Sore ini ditemani secangkir kopi hitam yang disiapkan oleh adik ipar, saya mulai membolak-balik halaman demi halaman buku baru berjudul "150 Kompasianer Menulis" yang dikirimkan Bapak Tjiptadinata dan Ibu Roselina melalui Bapak Ikhwanul Halim dari Penerbit PIMEDIA Bandung.
Rasa bahagia tiba-tiba membuncah, usai menatap sederet nama yang menjadi kontributor buku monumental ini. Hampir "sebagian besar" para penulisnya sering bertandang sekaligus memberikan komentar pada tulisan-tulisan yang saya posting di Kompasiana.
Melalanglang Buana di 305 Halaman
Buku setebal 305 halaman ini memuat beraneka macam tulisan yang bermakna sebagai "hadiah ulang tahun ke-56" bagi pasangan gaek Bapak dan Ibu Tjiptadinata. Dalam buku ini termuat berbagai bentuk artikel diantaranya: opini, pantun, puisi, narasi, dan aneka tulisan lainnya yang sarat "pengalaman pribadi" tentang persahabatan tulus yang terjalin mesra dengan keduanya.
Tulisan saya yang berjudul "Yuk, Kuliah di "Universitas Kehidupan", Anda Pasti Lulus Cum Laude!" berada di halaman 234. Bila angka-angka yang menunjukkan halaman tersebut dijumlahkan, maka akan menghasilkan angka 9. Dan sebagian orang mempercayai bahwa angka 9 memiliki tuahyang dapat mendatangkan berkah atau keberuntungan. Barangkali Bapak Rudy "Numerolog Pertama di Indonesia versi MURI" Gunawan dapat menjelaskannya melalui
Tentu sudah menjadi rahasia umum bahwa salah satu rokok kretek asli Indonesia yang memakai angka "234" pada kemasan produknya, telah membuktikan makna angka 9 nan bertuah tersebut. Bahkan tanpa kiat-kiat khusus, produk rokok ini bisa laris manis di pasaran dan menjadi primadona sekaligus sumber pendapatan utama bagi perusahaan yang memproduksinya. Bahkan perusahaan ini dapat bertahan hampir 90 tahun lamanya di antara perusahaan-perusahaan lainnya di Indonesia.
Oiya, saya telah membaca sebagian isi buku ini dengan teknik membaca cepat. Dan dari pengalaman ini saya berhasil menimba harta kekayaan yang tak ternilai harganya. Tak terbayangkan nanti bila saya sudah membaca seluruh halaman dalam buku ini dengan cermat dan seksama, pasti harta kekayaan yang saya dapatkan akan makin berlimpah ruah adanya!
Proses Editing yang Pasti Melelahkan!
Sebagai orang yang pernah melakukan editingterhadap naskah beberapa buku, saya pribadi bisa membayangkan bagaimana perjalanan Bapak Ikhwanul saat melakukan proses pengeditan buku berukuran B5 yang tebal ini.
Apalagi dalam prosesnya, Bapak Ikhwanul melakukan potong-sambung paragraf demi paragraf dari 158 Kompasianer yang berkontribusi di dalam buku ini. Apalagi dalam prosesnya, Bapak Ikhwanul dengan tekun dan cermat mengirimkan naskah hasil editannya terlebih dahulu kepada setiap Kompasianer sebelum buku naik cetak.