Di ruang rapat yang penuh dengan kecemasan, data ketidakhadiran karyawan magang terpampang jelas di layar proyektor. Manajemen perusahaan memandang data tersebut dengan cemas. "Kita harus mencari solusi segera," ujar salah satu manajer dengan nada penuh kekhawatiran. Namun, apa yang sebenarnya bisa dilakukan untuk mengatasi masalah ini?
Jawaban dari masalah ini mungkin sudah ada di depan mata. Dalam sebuah skripsi tentang pengaruh kompetensi digital dan knowledge sharing terhadap kinerja karyawan (skripsi ditulis oleh DYLAN ARGA ANAND BHAKTA, mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya), terdapat banyak informasi berharga.
Namun, skripsi tersebut hanya dibaca oleh segelintir orang di lingkungan akademis. Bayangkan jika informasi ini bisa diakses oleh lebih banyak orang melalui sebuah buku populer. Itu bisa menjadi game-changer.
Skripsi sering kali ditulis dalam bahasa yang teknis dan penuh dengan jargon akademis, membuatnya sulit dipahami oleh orang awam. Buku populer, di sisi lain, ditulis dalam bahasa yang lebih sederhana dan mudah dipahami.
Mengubah skripsi menjadi buku populer memungkinkan informasi penting yang ada di dalam skripsi diakses oleh audiens yang lebih luas.
Buku populer juga dapat didistribusikan melalui berbagai platform, baik cetak maupun digital, sehingga lebih banyak orang bisa mengakses dan mengambil manfaat dari penelitian tersebut.
"Penelitian ini memiliki potensi besar untuk membantu perusahaan kita meningkatkan kinerja karyawan," pikir seorang manajer. Namun, tanpa akses yang lebih luas, informasi ini hanya akan menjadi catatan di perpustakaan.
Penelitian yang baik seharusnya tidak hanya berhenti di meja akademis. Dengan menjadikannya buku populer, penelitian dapat disajikan dalam konteks yang lebih relevan dan aplikatif bagi pembaca umum.
Hal ini dapat meningkatkan dampak sosial dan praktis dari penelitian tersebut. Buku populer bisa membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu-isu penting yang dibahas dalam skripsi, seperti teknologi digital, knowledge sharing, atau isu spesifik lainnya.
Brian Kropp, Kepala Riset HR di Gartner, pernah mengatakan, "Kemampuan untuk memahami dan menggunakan teknologi digital adalah keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap pekerja di era modern." Informasi seperti ini, jika diakses oleh lebih banyak orang, bisa membawa perubahan besar dalam dunia kerja.