Lihat ke Halaman Asli

W Agung Sutanto

Sambang agar Sambung

Insan dan Hewan

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Insan dengan berbagai aksesorisnya. Akal,fikir dan indera yang sempurna. Sebuah perlengkapan yang mesti kita syukuri. Seperangkat kelebihan yang membedakan dengan makluk lainnya. Dengan mengoptimalkan diri.Mengfungsikan indera sesuai dengan kegunaannya. Pendengaran untuk menerima kabar berita ucap kita ambil dan saring mana yang berguna. Mata, telinga sama-sama difungsikan mempelajari ayat tanda kebesaran sang Pencipta.

Hewan sekedar fisik tanpa akal. Sebagai makluk hidup yang biasa seperti manusia. Ada kesamaan tentang tempat, waktu dan hidup. Dapat untuk pembelajaran manusia. Makan,minum,tidur,buang kotoran di kandang.

Manusia terkadang ada seperti binatang secara dhohir. Saat sedang sakit melakukan aktifitas hidup seperti hewan. Namun lebih diutamakan dari sudyt hati dan proses kelangsungan secara batin. Baik pertanggung jawaban pada sesame dan sang Pencipta.

Hewan sekedar hidup dan tak ada pertanggung jawaban perbuatan. Ambil saja manusia membuat masalah wah menjadi masalah dan tanggung jawab. Letak inilah yang akan menjadi kehati-hatian dalam beraktivitas. Jangan mengundang kebodohan. Atur dan tuntunlah dengan aturan petunjuk/manual dari sang Khalik.

Sebuah perenungan pagi yang cukup menjadi perhatian. Manusia beda dengan hewan dan tumbuhan. Ada sedikit contoh pohon dipanjat orang tidak ada masalah. Namun bila kita dipanjat orang bagaimana reaksinya. Akan bermacam-macam. Apakah orang ini gila atau kurang akalnya. Pohon untuk berbaring orang jelek kotor dan bau tetap diam kita karena ada akal yha pergi atau menghalaunya.

Masih banyak letak kelebihan yang dimilik mannusia. Perlu diingat bahwa ini dapat terjadi pada manusia. Bila tidak menggunakan akalnya dan nuraninya pada ajaran dan kebaikan. Banyak kasus dijumpai anak,orang tua yang tega dan berbuat yang hewan sendiri tidak seperti itu. Kasus pembunuhan, perkosaan yang menimpa. Ini lebih hina dari pada binantang.

Semoga jauhkanlah yha Robbi. Ini adalah pembelajaran yang layak dimengertikan. Akal dan nurani perlu diasah agar pandai dan tajam mengambil pelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline