Lihat ke Halaman Asli

Agus Samsudrajat S

Membuat Tapak Jejak Dengan Berpijak Secara Bijak Dimanapun Kaki Beranjak. http://agus34drajat.wordpress.com/

Memaknai Paradigma Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) atau Hari Tanpa Rokok Sedunia (HTRS)

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menuju Hari Tanpa Tembakau Sedunia 31 Mei 2012

oleh : Agus Samsudrajat S

Hampir Setiap tahun, setiap sekolah atau perguruan tinggi, pemerintah bahkan lembaga kesehatan dunia yang biasa disebut dengan WHO, setiap tanggal 31 mei memperingati hari tanpa tembakau sedunia (HTTS). Pemaknaan paradigma yang terjadi selama ini mengartikan HTTS adalah sama dengan “Hari Tanpa Asap Rokok atau Hari Tanpa Rokok Sedunia”. Hal ini berarti bahwa selama ini telah terjadi penyempitan makna dari arti kata yang telah menjadi sejarah awalyaitu “Hari Tanpa Tembakau Sedunia” menjadi “Hari Tanpa Asap Rokok atau Hari Tanpa Rokok Sedunia”.

Menyikapi hal tersebut bukan berarti peringatan yang terjadi selama ini salah dan tidak bermanfaat, hanya saja kurang sesuai dan tepat antara realisasi pemaknaan dengan nama yang sudah cukup popular yaitu hari tanpa tembakau sedunia. Memang betul tembakau sebagai bahan utama untuk pembuatan rokok, Jika kegiatan anti tembakau di artikan anti rokok, maka terkesan tembakau adalah sama dengan rokok, yang sesungguhnya dua kata ”tembakau” dan “rokok” memiliki arti atau makna yang berbeda. Melihat realita yang terjadi setiap peringatan HTTS selama ini tidak menutup kemungkinan bahwa sejarah yang kita kenal dengan “Hari Tanpa Tembakau Sedunia” akan bisa berubah menjadi sejarah baru dengan “Hari Tanpa Asap Rokok atau Hari Tanpa Rokok Sedunia”.

Akan lebik baik jika kita benar-benar bisa menerapkan Hari Tanpa Rokok atau Hari Tanpa Asap Rokok Sedunia, bukan “Hari Tanpa Tembakau Sedunia”. Hal ini banyak bukti negatif terutama masalah kesehatan kepada produk olahan tembakau yang biasa dikenal dengan “rokok”. Rokok merupakan salah satu faktor risiko utama terjadinya penyakit tidak menular seperti kardiovaskuler, stroke, penyakit paru obstruktif kronik, kanker paru, kanker mulut, dan kelainan kehamilan. Penyakit-penyakit tersebut merupakan penyebab kematian utama di dunia, termasuk di Indonesia. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) rokok adalah pembunuh yang akrab di tengah-tengah masyarakat. Setiap detik, satu orang meninggal akibat merokok. Rokok, juga membunuh separuh dari masa hidup perokok, dan separuh perokok mati pada usia 35 sampai dengan 69 tahun. Data epidemi di dunia menunjukkan, tembakau membunuh lebih lima juta orang setiap tahunnya. Jika hal ini terus berlanjut, diproyeksikan pada tahun 2020 terjadi 10 juta kematian, dengan 70% kematian di negara sedang berkembang.

Global Youth Tobacco Survey (GYTS) Indonesia tahun 2006 melaporkan, 64,2% anak sekolah yang disurvey terpapar asap rokok selama mereka di rumah. Sebanyak 37,3% pelajar merokok, dan 3 diantara 10 pelajar pertama kali merokok sebelum berumur 10 tahun (30,9%). Tingginya populasi dan konsumsi rokok, menempatkan Indonesia pada urutan ke-3 konsumen tembakau/rokok di dunia setelah China dan India dengan konsumsi 220 milyar batang per tahun 2005. Asap rokok/tembakau mengandung lebih dari 4.000 senyawa kimia, 43 diantaranya bersifat karsinogen. Tidak ada kadar paparan minimal dalam asap rokok/tembakau yang “aman”. Separuh lebih (57%) rumah tangga di Indonesia mempunyai sedikitnya satu perokok, dan hampir semua perokok (91,8%) merokok di rumah. Seseorang bukan perokok yang menikah dengan perokok mempunyai risiko kanker paru sebesar 20 sampai 30%, dan mempunyai risiko terkena penyakit jantung. Menurut data Badan Kesehatan Dunia, jumlah perokok di Indonesia adalah terbesar ke tiga di dunia dan kematian akibat kebiasaan merokok mencapai 400 ribu orang per tahun.

Selain informasi tentang dampak negatif rokok sebagai produk olahan tembakau diatas, informasi yang tak kalah pentingnya adalah penemuan-penemuan mengenai banyaknya manfaat tembakau untuk manusia bahkan bidang kesehatan. Daun tembakau yang sering diidentikan dengan rokok, dimana para pakar kesehatan sepakat akan bahayanya terhadap kesehatan manusia. Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) berencana mengeluarkan fatwa haram terhadap daun ini. Sehingga meresahkan para petani tembakau. Tetapi ternyata di tangan seorang peneliti bioteknologi, daun tembakau dapat dimanfaatkan bagi kesehatan. Hal ini tentu merupakan kabar baik bagi semua pihak. Berikut ini beberapa manfaat dari tembakau adalah sebagai berikut:

1.Penghasil Protein Anti Kanker

Tanaman tembakau ternyata dapat menghasilkan protein anti-kanker yang berguna bagi penderita kanker. Untuk mendapatklan protein dimaksud dapat dibuat dengan cara memasukkan DNA dari tubuh manusia dimasukkan ke dalam DNA tanaman tembakau melalui bakteri, sehingga tanaman tembakau secara alami akan menghasilkan protein sesuai DNA yang dimasukkan berupa cairan protein yang bermanfaat sebagai anti kanker, misalnya kanker mulut rahim karena tembakau mengandung sumber protein yang dapat menstimulasi antibody terhadap human papilloma virus (HPV), yang menjadi penyebab kanker mulut rahim. Selain untuk protein antikanker dapat juga sebagai stimulasi perbanyakan sel tunas (stemcell) yang bisa dikembangkan untuk memulihkan jaringan fungsi tubuh yang sudah rusak.

2. Melepas gigitan lintah dan membunuh serangga

Manfaat tembakau, selain bisa diekstrak dan diambil bagian tertentu seperti nikotin yang digunakan di berbagai macam produk baik makanan maupun minuman, tembakau juga dapat gunakan untuk melepaskan gigitan lintah kalo lagi di dalam hutan, tembakau juga bisa digunakan untuk insektisida karena nikotin yang terkandung merupakan neurotoxin yang sangat ampuh untuk membunuh serangga.

3. Obat diabetes dan antibody.

Penggunaan tembakau yang dimodifikasi secara genetik untuk memproduksi obat diabetes dan kekebalan tubuh.

4. Anti radang

Tembakau transgenik dapat memproduksi interleukin-10 (IL-10), yang merupakan cytokine anti-radang yang ampuh. Cytokine adalah protein yang merangsang sel-sel kekebalan tubuh agar aktif. Kode genetik (DNA) yang mengode IL-10 ditanam dalam tembakau, lalu tembakau akan memproduksi protein yang bermanfaat sebagai anti radang, saelain itu dapat membantu mencegah kencing manis atau diabetes melitus tipe 1. Diabetes melitus tipe 1 atau diabetes anak-anak dicirikan dengan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pankreas.

5. Obat HIV / AIDS

Tembakau dapat menghasilkan protein obat human immunodeficiency virus (HIV) penyebab AIDS, yang disebut griffithsin. HIV adalah virus yang menginfeksi sel sistem kekebalan tubuh manusia. Bedanya, bukan tembakaunya yang menghasilkan protein, melainkan virus tembakaunya.

6. Pemelihara kesehatan ternak

Ekstrak tembakau (nikotin 1,68%) mempunyai potensi untuk membasmi cacing H. contortus. Sebagai akibatnya hasil pengobatan akan memberikan keuntungan bagi para pemelihara ternak, sebab kesehatan ternak tersebut makin baik.

7. Penghilang embun

Tembakau bisa juga digunakan untuk menghilangkan "embun" pada kaca dalam mobil pada waktu hujan dengan cara menggosokkan tembakau pada kaca tersebut.

8. Obat luka

Daun Nicotiana tabacum berkhasiat sebagai obat luka. Untuk obat luka dipakai ± 25 gram daun segar Nicotiana tabacum, dicuci dan ditumbuk sampai lumat. ditambah minyak tanah ± 25 ml diperas dan disaring. Hasil saringan dioleskan pada luka.

9. Sebagai Biofuel

Daun tembakau ternyata dapat meningkatkan kadar minyak nabati yang merupakan langkah awal dalam memanfaatkan tanaman ini untuk keperluan biofuel. Tembakau dapat menghasilkan biofuel lebih efisien daripada produk pertanian lainnya. Namun, sebagian besar minyaknya hanya terkandung di dalam biji/ benih tembakau (sekitar 40 persen minyak per berat kering). Meskipun kandungan minyak nabati biji tembakau telah diuji dan dapat digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel, namun produksi biji tanaman tembakau masih sangat rendah, yakni sekitar 600 kg biji per hektar.

Secara logika jika kita lihat berbagai sisi positif dan negatif tembakau, maka tembaku bersifat netral, jika dimanfaat menjadi produk olahan yang tidak bermanfaat maka produk olahan tersebutlah yang ditekan,bukan bahan dasarnya (tembakau). Berdasarkan fakta yang terjadi dapat disimpulkan dan ditekankan bahwa yang harus kita upayakan adalah Hari Tanpa Rokok Sedunia, bukan Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Karena bisa jadi suatu saat nanti dengan seiringnya pengetahuan dan teknologi, rokok dapat tergantikan dengan produk olahan tembakau yang lebih bermanfaat dan menjadi penyumbang beacukai Negara sehingga rokok akan tergantikan dengan produk olahan tembakau yang jauh lebih bermanfaat, dan Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang saat ini banyak merugikan petani dan bangsa ini akan Berubah Menjadi Hidup Sehat dengan Tembakau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline