Lihat ke Halaman Asli

W Agung Sutanto

Sambang agar Sambung

Cerita Jadi Cerdas

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Cerita menjadikan cerdas

Rangkaian katayang menarik menjadi daya perhatian khusus. Ketika anak mengutarakan niat dan harapannya sebagai orang tua wajib mendengarkannya. Kita tahu karena ada informasi, anak telah memberikan kode dan isyarat. Apa yang dirasa berarti telah keluar dalam wujud bahasa cerita. Dan direkam dalam bentuk bahasa tulis akan lebih terikat dan paten.

Sebuah momen yang dinanti dan menjadi harapan saat liburan. Walaupun sebentar saja akan menjadi monumental. Acara yang indah bagi anak adalah saat rencana dan programnya ditindak lanjuti. Sebenarnya tidak hanya anak kecil tetapi anak besar juga tidak berbeda. Semua program menjadi kenyataan adalah sebegai sebuah kebahagiaan dan kegembiraan tersendiri.

Sasaran utama anak sekolah buku dan membaca cerita. Anak seusia 11 tahun sudah menelurkan kreasi yang luar biasa. Sudah dapat mengemas peristiwa menjadi sebuah karya berujud tulisan dan buku. Berupa buku fiksi dan non fiksi yang menarik . Sebuahsudut pandang anak yang menadi jendela berfikir dan perhatian khusus.

Bagi anak sebenarnya jalan menuju arena buku sudah menjadi sumber berita dan cerita. Kebetulan anak belum menyadari sehingga perlu sentuhan kreasi agar terbangun. Bila telah melihat akan dapat berkata dan menyatakan apa yang dilihat dan diamati. Disarankan apa saja obyek yang direkam indera diujudkan menjadi tulisan.

Pelajaran bagi anak beberapa macam perbendaharaan berbagai pengalaman. Utamnya bahwa lingkungan anak menjadi terbiasakan untuk memahami dan dapat mengutarakan segala macam pengalaman menjadi sumber pendewasaan. Ilmu yang dewasa dalam arti dapat dengan elegan menyampaikan solusi dan menyatakan pendapat dengan harmonis.

Dunia anak berbeda dengan orang tua. Dunia yang unik dan fantastik penuh dengan perubahan dan perputaran rona. Satu hari mengenal bentuk permainan yang unik hari berikut yang telah diminati kemarin menjadi ditinggalkan. Perubahan dan pola kesenangan berganti –ganti menjadi daya tarik tersendiri.

Bila anak terbiasa dengan situasi dan kondisi yangmenjadikan memori terasah akan menjadi peka rasa. Terpola menjadi tahu apa yang akan dilakukan dan apa yang harus diambil langkahnya. Orang akan menjadi tahu bahwa anak nantinya sebagai penerus kita semua. Berbekal nilaidan nprma yang akan menjadi pengarahnya.

Selera anak terlihat saat masuk arena dan melihat obyek. Ambil contoh toko buku mereka akanmengambil buku mana yang diminati. Anak akan mencari dimana buku yang dicari. Bila soal ceritakan masuk ke arena baca fiksi. Orang tua tinggal mengawasi dan membeikan dukungan. Sekiranya persoalan apa buku itu menceritakan. Sekiranya begitu apakah bisa diterapkan dan ditiru dalam keseharian. Sederat pernyataan dan pertanyaan yang ada akan dapat terjawab manakala telah faham.

Anak telah mempunyai wacana dan pertimbangan sendiri saat memilih dan menetukan bacaan buku. Terbukti saat membeli dan memilih buku takdapat terpengaruh orang tua. Sebaiknya orang tua menilai manfaat apa yang akan diambil dari buku. Anak dicoba mengulang apa yang diceritakan dalam buku. Anak diminta berlatih menulis walau hanya beberapa kata yang dapat menjadi latihan.

Latihan membaca sekaligus menulis. Kecerdasan anak telah terasah sehingga kemampuannya menjadi meningkat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline