Lihat ke Halaman Asli

Agus Salim Jombang

Guru dan Penulis

Selalu Ada Kelebihan atawa Keutamaan

Diperbarui: 21 Januari 2021   18:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sesungguhnya Kami menciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna. (Terj. QS. At Tiin: 4)
Segala sesuatu (memiliki) kelebihan. (Al Hikmah)

Selasa, 19 Januari 2021 alhamdulillah berkesempatan seforum bersama Bpk. Munif Chatib yang diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan Almuslim Jatim. Tema yang dibahas Multiple Intelengence Reasearch (MIR)  oleh beliau. Tokoh Pendidikan Nasional yang telah memiliki lesensi Hak Kekayaan Intelektual MIR ini.

Hal yang luar biasa yang saya petik hikmahnya adalah pengalaman pribadi beliau yang menghasilkan karya besar untuk menyiapkan pendidikan anak bangsa. Untuk seluruhnya, tanpa sekat intelektualitas yang dibatasi oleh IQ yang bersandar dan berdasar pada angka.

Karya monumentalnya Sekolahnya Manusia, Gurunya Manusia, dan MIR serta lainnya boleh jadi dilatarbelakangi pengalaman empiris Putrinya Salsabila (maaf: yang memiliki IQ 87). Namun saya yakin Munif Chatib mengetahui dan meyakini firman Allah dan hikmah di atas.

Menurutnya tidak ada produk Tuhan yang gagal, sehingga dengan penuh kesadaran ia tetap membimbing putrinya untuk dapat mengenyam pendidikan hingga PT. Walau dengan tertatih untuk memperjuangkannya. Sehingga saat menempuh jenjang SD untuk naik kelas harus pindah sekolah. Dan para psikologi saat menyampaikan hasil observasinya menggunakan kata maaf, maaf, dan maaf.

Akhirnya dengan keyakinan dan keteguhan ya, bahwa segala sesuatu memiliki kelebihan, maka Bella, panggilan Salsabila mampu lulus PT dalam bidang desainer dengan predikat cumeload dan IPK 3,9. Luar biasa, walau tetap memiliki kekurangan di nalar matematis. Itu kelebihannya. Jika kita kisahkan panjang dan harus izin pada Mbak Bella, Suaminya, dan Bpk Munif Chatib.

Penulis ingat Ceramah Dai Sejuta SMS, Aa Gym saat bercerita tentang adiknya Agung. Ia secara intelektual kurang beruntung, namun secara spirirltual memiliki hubungan yang luar biasa dengan Allah, Tuhannya. Ia rajin ibadah dan akhirnya bisa menyentuh Aa yang saat itu hanya berorientasi duniawi. Aa hanya fokus sukses dunia, saat itu. Hidupnya sibuk untuk meraih keuntungan dunia. Setelah tersentuh oleh Adiknya, Aa sadar, bahwa Allah Tuhannya manusia menyediakan sukses dunia akhirat. Namun manusia sering larut dan larat.

Disisi lain penulis pernah membaca buku Capita Selekta M. Natsir saat menulis "Tauhid Dasar Didikan." Ia mencontohkan Prof. Ehren Fest ahli bidang kimia yang mati karena bunuh diri setelah membunuh anaknya dikarenakan IQ anaknya jongkok, mungkin lebih rendah dari 87. Idiot atau Embesil. Jika salah maaf!

Tentu kisah kedua ini sangat kotradiktif. Dimana tingginya IQ seorang Prof. tidak bisa menerima anugrah anak, investasi akhiratnya dengan legawa. Bandingkan dengan kisahnya Aa Gym dan Munif Chatib! Tentu banyak lainnya, yaitu orang yang mampu menerima anugrah Allah Tuhannya dalam segala keadaan. Tentu itu ujian dan angel untuk menggelolsnya. Hanya orang-orang pilihan yang diberi anugrah ujian itu. Laa yukallifullahu nafsan illa eus'ahaa.

Yakinlah bahwa Allah Tuhan tidak pernah memproduksi sesuatu yang gagal. Sadarilah, bahwa manusia itu sempurna dengan segala kondisinya, namun harus mengilmuinya. Jika diimplentasikan di sekolah harus dan wajib menyediakan Behind Teacher dan Terapist Teacher. Dan diam-diam negara sudah memajibkan sekolah formal menerima siswa yang berkebutuhan khusus dan yang diserahi mendidik guru Agama. Sudah tepatkah?

Yakinlah, bahwa segala sesuatu memiliki kelebihan! Allah lah Maha Penjamin dan kita harus menjadi hamba Maha Penjamin. Semoga bermanfaat!

*inspirasi_gussim99*
Waru, 21012021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline