Lihat ke Halaman Asli

W Agung Sutanto

Sambang agar Sambung

Bajuku Mirip Baju Ayam

Diperbarui: 18 April 2023   12:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar via Bola.Com

Setiap orang punya kebanggan. Mulai dari barang atau aktifitas yang tak bisa digantikan dengan apapun. Termasuk soal baju yang dikenakan tiap hari. 

Baju kebanggaan tetap melekat sepanjang waktu. Layaknya pakaian ayam yang kita piara ini. Tak ganti selama hidupnya. Apakah kita bisa seperti ini. Atau setiap kering langsung dipakai lagi. Kering dienggo (ringgo). 

Tentu kini sudah beda. Hanya bagi mereka yang hidup kurang. Ibarat untuk makan masih sulit kenapa harus mengejar pakaian yang serba gonta-ganti. Alangkah sia-sia saja. Dan dana itu untuk keperluan atau membantu saudara yang sangat butuh uluran. 

Secara sederhana, kita dapat belajar soal gaya pakaian ini. Dengan memperhatikan  unsur fungsi. Ini  yang harus hati-hati. Bersyukurkah bagi mereka yang bisa ganti pakaian baru tak hanya saat lebaran. 

Dan kian bahagia saat  lebaran bajunya baru. Bisa ke tanah lapang dengan langkah mantab. Ini bagi anak muda yang seprti zaman dulu sampai kini. Soal penampilan harus oke. 

Baju layaknya ayam itu sebagai media ajar kita. Karena kita bisa merasakan kawan kita yang kekurangan. dana dan pakaiannya hanya itu terus. 

Kini  pada bulan puasa menjadi  saat untuk evaluasi kita. Yakni  janganlah lepas kendali dalam membelanjakan harta. Karena keperluan hidup bukan itu saja. Ada yang lebih diutamakan. Misal pendidikan dan kesehatan yang juga perlu dana yang memadai.

Baju ayam sebenarnya malah asyik. Sebagai pengenal dan cirikhas yang ada pada kita. Karena memakai pakaian paforit yang itu-itu saja. Layaknya ayam yang tetap setia dengan kostumnya. Salam. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline