Menikmati tontonan bola, stadion JIS adalah yang terbaik dibandingkan banyak stadion lain di Indonesia. Tidak dipisahkan lintasan atletik, tidak terdapat pilar sehingga pandangan ke pemain dekat , luas tidak terhalang. Design stadion sangat bagus, elegan berbeda dengan kebanyakan stadion yang ada dengan pilihan jenis rumput sudah tepat yakni Zoysia grass (Zoysia spp).
Berbicara rumput lapangan olahraga (sport turfgrasses), tidak semua jenis rumput bisa digunakan atau direkomendasikan. Rekomendasi FIFA, pilihan jenis rumput didasarkan atas golongan rumput dimana rumput diklasifikasikan menjadi 2 golongan yakni warm season turfgrasses dan cool season turfgrasses.
Golongan warm season turfgrasses adalah golongan jenis rumput yang membutuhkan kisaran/range temperature 27-35 C(80-95F) sedangkan cool season turfgrasses pada kisaran/ range temperature 15-24C(60-75F) untuk pertumbuhan optimal. Termasuk jenis cool season turfgrasses antara lain adalah Agrostis spp (Bentgrass), Poa spp (Bluegrass), Festuca spp (fesceus) dan Lolium spp (Ryegrasses).
Mengingat indonesia berada di wilayah tropis, pilihan jenis rumput berdasar rekomendasi FIFA adalah golongan warm season turfgrasses. Terdapat 2 species yakni Zoysia spp dan Cynodon spp (Bermudagrass) yang direkomendasikan oleh FIFA. Baik Zoysia grass maupun Bermudagrass memiliki growth habit stolon dan Rhizomes (integrated secondary lateral stems) yakni terdapat stolon yaitu modifikasi akar di permukaan dan rhizomes modifikasi akar di bawah permukaan. Sehingga kuat (good sod strength). Berdasar growth habit di atas , kedua species di atas memiliki potensial growth rate tinggi(excellent). Daya recovery atau recuperative rate akibat kerusakan fisik cepat.
Turfgrass sciece, sport turfgrass construction & maintenance adalah displin ilmu yang belum berkembang di Indonesia. Mengingat minimnya literasi, referensi atau informasi terkait rumput Bisa dimengerti apabila masyarakat tidak banyak memahami termasuk mereka pihak pihak yg memiliki kepentingan dalam pembangunan lapangan rumput olahraga (pemerintah, swasta,konsultan perencana dll). Menilai baik buruknya sebuah rumput lapangan olahraga sering kali masih hanya sebatas melihat visual quality seperti warna, sripping pattern atau pola gelap terang ketika dilakukan pemotongan.
Parameter kualitas functional sering kali tidak dipahami. Pihak yang sedikit atau banyak paham adalah mereka yang memiliki pengalaman pernah bekerja di industry golf (konstruksi atau maintenance). Pembangunan lapangan sepakbola memiliki acuan metode konstruksi sama dengan konstruksi lapangan golf. Kedua nya masuk lingkup sporturfgrass construction and management.
Sepengetahuan penulis, mata kuliah turf and turfgrass management tidak diajarkan di fakultas pertanian jurusan / department Agronomi di perguruan tinggi di Indonesia. Bahkan di fakultas arsitektural landscape pun mungkin spesifik tidak di ajarkan. Seperti diketahui alih/transfer teknologi terkait konstruksi lapangan rumput olahara dan pengelolaannya berbarengan ketika booming golf project di industry property tahun 1990 an. Construction ekspert dan yang menangani rumputnya semuanya masih dipegang asing.
Sejarah kontsruksi lapangan rumput olahraga dimulai di Amerika. Sebelum tahun 1940 lapangan rumput olahraga di Amerika dibangun masih dengan konstruksi tanah sebagai media tanam. Penggunaan tanah sebagai media tanam dengan pertimbangan tanah mampu menyimpan air dan tanah memiliki stabilitas permukaan. Awal 1950 an di US adalah era dimana permintaan akan kualitas fasilitas lapangan rumput olahraga terjadi peningkatan. Dan ditemukannya teknologi irigasi penyiraman berupa sprinkler head, mendorong dilakukannya riset penggunaan pasir sebagai media tanam rumput pengganti tanah.
Media tanam tanah diketahui menjadi faktor pembatas pertumbuhan rumput dan memiliki masalah dengan pemadatan ( Compaction problems). Dipelopori A&M University Texas bekerjasama dengan US Green Section tahun 1960 dtemukan satu metode konstruksi yang dikenal dengan USGA Standar Method.
Spesifikasi Metode konstruksi tsb terus mengalami perubahan dan penyempurnaan hingga tahun 1982. Metode konstruksi lapangan rumput olahraga USGA Standar method sukses diaplikasikan dibanyak negara selama kurun waktu lebih dari 30 tahun. Termasuk di Indonesia, pembangunan semua lapangan rumput olahraga( baca: stadion) konstruksi drainage mengacu pada metode tersebut
Berbeda dengan di Amerika, rumput merupakan industry yang sangat besar. Belum termasuk industry terkait seperti equipment maintenance, turf fertilizer (pupuk) dll. Kontribusi rumput (turf) untuk perekonomian Amerika tahun 1995 saja mencapai $45 billion . Data tahun 2002 menunjukkan peningkatan sebesar $60 billion dolar. Terdapat 63 college membuka kelas Turf and Turfgrass management. Bahkan riset terkait rumput dilakukan sudah sejak lama. University of Georgia melakukan penelitian rumput bekerjasama dengan US green section telah merelease Hybrid Bermudagrass var Tifway 419 tahun 1969. Varietas Hybrid bermudagrass Tifway 419 banyak digunakan di hampir semua lapangan golf di Indonesia.