Lihat ke Halaman Asli

Agung Yoga Asmoro

Conquer yourself rather than the world

Al Ghazali dan Krisdayanti

Diperbarui: 16 Juni 2020   16:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: gambar tangkap dari YouTube channel Deddy Corbuzier

Pak Dhe Mo sore ini sedang duduk santai di halaman belakang rumah sambil sesekali bergantian antara menyeruput kopi tubruk kegemarannya dan menyemburkan asap rokok kretek murahan.

Rokok ini dibelinya dari kios langganan milik Nyah Hamsatun, seorang nenek asal Bangkalan, Madura yang walau ber-KTP terbitan Republik Indonesia, namun lebih sering berbahasa jawa timuran dengan logat Madura yang kental.

Tangannya menggenggam gawai made in China yang super canggih, setidaknya untuk ukuran 2 tahun lalu. Satu-satunya alasan Pak Dhe Mo gemar duduk di halaman belakang rumah karena di lokasi ini lah dia bisa nebeng wifi milik Pak Misni tetangganya, gratisan.

Wajahnya serius, sesekali 'nyureng' dan kadang dia terlihat 'manthuk-manthuk' seolah sedang menyetujui gagasan seseorang.

Rupanya Pak Dhe Mo sedang membaca buku elektronik. Salah satu bukunya yang tersimpan rapi dalam koleksi Google Play Books. Koleksi bukunya yang tidak mungkin lecek, lungset, atau robek. Bahkan bisa diaksesnya dari manapun juga, selama ada gawai dan koneksi internet.

Dia cukup rajin untuk mengelompokkan buku-bukunya dalam 'virtual shelf' menurut kesamaan kategori buku. Ada agama, fiksi, filsafat, geopolitik, Islam, jurnal ilmiah, motivasi, pariwisata, dan lainnya.

Dalam bathinnya dia mantap menyepakati pemikiran Al Ghazali tentang pendidikan, bahwa seharusnya sistem pendidikan dasar di Indonesia lebih menitik beratkan pada ilmu-ilmu
(1) Matematika;
(2) Logika;
(3) Fisika;
(4) Metafisika;
(5) Politik; dan
(6) Filsafat Moral.
Selain tentunya dilandasi ilmu dasar dari agama masing-masing.

Jika pendidikan dasar dirancang demikian, Pak Dhe Mo beranggapan situasi bangsa seperti saat ini tidak akan terjadi. Tidak akan mudah bagi seseorang untuk mempercayai berita hoax, gossip tidak akan laku, dan format tayangan di stasiun TV nasional pasti tidak akan seperti yang sekarang berjalan.

Bahkan sampai-sampai urusan 'dapur' Krisdayanti & Raul Lemos yang memaki-maki Aurel Hermansyah (anak Krisdayanti dengan Anang) tidak akan menjadi berita nasional yang tampil di Kompas, Pikiran Rakyat, Okezone dan kawan-kawannya.

Setidaknya itu yang Pak Dhe Mo setujui usai kelar menuntaskan versi terjemah dari buku 'Al Munqidh min al-Dalal' karya dari tokoh besar Islam Al Ghazali, sekitar 4 tahun sebelum akhir hayatnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline