Sebagian dari Kompasianer tentu tak asing lagi dengan sosok penulis yang satu ini. Dengan nama akun "Monika Ekowati" , Suster atau Biarawati kelahiran Blora, Jawa Tengah, 7 Maret 1961 selalu tampil dengan aneka tulisan dan puisi yang menarik dan menginspirasi. Beliau adalah putri pertama pasangan Bapak Agustinus Yosef Suharto DS. dan Ibu Maria Christina Sutiyah.
Sampai saat ini Sr. Monika, SND telah menghasilkan banyak buku dan artikel di berbagai media rohani, dan sejak Mei 2020, Sr. Monika begitu aktif mengisi kolom-kolom di Kompasiana.com. Menurut Suster yang gemar menulis, berdeklamasi dan membaca ini, sastrawan sekelas Chairil Anwar dan Sapardi Djoko Damono merupakan tokoh pujangga yang banyak menginspirasinya.
Dalam sebuah kesempatan berjumpa langsung dan berwawan hati dengan Suster Monika, SND, saya pernah mendapat kesempatan berharga untuk berbincang singkat dengan beliau. Peristiwa itu terjadi pada Perayaan Pesta Maria Dikandung Tanpa Noda tahun 2016 silam, tepatnya pada hari Kamis, 8 Desember 2016. Hari itu menjadi hari bersejarah bagi kongregasi SND Provinsi "Bunda Penasihat yang Baik" Indonesia. Sebab saat itu berlangsung serah terima jabatan Provinsial (Pimpinan Kongregasi/Tarekat) SND (Suster Notre Dame) Indonesia dari Sr. Maria Robertin, SND kepada penerusnya yaitu Sr. Maria Monika, SND.
"Sebenarnya saya pribadi tidak pernah menyangka," ujarnya di awal percakapan di sela-sela visitasinya ke Biara Santa Elisabeth Landasan Ulin, Banjarbaru, Kalimantan Selatan kala itu. Sr. Monika, SND siap menerima tugas yang dipercayakan kepadanya tersebut selama 6 tahun ke depan. "Di jaman sekarang ini kita harus saling mendukung, saling bersatu, saling kerjasama," tuturnya bijak.
Suster yang murah senyum ini mempunyai semangat nan berkobar-kobar untuk memajukan kongregasi dan kehidupan para suster SND. Dewasa ini Provinsi Indonesia sendiri meliputi wilayah Jawa, Kalimantan, Timor, Kupang dan Filipina. Saat itu tercatat 113 orang suster SND di Indonesia, dan sebagian besar diantaranya berkarya di sekolah-sekolah di Pulau Jawa.
Ketika ditanya mimpinya, Sr. Monika mengaku harus kuat dalam spiritualitas. "Karya bisa diciptakan sewaktu-waktu. Kita harus sungguh-sungguh menjadi saksi zaman ini!"
Menurutnya, spiritualitas SND harus mampu menghadirkan Kristus. "Sebagai suster SND harus sudah kelihatan citranya. Kita siap diutus kemana saja sebagai kongregasi internasional. Itu yang akan saya kembangkan." ucapnya berapi-api.
"Sebagai suster SND kita harus jeli melihat lingkungan dan peluang dan siap diutus. Itu yang mau saya rintis," tambahnya membulatkan tekad. "Saya akan mendata suster-suster saya keahliannya apa saja, hobinya apa. Sehingga kita sungguh total melayani Tuhan dan sesama. Karena karya perutusan kami banyak sekali." Sr. Monika, SND menyebutnya sebagai 'serba bisa menanggapi tuntutan zaman.'
Beragam pengalaman telah dijalaninya sebelum menduduki pucuk pimpinan SND Provinsi Indonesia. Tahun 2003 Sr. Monika, SND ditugaskan sebagai Kepala SD Notre Dame Jakarta. Berlanjut pada Juli 2010 hingga Agustus 2012 sebagai Kepala SMP Notre Dame Jakarta.
Sejak 1 September 2013 ia dikirim ke Balanga, Bataan-Filipina dan dipercaya sebagai Formator di East Asia Noviciat SND. Mulai 17 Agustus 2015 Sr. Monika, SND pindah karya di Asrama Putri SND Maria Ratu, Sasi, Kefamenanu-Timor Tengah Utara (TTU) sekaligus mengajar di SMAK Fides Quaerens Intellectum.