Lihat ke Halaman Asli

Agung Webe

TERVERIFIKASI

wellness coach di Highland Wellness Resort

Apakah Agama Baha'i Sesat?

Diperbarui: 28 Juli 2021   16:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menteri agama Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas di sebuah video yang diunggah pada 26 Maret 2021, mengucapkan selamat hari raya Naw-Ruz 178 EB yang dianut oleh masyarakat Agama Baha'i.  

Video tersebut diungah oleh akun youtube Baha'i Indonesia: 


Saya sendiri sebenarnya tidak mempermasalahkan video ucapan tersebut karena saya tahu agama Baha'i sudah lama dan tidak kaget dengan keberadaan agama tersebut. Yang menjadikan saya tergerak menulis artikel pendek ini adalah karena banyak posting share di group whatsapp yang mempertanyakan keabsahan agama Baha'i. Terlebih lagi banyak yang kemudian mengecam menteri agama karena menganggap agama Baha'i adalah agama sesat yang dikira sempalan dari agama Islam.

Benarkah agama Baha'i merupakan sempalan atau sekte dari agama Islam?

Tahun 2014 lalu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (saat itu) menjelaskan eksistensi dari agama Baha'i di Indonesia. Baha'i merupakan agama yang berdiri sendiri dan bukan sempalan atau sekte dari Islam maupun aliran sesat. Berdasar UU 1/PNPS/1965 dinyatakan agama Baha'i merupakan agama di luar Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, dan Khonghucu yg mendapat jaminan dari negara dan dibiarkan adanya sepanjang tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan. Umat Baha'i sebagai warga negara Indonesia berhak mendapat pelayanan kependudukan, hukum, dan lain-lainnya dari Pemerintah.

Mungkin karena ketidaktahuan sebagian kalangan dan juga kebencian terhadap pemerintah, maka kecaman terhadap menteri agama yang mengucapkan ucapan hari raya agama Baha'i ini menjadi alat untuk  menegaskan bahwa pemerintah membiarkan sekte sesat agama Islam.

Ya, karena asal agama ini berasal dari Iran dan diperkenalkan pada pertengahan abad 18 oleh Mrz usayn-`Al, yang dikenal sebagai Bah Allh, yang dalam bahasa Arab berarti "Kemuliaan Tuhan".

Saya kutip beberapa dari web bahai.id:

Bah'u'llh, Yang bernama Mrz Husyn Ali, dilahirkan pada tahun 1817 di Teheran, ibu kota Iran. Ayahnya, Mrz Buzurg, adalah seorang bangsawan terkemuka yang memiliki kedudukan tinggi di istana Raja Persia.

Bah'u'llh, pada umur 22 tahun, seharusnya mengatikan posisi ayah-Nya sebagai pejabat pemerintah, sebagaimana lazimnya pada saat itu. Beliau menolak jabatan itu, dan memilih untuk tetap hidup sebagai warga biasa. Dia tidak tertarik pada gelar dan pangkat di dunia ini. Keinginannya adalah membela kaum miskin dan melindungi orang-orang yang tidak mampu. Hari demi hari, banyak orang-orang yang memerlukan pertolongan. Dari pagi hingga malam, tidak hentinya para tamu datang mengunjungi-Nya. Karena inilah Beliau menerima gelar "Ayah dari para fakir miskin".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline