Lihat ke Halaman Asli

Agus Sugiarta

Gembala Komunitas Marginal

GSJA Eben Haezer: Gereja yang Berdampak

Diperbarui: 20 September 2024   11:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

T-Vitas minggu pagi/dokpri

Di tengah kota Surabaya, tepatnya di samping Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) Eben Haezer, setiap Minggu pagi suasana selalu tampak hidup dan ramai. Sejak pukul 5 pagi, satu per satu pedagang mulai berdatangan dan menata kursi serta meja dagangan mereka. Mereka mempersiapkan makanan dan minuman siap dijual pada jemaat gereja untuk mengikuti ibadah.

Gereja Eben Haezer menggelar empat kali ibadah setiap hari Minggu, dimulai dari ibadah pertama pukul 06.00 WIB, kemudian ibadah kedua pukul 08.00 WIB, ibadah ketiga pukul 10.00 WIB, dan ibadah terakhir pukul 17.00 WIB. Jadwal ini memberikan peluang para pedagang menawarkan dagangan mereka kepada jemaat ketika datang beribadah.

Para pedagang berjualan sekitar gereja berharap bisa meraup rezeki dari para jemaat. Harapan ini bukanlah tanpa dasar. Berdasarkan pantauan, banyak jemaat memanfaatkan waktu sebelum atau setelah ibadah untuk membeli makanan di kios-kios tersebut. Mereka membeli sarapan pagi setelah ibadah pertama atau kedua, makan siang setelah ibadah ketiga, atau bahkan membeli makanan untuk dibawa pulang.

Dampak Positif Gereja Terhadap Pedagang Lokal

Gereja Sidang Jemaat Allah Eben Haezer secara tidak langsung telah memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar, terutama bagi para pedagang kecil. Salah satunya adalah keputusan gereja untuk membuka akses pintu samping yang memungkinkan jemaat keluar-masuk dengan mudah ke area di mana para pedagang berjualan. Ini memberikan kesempatan bagi jemaat untuk melihat dan membeli makanan yang ditawarkan, sekaligus meningkatkan pendapatan para pedagang.

Salah seorang pedagang bakso yang dikenal dengan nama Pak Tris mengungkapkan betapa menguntungkannya berjualan pada hari Minggu di dekat gereja. "Jualan satu hari di hari Minggu hasilnya sama dengan jualan seharian penuh dari Senin sampai Sabtu. Bahkan kalau hari Minggu kami nggak sampai seharian, karena paling tidak jam 2 siang dagangan sudah habis," katanya dengan wajah puas.

Senada dengan Pak Tris, Pak Seger, pemilik warung soto ayam, juga merasakan keuntungan serupa. "Alhamdulillah, kalau hari Minggu soto pasti habis, dan habisnya banyak," ujarnya. Para pedagang lainnya, seperti Pak Handoko yang menjual gado-gado dan lontong sayur, juga berbagi pengalaman yang sama. Pak Handoko sehari-hari bekerja sebagai satpam gereja ini merasa sangat terbantu dengan adanya jemaat yang menjadi pelanggan tetap di hari Minggu.

Aneka Ragam Makanan yang Ditawarkan

Beragam jenis makanan dan minuman dapat ditemukan di area samping gereja GSJA Eben Haezer. Mulai dari bakso sapi, rujak, soto ayam, sate ayam, bakwan, gado-gado, lontong sayur, hingga camilan seperti cireng, nasi campur, es campur, dan es kang ijo. Bahkan ada pedagang menjual burger dan mainan anak-anak, menjadikan suasana semakin meriah dan variatif.

Dengan banyaknya pilihan makanan ini, jemaat gereja memiliki banyak opsi untuk menikmati hidangan sebelum atau sesudah ibadah. Bagi mereka yang datang untuk mengikuti ibadah pagi, mereka bisa menyantap sarapan seperti lontong sayur atau bakso, sementara jemaat untuk ibadah siang atau sore bisa memilih makanan lebih berat seperti soto ayam atau nasi campur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline