Lihat ke Halaman Asli

Sri Sayekti

Tertarik dengan literasi

Mengubur Mimpi di Natal yang Ku Nanti

Diperbarui: 26 Desember 2020   10:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

*Mengubur Mimpi di Natal yang Ku Nanti*

Desember menjadi bulan yang paling dinanti
Bau Cemara, rintik hujan, serta gemerlap lampu di tiap sudut kota maupun pertokoan
Tak ketinggalan kidung Natal berkumandang dari radio, televisi, gedung pertemuan, mall, atau toko - toko kecil penjual kebutuhan pokok
Luapan bahagia nampak
Dari garis tiap senyuman

Ah... Natal telah tiba
Simbolnya ada di mana - mana
Sadar atau tidak, semua orang ikut merasakan suasana syahdu yang selalu diusungnya

Kuhirup dalam-dalam aroma Cemara yang menusuk hidungku
Berebut bersama aroma tanah basah tersentuh hujan

Natal tahun ini benar-benar beda
Netraku tak menangkap sinyal keriuhan yang biasanya tersaji di gedung gereja
Tak kudengar paduan suara
Tak kusaksikan kesibukan orang - orang dalam persiapan akhir di puncak acara
Hanya Kerlip lampu tumbler yang sengaja terjajar di dalam dan di luar gedung
Sunyi.... sepi....kosong..
Megahnyapun seolah menjadi saksi dari kesunyian panjang di natal kali ini

Aku berdiri di ujung jalang sebuah gereja tua
Masih kurasakan dinginnya malam serta rintik hujan menyentuh kulit tipisku
Hari yang kunantikan, kuimpikan, mendadak harus ku kubur bersama kenangan masa kecilku menyambut natal di bawah guyuran hujan ditemani suara kodok dan jangkerik bersahutan

Kidungnya ku rindu
Nelangsa tercipta di  kesunyian malam

Sepi....
Tolong kembalikan suasana Natal di ceruk penantian ku
Seperti Natal di masa kecilku..

Malang..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline