Lihat ke Halaman Asli

Agung Webe

TERVERIFIKASI

wellness coach di Highland Wellness Resort

Jozeph Paul Zhang, Ada Bagian Keren Darimu!

Diperbarui: 23 April 2021   18:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar: kompas.tv

Pertama kali melihat video JPZ ini, saya pun geram! Betapa orang kok tidak punya tata krama dan dapat seenak hati menghina Nabi dan agama lain. Saya melihat sepenggal potongan video dari link yang diberikan teman. Saya lalu mencari video lainnya dan ternyata semua berita-berita dari media hampir sama, yaitu menampilkan potongan video saat JPZ menyebut sebagai Nabi ke 26 dan menghina Nabi Muhammad. Saya lalu menghentikan melihat berita tentang JPZ. Ya karena semua berita hanya memberitakan dari hasil potongan video tersebut. 

Sebelumnya saya tegaskan bahwa saya tidak setuju dan menentang segala bentuk penghinaan dan penistaan. Apalagi disertai omongan kasar untuk merendahkan orang dan agama lain.

Namun setelah saya melihat dan mendengarkan wawancara ekslusif (karena ini wawancara dengan sumber dan bukan potongan video, maka saya mau melihatnya)  Jawa Pos dengan JPZ via zoom yang diupload di youtube Jawa Pos, maka saya tersenyum dan bahkan bilang: "Ada bagian keren dari dirimu Zhang!"

Apa bagian keren itu?

Tentu bukan karena dia mengaku sebagai Nabi ke 26. Orang mengaku Nabi tentu bukan hal keren. Dulu di kampung saya ada orang bernama mbah Bejo yang juga mengaku Nabi. Tapi orang sekampung membiarkannya dan bahkan menganggap mbak Bejo sebagai orang gila. Kasus selesai. Mbah Bejo tidak ditangkap hanya karena mengaku sebagai Nabi. Ya karena orang-orang membiarkan dan tidak peduli dengan pengakuan Mbah Bejo. Mungkin akan lain ceritanya apabila ada yang merekam ucapan Mbah Bejo dan membuatnya viral. Perekam dan penyebar inilah yang sebenarnya menjadi sumber kekacauan.

Kembali ke JPZ dan bagian keren dirinya. Bagian itu juga bukan tentang keimanannya. Dia mau mengimani siapa ya itu urusan pribadi dirinya. Dan apabila dia bersikap menentang agama lain, mungkin 'Yesus' yang pernah saya temui berbeda dengan Yesus yang dia temui. 'Yesus' yang saya temui jelas berpesan bahwa, 'apabila kamu ditampar pipi kiri, maka berikan pipi kanan.'

JPZ keren dalam hal menentukan pilihan lingkungan. Dia sadar bahwa dia tidak bisa bebas bicara di Indonesia, maka dari itu dia tinggal di luar negeri. Ini keren bagi saya daripada orang-orang yang tidak setuju dengan sistem dan kebijakan dalam negeri namun masih nyinyir dan menentang pemerintah. Apalagi mau mengganti pemerintahan dengan sistem kebenarannya sendiri.

Dari wawancara Jawa Pos dengan JPZ itu, JPZ sempat menceritakan masa lalunya yang disisihkan. Dan dari masa lalu tersebut ia merasa terpinggirkan sebagai minoritas. Minoritas yang dikalahkan dan dianggap tidak dapat bersuara. Bagian keren dari diri JPZ itulah yang kemudian mencari cara agar dapat bersuara.

Suara JPZ yang lantang (walau saya tidak setuju dengan cara itu) namun demikian dapat kita jadikan cermin bersama-sama. Sudahkah pemerintah mendengar dan menegakkan hak dari minoritas? Bagaimana dengan penceramah agama mayoritas yang beberapa kali terekam menghina agama lain namun tidak dianggap sebagai penista agama? Ini semua tentu saja harus kita benahi. Jangan sampai apabila kita berbuat salah namun berlindung di balik kata keyakinan seperti yang pernah diucapkan oleh pak Ahmat, "Mengapa saya harus meminta maaf atas kebenaran yang saya yakini?"

Nah, mungkin JPZ juga demikian. Dia yakin dirinya tidak bersalah karena itu adalah keyakinannya. Untuk apa dia meminta maaf atas kebenaran yang ia yakini? Jadinya repotkan kalau semua orang mengaku atas kebenaran yang ia yakini. Seperti orang yang melakukan bom bunuh diri dan ditanya sama malaikat di akherat: "Kalau kamu minta maaf pada orang-orang yang kena bom yang kamu ledakkan, maka hukumanmu di akherat akan dikurangi."

Namun pelaku bom bunuh diri menjawab, ""Mengapa saya harus meminta maaf atas kebenaran yang saya yakini?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline