Seperti yang kita ketahui bahwa setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda sehingga memiliki perannya pun yang berbeda-beda juga. pengembangan karakter adalah pendidikan yang berfokus pada penguatan nilai-nilai sehingga dapat menumbuhkan perilaku seseorang secara menyeluruh pada suatu nilai tertentu. Pendidikan karakter juga merupakan pendekatan secara menyeluruh yang bertujuan untuk menghubungkan nilai-nilai moral serta nilai-nilai sosial dalam diri seseorang di kehidupan sehari-hari.
Sesorang memilik karakter sejak lahir pada dirinya dalam sebuah lingkungan keluarga pasti sudah diajarkan tentang karakter oleh orang tuanya, dengan beranjaknya usia seorang anak tersebut akan menerapkan apa yang telah diajarkan kepadanya pada masa kecilnya.
Perkembangan dunia saat ini sudah memasuki era Revolusi Industi atau sering disebut dengan Teknoogi 4.0, dari perkembangan masa ini daitandai dengan adanya kemajuan teknologi dan informasidi berbagai biidang, dimana perkembangan teknologi ini semua orang dapat mengkases apapun dimanapun dan kapanpun dengan sebuah teknologi.
Bagaimana dengan dunia pendidikan sendiri pada masa ini ? pada dunia pendidikan di era 4.0 mau tidak mau guru harus dapat memanfaatkan teknoloogi inforrmasi dan komunikasii untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas dalam pembelajaran, sehingga dalam pembelajaran wajib menggunakan teknologi digital technological pedagogical content knowledge (TPACK)
Tpack Merupakan pengetahuan tentang integrasi antara teknologi dan pedagogik dalam pengembangan konten di dunia pendidikan. Integrasi antara teknologi dan ilmu pengetahuan ini diharapkan mampu membawa perubahan di dunia pendidikan. Misalnya saat ketika pandemi pembelajaran dilakukan dengan sistem online dan ujian online.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi Ini bagi siswa atau anak sangatlah memiliki dampak positf dan negative. Salah satu dari dampak positif dengan perkembagan teknoloogi 4.0 siswa lebih cepat mmemahami teknologi secara otodidak atau belajar memahami teknologi denngan kemampuan individu, kecenderungan siswa menyelesaikan tugas dengan mengeksplorasi, dengan teknologi ini siswa mampu menggli informasi-informasi dengan mudah. Sedangkan damppak negative dari perkembangan teeknologi 4.0 antara lain : Siswa belum dapat mengontrol memfilter berkaitan dengan konten-konten yang bebas di internet, siswa menjadi kecanduan terhadap teknologi dan lain sebagainya.
Generasi millenial sangat erat kaitannya dengan Revolusi Industri 4.0 atau Revolusi Industri Generasi ke empat. Dimana revolusi ini menitikberatkan pola digitalisasi dan otomasi disemua aspek kehidupan manusia. Banyak pihak yang belum menyadari akan adanya perubahan tersebut terutama di kalangan pendidik, padahal semua itu adalah tantangan generasi muda atau generasi millenial saat ini. Apalagi di masa-masa sekarang generasi milenial mempunyai tantangan sendiri menghadapi era revolusi Digital (Society 5.0 Dan Revolusi Industri 4.0) Sebagian besar tumbuh dan berkembangan melalui pendidikan, sehingga pendidikan menjadi wahana bagi pengembangan generasi milenial.
Untuk itu, maka di perlukannya SDM yang kompeten sebagai aset bagi proses pengembangan generasi milenial yang siap akan problematika dan tantangan, Dengan demikian, SDM menjadi bagian penting dalam proses pengembangan pendidikan bagi generasi milenial. Terdapat lima domain SDM yang dipandang penting dalam pengembangan SDM bidang pendidikan. Kelima domain tersebut adalah: profesionalitas, daya kompetitif, kompetensi fungsional, keunggulan partisipatif, dan kerja sama. Namun demikian, pengembangan terhadap kelima domain SDM tersebut diperlukan total quality qontrol (TQC) dan program diklat terpadu agar tercapai efektivitasnya. Total quality qontrol (TQC) merupakan sistem manajemen yang dinamis yang mengikut sertakan seluruh anggota organisasi dengan penerapan konsep da teknik pengendalian kualitas untuk tercapainya kepuasaan pelanggan dalam hal ini generasi milenial.
Di Era Revolusi Industri 4.0 kita perlu mengembangkan literasi baru yaitu data, teknologi dan sumber daya manusia, kita harus bisa memanfaatkan dan mengolah data, menerapkannya kedalam teknologi dan tentunya kita harus memahami cara penggunaan teknologi tersebut . Literasi manusia menjadi penting untuk bertahan di era ini, tujuannya adalah agar manusia bisa berfungsi dengan baik dilingkungan manusia dan dapat memahami interaksi dengan sesama manusia. Oleh karena itu dunia pendidikan perlu mencari metoda untuk mengembangkan kapasitas kognitif Peserta Didik : higher order mental skills, berpikir kritis & sistemik, amat penting untuk bertahan di era revolusi industri 4.0.
Revolusi Industri 4.0 identik dengan disruption, disruptive (keterserabutan) karena hampir semua ranah kehidupan berkonversi dari manual menuju digital. Jika kita dihadapkan keterserabutan ini, maka bonus demograsi Indonesia pada 2045 harus disiapkan. Data Ditjen PAUD Kemdikbud, Indonesia kini memiliki 33 juta anak berusia 0-6tahun. Guru harus membangun kemampuan literasi anak, baik literasi lama (membaca, menulis, berhitung), dan literasi baru (literasi data,teknologi, dan humanisme). Guru dan lembaga pendidikan dasar harus memperkuat ke dalam berbagai aspek. Mulai kurikulum, sistem,manajemen, model, strategi, dan pendekatan pembelajaran denganpenguatan keterampilan literasi abad 21. Salah satunya, menguatkan kemampuan literasi pada guru serta lembaga pendidikan dari literasi lama(membaca, menulis, berhitung) dengan literasi baru (data, teknologi, SDM/humanisme).
Menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0 kuncinya pada guru. Zaman berubah cepat, mengharuskan inovasi belajar mengikutinya. Guru-guru di negeri ini harus bisa menangkap sinyal itu ketika zaman berubah makin cepat tersebut. Karakteristik model dari Industri 4.0 adalah kombinasi dari beberapa perkembangan teknologi terbaru seperti system siber fisik, teknologi informasi dan komunikasi, jaringan komunikasi, bigdata, cloud computing, pemodelan, virtualisasi, simulasi serta peralatan untuk kemudahan interaksi manusia dengan komputer.(Agus Tri Soesanto)