Lihat ke Halaman Asli

Presiden Sukarno dan Arsip Lukisan

Diperbarui: 17 Januari 2025   07:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pantai Flores, 1934 - 1937  karya Sukarno. Sumber : Buku Sukarno dan Seni, 1979. 

Presiden Sukarno, selain menggemari masakan dan makanan trandisional Indonesia, juga menggemari lukisan sejak tahun 1942 hingga 1967. Banyak koleksi lukisan yang disimpannya berasal dari para pelukis yang disukainya, antara lain Basuki Abdullah, Ernes Dezentje, Lee Man Fong, Hendra Gunawan, Henk Ngantung, Affandi, dan Sudjojono (Soedarmadji JH Damais dkk : 1979, hlm 24).

          Sukarno, sebelum ditunjuk menjadi Presiden RI oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 18 Agustus 1945, pernah diasingkan ke luar Pulau Jawa, salah satunya adalah ke Ende Flores, Nusa Tenggara Timur oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda De Jonge mulai 1933 – 1938. Sukarno diasingkan bersama dengan Inggit Garnasih (istrinya), Ibu Amsi (mertuanya), dan Ratna Juami dan Kartika (kedua anak angkatnya). 

Selama masa pengasingan di wilayah tersebut, Sukarno banyak membuat kejutan yang diperuntukkan bagi masyarakat Ende, salah satunya adalah melukis. Lukisan ini murni karya Sukarno selama dalam pengasingan. Lukisan dengan pemandangan Pantai Ende yang indah dan mempesona.

Sejak saat itu Sukarno mulai menampilkan bakatnya dalam kesempatan lainnya. Setelah menjadi Presiden RI, kegemaran akan lukisan tidak pernah surut, namun terus dipelihara. Selama menjadi menjadi Presiden RI, Sukarno selalu mengkoleksi karya lukisan dari para pelukis Indonesia maupun dari para sahabatnya di luar negara. Untuk yang dalam negeri tercatat beberapa koleksi yang dikumpulkan di Istana negara antara lain Potret Ibu Fatmawati Sukarno yang dilukis oleh Basuki Abdullah pada 1945. Lukisan ini sudah ada sejak masa Praklamasi Kemerdekaan RI.  Sukarno sedang menikmati lukisan pemandangan Danau Toba bersama Ernes Dezentje, pelukisnya tahun 1952.  Presiden Sukarno pernah mengundang para artis ibukota untuk melihat koleksi lukisan yang ada di Istana Merdeka 

Potret Ibu Fatmawati Sukarno . Lukisan ini sudah ada sejak jaman proklamasi. Karya Basuki Abdullah, 1945. Sumber : Buku Bung Karno dan Seni, 1979. 

Presiden Sukarno sedang menikmati pemandangan Danau Toba bersama Ernest Dezentje pelukisnya, 1952. Sumber : Sumber : Buku Bung Karno dan Seni, 1979. 

Para bintang film Indonesia diantar oleh Presiden Sukarno melihat koleksi lukisan di Istana Merdeka, tt. Sumber : Buku Bung Karno dan Seni, 1979

Dalam buku yang berjudul Lukisan dan Patung Koleksi Presiden Sukarno, diterbitkan oleh Panitia Penerbit Lukisan-lukisan dan Patung-Patung Koleksi Presiden Sukarno dan dicetak oleh Percetakan Toppan, Tokyo Jepang Tahun 1964,  yang terdiri beberapa jilid. Terdapat 4 (empat) jilid yang tersimpan di Pusat Studi Arsip Statis Kepresidenan (Pusdipres), yaitu 2 (dua), 3 (tiga), 4 (empat) dan 5 (lima) telah ditampilkan semua koleksi lukisan Presiden Sukarno yang tersimpan di Istana. Setiap jilid berisi kurang lebih 100 lukisan dan patung. Lukisan-lukisan tersebut berasal dari Indonesia, Belanda, Amerika, Italia, Uni Soviet, Austria, Belgia, Swiss, Jepang, Tiongkok, Philipina, Portugal, India, Inggris, Albania, Yugoslavia, Meksiko, Jerman, dan beberapa negara lainnya. Salah satu lukisan yang terdapat dalam buku tersebut adalah Keluarga Suci, karya Anonim, tanpa tahun. Lukisan ini merupakan souvenir dari Tretyakov Gallery, Moskow kepada Presiden Sukarno. Lukisan Suci diberikan pada saat Presiden Sukarno berkunjung ke Moskow dan bertemu dengan Perdana Menteri Uni Soviet Nikita Krushchev pada 23 Agustus 1956. Kemungkinan lukisan-lukisan dan patung-patung tersebut tersebut diberikan oleh pelukis maupun pematung kepada Presiden Sukarno, pada saat Presiden Sukarno melakukan kunjungan kenegaraan ke negara-negara tersebut.

Diterbitkan oleh Panitia Penerbit Lukisan dan Patung Koleksi Presiden Sukarno dan dicetak oleh Percetakan Toppan, Tokyo Jepang Tahun 1964.

Keluarga Suci, karya Anonim, tanpa tahun. Lukisan ini merupakan souvenir dari Tretyakov Gallery, Moskwa kepada Presiden Sukarno.

Dengan melihat gambaran di atas terlihat bahwa Presiden Sukarno adalah pencinta dan penggemar lukisan maupun patung, yang tentunya arsip yang telah terkumpul tersebut patut diselamatkan dan dilestarikan untuk kepentingan generasi kini dan akan datang. Bagi para sejarawan, peneliti dan pengguna arsip, tentunya dapat melakukan penelitian lebih jauh lagi mengenai eksistensi arsip foto lukisan dan patung tersebut, agar diperoleh gambaran yang valid mengenai keaslian dan latar belakang keberadaan arsip  foto lukisan dan patung tersebut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline