Lihat ke Halaman Asli

Agus Setiyanto

Wiraswasta

Puisi: Menerawang

Diperbarui: 24 Februari 2021   06:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koleksi Pribadi

Sesuap nasi tak mampu ditelan
Otot kian melemah
Ingin berucap sempurna
Namun tak mampu
Semakin sulit

Apa yg bisa kubantu
Hanya menunggu ketika butuh sesuatu

Nafasmu tersengal-sengal
Kutuntun kalimah tahlil
Perlahan kau ikuti

Tatapanmu semakin kosong
Tarikan nafas semakin panjang di akhir

Tubuhmu terkulai
Ku tahu ini adalah perpisahan denganmu
Di dunia ini

Ingatanku menerawang jauh ke belakang
Di saat kau mencari nafkah untuk kami
Panas terik hujan lebat kau terjang
Agar kami bisa hidup

Doaku selalu untukmu
Kusematkan dalam akhir tiap sholat 5 waktuku
Hormatku Bapakku
Moga diberi tempat terbaik di sisiNya
Mohon maaf atas kekeliruan dan kekhilafan
Serta baktiku padamu terasa kurang

Jauh dari kesempurnaan


Doaku juga untuk Ibuku tersayang

Yang telah lama mendahului




Lahumul Al Fatihah




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline