Usianya baru menginjak 25 tahun, terdapat berita duka yang di kirimkan melalui grup whatsapp warga perumahan oleh ketua rukun tangga tempat di mana saya tinggal sesaat setelah salat jum'at.
Tidak ada yang menyangka bahwa ia akan pergi secepat ini, jujur saja secara pribadi saya tidak mengetahui almarhumah secara personal, tetapi ia di kenal baik oleh para tetangga.
Almarhum memang mempunyai riwayat sakit yang sudah cukup lama di derita. Mendengar penjelasan para tetangga, almarhum awalnya mengalami insiden terjatuh yang mengakibatkan salah satu sarafnya terjepit, orang-orang biasa menyebutnya saraf kejepit.
Sejak saat itu almarhum sudah beberapa kali menerima dan menjalani perawatan secara medis, namun takdir berkata lain, jum'at pagi ia di panggil yang Maha Kuasa di sebuah rumah sakit di Jakarta.
Sebenarnya seberapa bahaya saraf kejepit itu?, menurut situs klikdokter.com Saraf terjepit atau HNP (hernia nucleus pulposus) adalah suatu kondisi di mana bantalan antar tulang belakang---yang lembut dan seperti agar- agar---menonjol, sehingga menekan saraf di sekitarnya. Umumnya HNP terjadi pada punggung bawah dan leher.
Komplikasi HNP yang dapat terjadi adalah sindrom cauda equina. Gejalanya berupa kelemahan pada kedua tungkai, tidak dapat merasakan sentuhan, dan tidak bisa menahan atau mengontrol buang air.
Jika tidak di tangani saraf terjepit ini memang berbahaya bagi kesehatan, salah satu bahaya saraf terjepit adalah bila terjadi penumpukan cairan dan pembengkakan yang dapat menyebabkan kerusakan saraf secara permanen. Lebih parah lagi, penyakit saraf terjepit bisa melumpuhkan tangan, kaki, hingga mengakibatkan lumpuh total pada tubuh si penderita. Jika sudah seperti itu, maka tubuh akan mudah terkena infeksi, misalnya gangguan pada paru, yang kemudian meningkatkan resiko kematian.
Ada beberapa cara untuk mencegah terkena saraf terjepit, seperti menjaga berat badan tetap ideal, olahraga secara teratur, di sarankan melakukan jenis olahraga yang memperkuat otot punggung, tidak merokok dan memperhatikan posisi tubuh saat duduk, bergerak dan mengangkut beban berat.
Tentu saja berkonsultasi kepada dokter spesialis atau ahlinya adalah pilihan yang terbaik jika sudah terkena saraf terjepit.
Semoga saja kita semua terhindar dari segala macam penyakit dan sehat selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H