawahannya, siap melayani rakyatnya. Jangan sampai pola kepemimpinan yang dijalankan penuh dengan anomali, yang ujung-ujungnya rakyatlah yang menjadi korban.
Senada dengan hal tersebut, menarik apa yang dikemukakan Kartini Kartono (2005:194), bahwa jangan hendaknya kita mengidealisasi tokoh pemimpin dengan sebutan-sebutan gagah perwira, bagus, berkepribadian seperti banteng, dengan mata magnetis dan suara menggelegar bagaikan guruh di langit, berwibawa, jujur seperti dewa, dan atribut-atribut lain-lainnya yang muluk-muluk. Semua itu adalah wishful thinking, yang paling penting bagi kita adalah :
- kita memerlukan pemimpin yang baik dan bijaksana penuh rasa kemanusiaan;
- tidak menempatkan individu-individu yang egoistis dan overambisius, yang selalu mementingkan kepentingan sendiri dan gila kekuasaan sebagai pemimpin;
- lebih-lebih lagi tidak mengangkat seorang pemimpin yang tidak mampu bertanggung jawab.
Perlu ditambahkan pula bahwa dalam implementasi kepemimpinannya, seorang pemimpin haruslah memiliki sifat/unsur, seperti yang dikemukakan Gatot Iswantoro (2013:77), yaitu sebagai berikut:
- Integritas dan Etika
Seorang pemimpin harus memiliki integritas dan etika. Ia muncul dari perkembangan pribadi dan sikap profesionalisme yang berkesinambungan. Tatanan kesantunan dalam kepemimpinan sangat menjiwai dan memberikan makna yang dalam pada pola-pola kepemimpinan yang ada.
- Sikap dan Prinsip
Di dalam kepemimpinan harus muncul sikap dan prinsip. Seorang pemimpin harus memiliki ketegasan dan konsistensi terhadap prinsip, berani bertanggung jawab atas apa yang dilakukan atau yang telah diputuskan dan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama. Satu kata antara perkataan dan perbuatan.
- Wawasan dan Visi
Seorang pemimpin harus memiliki pendidikan yang memadai, mempunyai sikap pandang yang luas dan memiliki visi yang jelas ke arah mana sasaran yang hendak dicapai dalam periode kepemimpinannya. Pola pandang ke depan harus ditunjang dengan tekad dan niat melakukan suatu kebaikan dan pengembangan menuju kea rah yang positif.
- Energi dan Antusiasme
Seorang pemimpin harus mempunyai dan mampu memunculkan energy dalam diri yang luar biasa dan dapat membangkitkan antusiasme yang dipimpinnya terhadap kinerja yang dilakukan dan diciptakannya. Kesemuanya pada hakikatnya bermuara dari apa yang dicintai dan diyakini.
- Keberanian dan Kekerasan Hati
Seorang pemimpin harus tahan uji siap menghadapi kenyataan dan setiap isu yang muncul, berani menghadapi tantangan dan tidak selalu menghindar atau mencari selamat. Sikap seorang pemimpin harus mampu memberi rasa aman dan memberikan motivasi yang kuat bagi bawahannya.
- Apresiasi dan Empati
Seorang pemimpin harus dapat memahami dan menyelami perasaan orang lain. Seorang pemimpin harus dinamis dan senantiasa tanggap pada setiap perubahan.
- Keyakinan dan Komitmen
Di dalam diri seorang pemimpin harus ada pemahaman bahwa keyakinan merupakan unsur yang kuat dan setiap tindakan harus sebanding dengan keyakinan tersebut. Dengan pandangan tersebut maka padanya diharapkan mampu untuk mendorong adanya kerjasama tim atau menciptakan team work yang kiranya dapat mengikuti gerak dinamisasi kepemimpinannya.
- Kepercayaan Diri dan Konsekuensi
Setiap pemimpin harus memiliki rasa percaya diri yang tinggi namun tidak sombong, bersikap sewajarnya, bersedia untuk menerima kritik, menerima persaingan yang sehat.
- Persepsi dan Kesadaran
Dalam pandangan seorang pemimpin harus tertanam pengertian bahwa keyakinan kita belum tentu diyakini oleh orang lain, melalui kesadaran dan kesabaran timbal balik muncul pemahaman atas keyakinan bersama.
- Mampu dan Menyadari
Setiap pemimpin harus memiliki kemampuan yang prima, kesehatan dan ketahanan diri yang memadai dan senantiasa siap untuk berkembang, berwawasan luas, memiliki kajian analisa yang tajam dan dapat mengembangkan bawahannya untuk kelak menjadi pemimpin bukan hanya sekedar sebagai pengikut.
- Memahami Situasi dan Diplomasi
Seorang pemimpin harus menyadari dan memahami situasi yang dihadapi dan harus mampu bertindak atas dasar pemahaman tersebut dengan cara-cara yang penuh perhitungan mengetahui kemampuan lingkungan yang ada, jika perlu memamnfaatkan situasi lingkungan untuk suatu kepentingan dengan tujuan yang bersifat positif.
- Mengembangkan dan Inspiratif
Seorang pemimpin harus senantiasa merasa tidak cepat puas, selalu tertanam keinginan untuk berkembang dan mengembangkan lingkungan yang dipimpinnya. Keinginan untuk selalu berkembang secara langsung akan merangsang impuls-impuls daya pikirnya untuk selalu bekerja keras (tetapi tanpa melupakan hal-hal yang bersifat manusiawi).
- Pengambil Keputusan dan Bijaksana
Seorang pemimpin adalah seorang pengambil keputusan dan setiap keputusan yang diambil harus merupakan butir-butir pemikiran yang telah dipertimbangkan secara mendalam, bijak dan penuh perhitungan. Setiap keputusan karena ditujukan untuk kepentingan manusia, maka sudah barang tentu harus berpijak pada dasar-dasar fungsi kemanusiaan.
Pemimpin terlahir dari rakyat, pemimpin tidak datang dengan sendirinya. Ada sebuah kekuatan yang dahsyat yang bernama rakyat, sehingga seseorang menyandang gelar sebagai seorang pemimpin. Kita sudah sangat rindu dengan sosok pemimpin yang pro rakyat.
Kita rindu dengan sosok pemimpin yang mampu mendobrak tirani dan mampu mendorong bangsa ini menuju ke sebuah perubahan yang hakiki. Kita sudah kenyang dibodohi dan dibohongi, kita sudah bosan dinina bobokan dengan janji-janji manis mereka. Bukan pemimpin NATO (No Action Talk Only) yang kita harapkan. Tapi, pemimpin yang konsisten dengan apa yang selama ini mereka janjikan dan orientasi kepemimpinannya terfokus pada kepentingan rakyatnya semata.
Oleh karena itu, stigma yang selama ini terlanjur melekat pada sebagian pemimpin kiranya menjadi bahan kontemplasi bagi para pemimpin yang akan datang. Tanggung jawab moral kepada Sang Pencipta dan kepada rakyatnya menjadi landasan utama dalam menjalankan roda kepemimpinannya. Semoga...