Angkutan berat tanpa jalan kuat hancurlah jalan desaku. Sebagaimana di Sambeng Gunungkidul saat ini. Kondisi yang kian mengkawatirkan. Jalan masuk desa itu tak tahan lama. Setahun belum usai kondisi sudah mletre.
Konstruksi jalan yang masih labil. Tanah lempung yang bila kena guyuran air hujan jadi empuk. Kian tampak saat dilalui truk muatan kayu jati. Dan jalan itu kian melebar. Aspalnya hilang terkelupas. Dan berganti menjadi tanah yang mencuat.
Beberapa truk yang mengangkut kayu dari pangkalan yang berada di dalam desa. Tak terhindarkan sehingga jalur itu terancam rusak.
Solusinya harus ditalud pada kanan dan kiri jalan ini. Sehingga tanah tak bergerak lagi naik ke kanan dan kiri. Sebagai kurban pagar rumahku juga kena dampaknya. Mletre dan akan tumbang mengenai bangunan rumah.
Sudah 20-an tahun ini jalur itu rawan remuk. Padahal sudah diuruk. Namun karena tanah yang labil jadi cepat rusak. Padahal hanya 200-an meter namun sempat mengganggu arus lalu-lintas desa setempat.
Solusi yang diberikan Pak RT pada warga. Yakni agar warga segera benahi. Dan dari pemilik armada juga peduli dengan memberikan material. Berupa satu rit keprus per armada untuk mengeraskan jalan.
Termasuk juga warga yang terdampak diberi tahu agar tahu bahwa warga juga peduli sesama. Salam rukun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H