Lihat ke Halaman Asli

Agus Setiyanto

Wiraswasta

Kisah Ramadhan yang Dirindukan

Diperbarui: 16 April 2021   16:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Kompasiana

Waktu sedemikian cepat berlalu, dari sekian kisah Ramadhan yang membekas dalam hati adalah momen Berbuka Puasa, karena berbuka adalah akhir dari penantian menahan lapar dan dahaga.

Berbuka Puasa dengan teman satu Kost

Bagi para mahasiswa yang lontang-lantung di kota lain mencari ilmu, tentu dirinya akan mengekost bersama kawan-kawan senasib sepenanggungan. Ketika bulan ramadhan tiba, kadang ada sesuatu yang hilang, yaitu berpuasa dan berbuka bersama keluarga. Dan teman-teman sekost memiliki nasib yang sama, rasa kangen terhadap keluarga. Mereka kadang memasak sendiri atau kadang membeli di warung terdekat untuk menu berbuka. Sambil menunggu adzan maghrib, mereka bercengkrama, bercerita entah bermutu ataupun tidak, yang penting happy.

Berbuka Puasa di Masjid Kampus UGM

kotajogja.com

Suatu hari pernah kukayuh sepeda menuju Masjid UGM, demi untuk berbuka bersama secara gratis serta menunggu ceramah KH Zainudin MZ. Jamaahpun membludak. Mahasiswa dan Mahasiswi dari segala penjuru datang hadir menyaksikan. Ketika matahari tenggelam, adzanpun dikumandangkan oleh sang Muadzin dengan cengkok khas Masjidil Haram.  semakin akhir, suara semakin meninggi. adzanpun selesai, dilanjutkan buka bersama.

Ketika tiba Adzan Isya, KH Zainudin MZ sudah terlihat di ruangan penceramah. Ceramah dimulai setelah sholat isya berjamaah. Ceramah yang sarat akan makna serta kritikan sosial.

Berbuka puasa dengan orangtua dan sanak saudara

Orang tua dan sanak saudara adalah harta yang berharga. Ketika orang tua dipanggil Yang Maha Kuasa, serta saudara memiliki rumah tinggal sendiri di luar kota, baru merasakan begitu berharganya mereka. Canda tawa, kadang nasihat meluncur dari bibir mereka untuk kebaikan agar tak terjatuh dalam kesalahan dan kekhilafan.

Berbuka puasa dengan teman alumni SMP dan SMA

Covid memang membuyarkan perekonomian dan keeratan hubungan, yang tadinya bisa bertemu berkali-kali namun ketika ada covid, semua takut akan bahayanya. Buka Puasa bersama pun tidak diadakan. Ya begitulah, takut tertular covid yang dibawa penderita tanpa gejala.

Orang tua, saudara dan teman dekat adalah sesuatu yang berharga. Ketika masih hidup, kita berusaha menyambangi bersilaturahmi, namun ketika tidak dapat bertemu lagi karena berbeda alam (alam dunia dan alam kubur). Mudah-mudahan Dzat Yang Maha Tinggi mempertemukan kembali di jannahNya di hari akhir nanti.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline