Lihat ke Halaman Asli

Sepanjang Perbatasan Negeriku

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sepanjang Perbatasan Negeriku di Kabupaten Nunukan,  Kalimantan Timur sungguh sangat memprihatinkan bagi siapa saja yang pernah datang atau tinggal di wilayah ini. Betapa tidak, kesenjangan yang begitu besar seakan menggambarkan dengan Jelas Kesenjangan Negeri Kita dengan Negeri Jiran ( Tetangga ) yang tidak hanya serumpun akan tetapi juga memiliki bahasa, budaya dan Kultur yang nyaris sama.

Kebetulan saya pernah ditugaskan di wilayah Perbatasan ini untuk bekerja pada Program Pemberdayaan Masyarakat ( PNPM-MPd ) di Kabupaten Nunukan, Kabupaten ini sebagaian berbatasan dengan Negara Bagian Sabah ( Sebatik, Sebuku dan Lumbis )  serta Berbatasan dengan Negara Bagian Serawak ( Krayan dan Krayan Selatan ).  Dan selama masa tugas tersebut saya memiliki kesempatan untuk dapat mengunjungi seluruh wilayah perbatasan di Kabupaten Nunukan karena kami juga mengelola dan menyalurkan Dana PNPM Perbatasan yang memang dikhususkan untuk Wilayah Perbatasan. Sepanjang Pengalaman saya tinggal disana selama Tahun 2010 infrastrukur disana sangatlah memprihatinkan, sarana transoprtasi sangat minim dan mahal. Untuk mengunjungi Kecamatan dari Kota Kabupaten ( Pulau Nunukan )  ke Kecamatan Sebuku, Sembakung dan Lumbis saja yang tidak tergolong sulit warga harus naik speed boat dan kemudian dilanjutkan dengan Mobil taxi umum dengan Kisaran biaya antara Rp. 180.000-260.000 per orang saat itu.  Memang ada juga Transportasi alternatif dengan Kapal Kayu bersubsidi yang "hanya" bertarif Rp. 50.000,-/orang, akan tetapi kapal tersebut hanya ada seminggu sekali dan memakan waktu seharian untuk berlayar dengan Kapal Kayu tersebut dan sama sekali tidak nyaman dan juga panas. Belum lagi bila kita mengunjungi Kecamatan-kecamtan terpencil seperti Krayan dan Krayan Selatan ( Berbatasan dengan Negara Bagian Serawak, Malaysia), maka sarana Transoptasi yang ada hanya Pesawat Terbang Perintis dengan tarif Rp. 300.000,- dan harus dipesan jauh-jauh hari sebelumnya karena Jumlah "Seat"nya yang sangat terbatas. Kondisi ini sungguh sangat memberatkan untuk masyarakat kebanyakan yang pendapatannya masih sangat rendah. Hampir sama dengan rata-rata pendapatan Masyarakat di pulau Jawa. Sangat Kontras dengan daerah sebrang ( Kota Tawau )  yang sangat lengkap sarana Transortasinya dengan Bandar Udara dan Pelabuhan yang sangat bagus dan repesentative, Pesawat Ke Kuala Lumpur dan Kinabalu ( Ibukota Negara Bagian Sabah ) setaiap hari tersedia, Kapal ke berbagai Tujuan Juga tersedia serta Sarana Transportasi Darat yang sangat lengkap, seperti Bus Kota yang tarifnya hanya 75 sen ( Rp. 2200 ) untuk dalam Kota dan  2 Ringgit Malaysia/RM ( Rp. 6000 ) sampai ke Pedesaan. Juga ada Taxi argo yang sangat nyaman dengan harga tarif dalam Kota hanya sekitar 5 RM. Dan perlu diketahui juga bahwa Biaya  Naik Kapal/ Jet foil dari Kota Nunukan ke Tawau (Sabah Malaysia) "hanya" Rp. 100.000,- saja dan jauh lebih murah dinadingkan kunjungan Ke-Kecamatan-kecamatn di Kabupaten Nunukan yang lebih dari Rp. 150.000,- sekali jalan. Selain Transportasi, akomodasi di wilayah perbatasan Malaysia (Tawau) jauh lebih murah, hanya dengan Rp. 90.000,- sudah tersedia Penginapan dengan Fasilitas Ac, Televisi dan Kamar mandi dalam. Di Kota Nunukan Kamar Hotel dengan fasilitas serupa sudah mencapai Harga 200 ribuan, jadi bagi wisatawan jelas lebih memilih berwisata di Tawau daripada Nunukan.

