Lihat ke Halaman Asli

Surat Terbuka untuk La Nyalla Mattalitti dari Milenial Indonesia: Kami Ingin PSSI Baru

Diperbarui: 13 Januari 2023   21:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

La Nyalla. Foto/Ist

Takjub bercampur senyum kecut, ketika membaca surat kabar hari ini, Bapak memutuskan maju sebagai Calon Ketua Umum PSSI. Sebagai Milenial, kami tak selugu yang Bapak kira, kami cukup mampu untuk menertawakan jika Bapak menyebut Bapak ingin melunisi hutang Bapak terhadap sepakbola Indonesia.

Hutang itu Pak, sudah lama kami lunasi, dengan mencicil kebobrokan demi kebobrokan PSSI yang bapak tinggalkan. Sekarang kami ingin PSSI baru, dipimpin anak muda yang belum ketergantungan minyak angin. Kita mau berlari kencang Pak, bukan terseok-seok seperti Pedati tua yang penuh lumpur kegagalan.

Pak Lanyalla yang butuh cermin, milenial Indonesia kini sudah cukup banyak, kami ingin keluar dari jebakan generasi tua yang kerap memperumit keadaan. Bagi kami, PSSI adalah simbol kebanggaan yang harus dikelola secara profesional, bukan secara politik, apalagi secara Ortodok dengan pendekatan kekerabatan dan kekuasaan.

Banyak generasi Indonesia kini, yang membanggakan di kancah olah raga Internasional. Mungkin Bapak sudah terlalu tua untuk memahami kebanggan kami, ketika klub raksasa Italia pernah saham mayoritasnya dimiliki oleh anak bangsa. Ketika itu kami bermimpi, Sepakbola Indonesia juga dikelola seperti Inter Milan. modern dan berkualitas serta bersuara keras di dunia internasional.

Pak Lanyalla, kekuasaan apa yang belum Bapak rengkuh? Seluruhnya adalah kesempatan yang pernah kami titip kepada Bapak, hasilnya? Tak ada kebanggaan yang patut kami catat sehingga membuat Bapak menjadi bagian sejarah yang patut kami dukung.

Kini Bapak masih menegang amanat, menjadi 'senator' yang lagi-lagi dibiayai dari keringat rakyat. Satu saja pak, coba Bapak sebutkan prestasi Bapak di lembaga perwakilan daerah tersebut? Apakah peristiwa ini kemudian akan sama, kami lagi-lagi akan mencicil untuk melunasi hutang-hutang kegagalan Bapak?

Bapak tua Lanyalla, era sepakbola kini telah jauh berbeda, modern dan profesional, pengelolaannya juga harus akuntabel. Jangan ambil harapan kami lagi, kehadiran Bapak di kontestasi ketua Umum PSSI, bagai polusi figur di ruang algoritma perbicangan kami. Kami ingatkan Pak Lanyalla, generasi muda Indonesia, kini telah tumbuh, kami memahami kotoran apa yang Bapak tinggalkan, untuk itu, kami tak ingin lagi menjadi sapu atas carut marut pengelolaan sepakbola tanah air yang kami cintai.

Akhir surat terbuka ini Pak, sehatlah selalu, pulanglah ke rumah, renungi kembali, apakah keikutsertaan Bapak di kontestasi ketua Umum PSSI adalah jalan perjuangan? Kami menyayangi Bapak, karena itu kami Ingatkan, agar Bapak tidak hanyut terbawa arus yang bernama syahwat kekuasaan.

Sekarang kami ingin katakan, minggir Pak, hari ini adalah hari-hari kami, palagan pertempuran yang akan kami menangkan dengan cara kami. Paling tidak, kami mencoba untuk tidak seperti Bapak yang tak mampu melunasi hutang untuk Sepakbola Indonesia.

Salam kami yang tidak lagi selugu pikiran Bapak
Milenial Indonesia

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline