Lihat ke Halaman Asli

Agus Puguh Santosa

Guru Bahasa Indonesia

In Memoriam Pastor Frans Kabrahanubun MSC, Lahir di Kei, Menjadi Misionaris di Pegunungan Meratus

Diperbarui: 20 Oktober 2020   00:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

In Memoriam Pastor Frans Kabrahanubun MSC (Foto: Dokumentasi pribadi, 2009)

Siang itu cuaca tampak begitu cerah. Panasnya terik matahari di atas kepala tak menghalangi niat para peziarah untuk tetap bertahan, demi menghantarkan jenazah sang Pastor tercinta ke tempat peristirahatannya yang terakhir.

Suasana duka terpancar dari wajah mereka yang menghadiri pemakaman almarhum Pastor Frans di Komplek Pemakaman Kristen yang terletak di Landasan Ulin, Km. 24 Banjarbaru -- Kalimantan Selatan, Selasa, 19 Oktober 2010 silam.

Tak sedikit dari antara mereka yang menitikkan air mata ketika peti jenazah almarhum kelahiran Watsin (Kei Besar -- Maluku Tenggara), 3 April 1959 ini dimasukkan ke liang kubur, terlebih bagi beberapa orang anggota keluarga dan juga umat Paroki Ave Maria Tanjung yang mempunyai kenangan istimewa bersama almarhum.

Makam Pastor Frans terletak di sisi sebelah kiri dari makam Pastor Marian Wiza, MSF yang wafat pada tanggal 3 Agustus 2009, dimana kedua makam ini terletak di dalam Komplek Pemakaman Misionaris Kalimantan.

Dalam komplek yang sama terdapat pula beberapa makam dari para Misionaris Kalimantan lainnya: Pastor G.H. Borst, MSF, Fr. M. Gregorius Rudolf, Pr, Pastor Karl Klein, MSF, Pastor Yohanes Henricus Wieggers, MSF, Br. Alexsander Apui, MSF, Pastor Jacobus Kusters, MSF dan Pastor Antonius van Rossum, MSF. Baik Pastor Frans, Pastor Marian dan Br. Rudolf.

Sepulang dari pemakaman, saya mendapat kesempatan istimewa berada dalam satu mobil bersama adik kandung almarhum.

Bapak Damy Kabrahanubun - adik kandung almarhum almarhum Pastor Frans, banyak berkisah tentang masa kecil abangnya.

"Yang saya ingat, pada waktu itu abang sudah duduk kelas 1 sekolah dasar. Abang sudah terbiasa menghadapi segala permasalahan hidupnya dengan senyum saja. Dia juga orangnya sangat kritis sekali, kalau segala sesuatu memang tidak sesuai dengan pikirannya dan ia menemukan bahwa hal itu tidak benar, maka abang tidak segan-segan menentangnya. Dalam kehidupan sehari-hari, bilamana di antara kami ada yang saling bertengkar atau tidak cocok, maka abang berusaha supaya kami semua berdamai kembali. Sehingga ciri khas sebagai anak sulung sungguh nampak dari situ."

Salah seorang saudara sepupu almarhum, yaitu Bapak Tarsy Temorubun juga merasa teramat kehilangan sosok kakak. "Pastor Frans sangat disegani dalam pola hidupnya. Dia menunjukkan dirinya sebagai kakak sulung yang menjadi contoh - bukan hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi siapa saja dan di manapun dia berada."

Bapak Tarsy kemudian melanjutkan ceritanya sambil mengenang kembali masa kecilnya bersama almarhum. "Semasa kecil Pastor Frans senang sekali bermain dengan siapa saja dan beliau memang seorang anak yang pintar."

Pada Minggu dini hari, 17 Oktober 2010 sekitar pukul 02.15 Wita, Pastor Frans Kabrahanubun meninggal dunia di Pastoran Paroki Ave Maria Tanjung Tabalong. Selanjutnya jenazah dibawa ke Banjarmasin dan disemayamkan di rumah duka di Wisma Ventimiglia, di Jalan Gatot Subroto nomor 10 Banjarmasin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline