Lihat ke Halaman Asli

Agus Puguh Santosa

Guru Bahasa Indonesia

In Memoriam Uskup Prajasuta, MSF: "Menimba Pengalaman dari Kisah Hidupnya"

Diperbarui: 16 Oktober 2020   12:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari kiri ke kanan: Mgr. Piet Timang, Mgr. Prajasuta MSF, Mgr. W.J. Demarteau MSF (Foto: Dokumentasi pribadi)

Tanggal 28 Juli 2015, awan gelap melingkupi hati umat di Keuskupan Banjarmasin. Berita 'lelayu' yang menyampaikan kepergian Mgr. F.X. Prajasuta, MSF begitu cepat menyebar melalui media sosial dan SMS. Ada banyak pihak maupun perseorangan yang mengungkapkan rasa kehilangan yang begitu mendalam dengan caranya masing-masing.

Uskup Prajasuta, demikian beliau lebih sering disapa oleh banyak orang. Pembawaannya yang sederhana, murah senyum, dan ramah menjadikan siapapun dengan mudah akrab dengan pribadi beliau. Pun kepiawaiannya mencipta lagu juga telah menginspirasi banyak umat untuk menjadi pribadi-pribadi yang gembira dan selalu mengucap syukur setiap hari. Dan lagu "Hati Baru" adalah salah satu lagu favorit yang selalu dinyanyikan dalam Misa, ibadah lingkungan, maupun dalam pertemuan-pertemuan umat.

Pribadi yang Ramah dan Terbuka

Dalam buku kenangan pesta perak Uskup Prajasuta, MSF dikisahkan bahwa keluarga Bapak Uskup terkesan sebagai keluarga priyayi yang serba resmi, dalam suasana keluarga yang tenang, tak ada suara keras, dan sangat tertib. Keistimewaan dari keluarga besar Uskup Prajasuta adalah hampir semua anggotanya pandai bernyanyi, bahkan mengarang lagu.

Uskup Prajasuta adalah anak keempat dari tujuh bersaudara. Sejak kecil, beliau hadir sebagai pribadi yang istimewa, sangat ramah, menerima sanak saudara dengan enak, dan terbuka.

Kehadirannya di seminari berbekal doa yang tiada henti dari kedua orangtuanya. Dari tujuh bersaudara (empat laki-laki dan tiga perempuan), satu orang kakaknya yaitu menjadi imam, yaitu Pastor A. Prajasuta SJ (alm).

Teladan Menggugah dari Uskup Prajasuta

Uskup Prajasuta dikenal sebagai pribadi yang tidak mengenal lelah, selalu rajin mengunjungi umatnya, bahkan sampai ke pelosok di pedalaman Kalimantan. Beliau hadir, menyapa, menguatkan, dan menunjukkan kepeduliannya kepada siapa saja yang dijumpainya. Beliau tidak pernah menunggu, tetapi selalu berinisiatif terhadap umatnya. Beliau ibarat gembala yang terus berjalan, menjaga domba-dombanya menuju tempat yang berumput hijau, dengan suasana tenang dan aman.

Dalam setiap kunjungannya, Uskup Prajasuta tidak pernah menuntut untuk disambut secara resmi. Siapa pun dan kapan pun, umat yang mempunyai kerinduan dapat sowan di kediaman beliau tanpa protocol yang serba ribet.

Suasana Wisma Ventimiglia Keuskupan Banjarmasin, tempat di mana Uskup Prajasuta tinggal, terasa begitu nyaman dan terbuka bagi siapa saja. Tempat kediaman yang memberi kesan teduh bagi setiap orang yang berkunjung. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline