Lihat ke Halaman Asli

Sri Sayekti

Tertarik dengan literasi

Wahai Alam, Tahan Emosimu!

Diperbarui: 5 April 2021   21:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

*Wahai Alam, Tahan Emosimu!*

Tetiba langit gelap
Hujan menyambangi bumi Pertiwi bagian Timur
Suasana menjadi sedikit adem kala raga diterpa angin sepoi-sepoi

Hati bergolak ramah
Menyambut derasnya air yang turun dari langit
Namun kini hati berubah tawar
Merasakan angin bertiup tak lagi membelai kalbu dan meninabobokan lelah di badan

Angin mulai mengeluarkan atraksi liarnya
Meliuk-meliuk, berputar, meloncat dari kaki bumi sampai kaki langit
Menyambung bak rantai dalam putaran gangsing di arenanya

Seolah berkekakar
Air laut menyambut desau angin
Memuntahkan semua unek-unek yang terpendam selama ini
Hati kalang kabut
Melihat pohon raksasa tumbang
Air bah deras menerjang apa dan siapa saja
Manusia dan hewan tak luput dari amukan serta rasa emosi sang alam

Lalu kepada siapa hati bisa bertanya
Alam sudah mulai jengah dengan tingkah manusia
Mengamuk menjadi cara protes dirinya jika selama ini tegurannya tak dihiraukan
Mutiara itu kini berduka
Tenggelam dalam tangis lara ribuan manusia di ceruk air mata
di tengah hiruk pikuk pongahnya Ibu Kota

Pray for NTT

*kicauhati
#kicaunurani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline