Ada begitu banyak gelar yang disematkan banyak orang untuk (alm) Mgr. W.J. Demarteau, MSF diantaranya: orang suci, rasul Yesus Kristus, pribadi yang tidak suka merepotkan, seorang yang rendah hati dan lain sebagainya.
Pada hari Senin, 31 Agustus 2015 silam, segenap umat di Keuskupan Banjarmasin merayakan peringatan 1000 hari berpulangnya alm. Mgr. W.J. Demarteau, MSF menuju Tanah Air Surgawi. Pada hari yang istimewa tersebut, digelar Misa untuk mengenang dan mendoakan beliau di Gereja Bunda Maria Banjarbaru.
Selain dihadiri oleh umat dari Paroki Katedral Banjarmasin, Paroki Santa Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda Kelayan, Paroki Hati Yesus Yang Maha Kudus Veteran, dan Paroki Bunda Maria Banjarbaru, hadir pula dua keponakan almarhum yang datang jauh-jauh dari Horn -- Belanda, yaitu: Carla dan Monique.
Dalam kotbahnya saat itu, Mgr. Petrus Timang mengungkapkan bahwa peran Mgr. Demarteau tidak hanya dirasakan oleh umat Katolik, namun juga oleh masyarakat Banjarbaru. Pada masa itu, Mgr. Demarteau menjadi salah satu perintis pembangunan di Kota Banjarbaru yang pada awalnya hanya sebuah desa kecil saja.
Uskup Keuskupan Banjarmasin mengimbau kepada semua yang hadir agar meneladani sosok Mgr. Demarteau, untuk siap sedia menjadi utusan Tuhan di dunia ini, dengan jalan menjadi berkat bagi sesama. "Kita semua diutus untuk membawa, mewartakan dan mewujudnyatakan kasih Allah bagi semua orang."
Mgr. Petrus Timang pun mengajak semua hadirin untuk mengingat kembali peziarahan hidup dan perjalanan karya Mgr. Demarteau, dimana pada masa itu beliau menerima tahbisan sebagai uskup pada usia 37 tahun dan harus menggembalakan umat di wilayah yang begitu luas, yang dewasa ini meliputi 4 provinsi (Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah) dan 4 keuskupan (Keuskupan Agung Samarinda, Keuskupan Tanjung Selor, Keuskupan Banjarmasin, Keuskupan Palangkaraya).
Seusai Misa, diadakan perarakan menuju ke lokasi peristirahatan terakhir Mgr. Demarteau yang terletak di belakang bangunan gedung Gereja. Sebelum tabur bunga, dilakukan pelepasan burung merpati oleh Mgr. Petrus Timang dan salah seorang keponakan Mgr. Demarteau.
Menurut Pastor Agustinus Gunawan, MSF dalam penjelasan singkat menjelang Misa berakhir, dua burung merpati tersebut melambangkan kehidupan baru yang diterima Mgr. Demarteau dari Allah Bapa. Burung merpati juga merupakan simbol Roh Kudus yang menyertai beliau, dengan harapan semoga Roh yang sama juga menyertai kita semua.
Masih segar dalam ingatan kita bersama, pagi itu, Rabu, 5 Desember 2012 Mgr. Demarteau menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 07.10 Wita di Paviliun Dominikus nomor 6 RS Suaka Insan Banjarmasin.