Untuk Potensi Ekonomi sebenarnya Kabupaten Nunukan sebenarnya memiliki potensi yang jauh lebih besar daripada Tawau, atau bahkan Negara Bagian Sabah sekalipun mulai dari potensi Perikanannya ( Ikan dan Rumpu laut),  Perkebunan ( Kelapa Sawit, Akasia, Coklat, Karet)  dan Pertanian ( Padi). Bahkan Nunukan juga sudah mengeksplorasi Tambang Batu Bara  di wilyah Semen Garis dan Minyak bumi yang telah dikelola oleh Medco Energy di Wilayah Kecamatan Sembakung. Potensi Wana Wisata ( Wisata didaerah Hutan ) juga dimiliki Kecamatan Krayan dan Krayan Selatan. Sementara Sabah hanya memiliki hasil perkebunan Sawit, Karet dan Cokalat saja. Akan tetapi Manajemen Pengelolaan Pemerintahan di Sabah harus diakui lebih baik, mereka memiliki pasar dan Pelelangan Ikan yang besar dan Representative di Tawau sehingga Nelayan Nunukan lebih tertarik untuk Menjual Hasil Ikannya disana dan bahkan Harga Ikan di Nunukan jauh lebih mahal daripada di Tawau, begitu juga dengan Sawit yang menjadi Primadona Produk Nunukan  mayoritas di Jual di Tawau yang memiliki Industri Pengolahan hasil sawit serta CPO ( Crude Palm Oil ) yang besar dan berproduksi secara "Continue", juga untuk berbagai macam Produk-produk Agro yang lain seperti Karet, Coklat dan Sarang Burung Walet hampir semuanya diperdagangkan di Tawau. Dengan kondisi seperti ini tidak heran di Negara Bagian Sabah ( Tawau hingga Kinabalu dan Labuhan ) berdiri Pusat-pusat Perdagangan yang besar, Pasar-pasar, Pusat-pusat Perkantoran beserta Hotel-hotel dan Apartemen yang megah jauh meninggalkan Kabupaten Nunukan, dan bahkan bila kita perhatian di Sabah banyak sekali Bank-bank Kaliber Internasional yang memiliki Kantor Perwakilan disana seperti HSBC, Standart Charter dan City Bank yang sama sekali belum pernah saya Lihat bahkan  di wilayah Kalimantan Timur lainnya, suatu indikasi yang sangat kuat bahwa Perdagangan dan Investasi disana Maju Pesat sekali.

Lebih parahnya lagi daerah-daerah perbatasan Kalimantan Timur, seperti Nunukan, Malinau dan Tarakan bahkan sampai Kabupaten Berau banyak di Banjiri Produk-produk asal Malaysia seperti Susu dan Cokalt kemasan, Makanan dan Minuman Ringan, Pakaian sampai dengan Tabung Gas Elpiji semuanya banyak di Suplay dari Wilayah Sabah. Khusus untuk Tabung Elpiji dari Sabah "Image" masyarakat disana pada produk tersebut sangatlah baik ( Buatan Petronas dan Shell ) karena memang tidak pernah meledak seperti Produk serupa buatan Pertamina yang sering meledak. Alhasil banyak sekali Tabung Subsidi 3 Kg Pertamina yang dibagikan Pemerintah tidak terpakai disana. Bahkan Penjual Nasi Goreng dan Mie disana pun lebih "Comfortable" menggunakan Tabung Elpiji buatan Petronas dan Shell meskipun dengan harga beli yang lebih mahal. Listrik juga masih Krisis di Wilayah Nunukan yang memiliki batu bara hal ini dikarenakan oleh Power plan milik PLN yang tidak cukup dan sering juga mengalami kerusakan, sebaliknya Sabah yang tidak memiliki hasil tambang listriknya berlimpah.

Kondisi di perbatasan yang demikian tentunya sangat tidak menguntungkan buat Kepentingan Nasional Indonesia karena bila semua Daerah Perbatasan potensi yang dimilikinya "tereskploitasi" oleh Negara tetangga maka Indonesia hanya akan menjadi Bulan-bulanan negara tetangganya. Banyak hal yang seharusnya dilakukan di wilayah Perbatasan, khususnya di Kabupaten Nunukan misalnya membangun Sarana dan Prasarana serta Infrastruktur yang mendukung sehingga di Nunukan juga bisa menjadi Pusat Perdagangan dan Investasi dimasa yang akan datang. Potensi-potensi yang bisa dibangun di Kabupaten menurut pendapat saya antara lain :

1. Membangun Industri Pengolahan Sawit di wilayah Kabupaten Nunukan sehingga hasil Sawit tidak usah dikirimkan ke- Sabah, Malaysia. tentunya akan banyak juga Tenaga Kerja Lokal yang bisa diserap disitu.

2. Membangun industri Pengolahan Rumput Laut, karena rumpu laut dari Nunukan masih harus dikirim ke Surabaya untuk diproses menjadi barang jadi ( agar-agar, kosemtik, dsb).

3. Membangun Pelabuhan Perdagangan di Sebatik ( Berhadapan dengan Bandar Tawau ) beserta tempat Pelelangan Ikan dan " Cold Storage" untuk penyimpanan Ikan sehingga Produk-produk Hasil bumi di Nunukan tidak harus di Perdagangkan atau di Eksport melalui Tawau. Selain itu Pengiriman Produk-produk dari Indonesia ( Jawa atau Sulawesi ) jadi lebih murah dan bisa bersaing dengan Produk-produk Malaysia.

4. Pembangunan Jalan-jalan diseluruh wilayah perbatasan dan memberikan "Stimulan" agar lebih banyak sarana Transoprtasi yang Murah dan Masal bagi Warga Nunukan.

4. Pembangunan Power Plan untuk Listrik yang lebih banyak sehingga tidak terjadi Krisis Listrik sehingga dapat memenuhi kebutuhan warga dan menarik untuk investasi. Karena mana mungkin ada Investor tertarik untuk Investasi disektor Industri pengolahan berbasis hasil perkebunan atau perikanan misalnya bila Listrik tidak memadai.

5. Khusus untuk Wilayah terisolir dan Terpencil seperti Krayan dan Krayan Selatan yang berbatasan dengan Negara Bagian Serawak, Malaysia bila memungkinkan di Bangun Bandara yang lebih besar sehingga Pesawat berbadan lebar bisa mendarat disana sehingga bisa mengangkut Penumpang dan barang lebih murah dibanding Pesawat Perintis yang ada sekarang. Selain itu Wilayah Krayan juga sangat menarik bagi wisatawan Asing yang tertarik dengan Flora dan Fauna khas Kalimantan yang masih utuh dan tidak terjamah, selama ini mereka masuk ke sana melalui  Kota Lawas            ( Serawak ), apabila ada transoprtasi yang memadai mereka bisa memasukinya melalui Kaltim setelah mengunjungi daerah Wisata yang lain seperti Pulau Derawan ( Berau ). Warga di Krayan juga diharapkan bisa menjual hasil buminya dan membeli produk-produk dari Wilayah Indonesia lebih mudah dan tidak bergantung ke Wilayah Serawak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline