Banyak yang bangga ketika dikatakan bahwa nenek moyang orang Indonesia adalah bangsa Lemuria. Ya, bangsa yang digambarkan mempunyai teknologi sangat maju dengan tingkat kesadaran spiritual yang tinggi. Masyarakat yang meyakini hal tersebut lantas 'euforia' dan menganggap bahwa Lemuria merupakan sebuah bangsa yang dulunya benar-benar ada.
Lemuria, di lain gagasan (pendapat lain) disebut sebagai ibukota Atlantis. Kemudian hilang karena tenggelam oleh air laut yang meluap.
Namun sayang, gagasan tentang Lemuria banyak dikemukakan oleh kalangan theosof, dibanding arkeolog. Artinya gagasan ini hanya ramai menjadi gagasan bagi kalangan theosofi dibanding ilmuwan arkeologi.
Pendiri Theosofi, Helena Blavatsky , pada akhir abad ke-19, menempatkan Lemuria dalam sistem doktrin mistik-religiusnya, dan mengklaim dalam tulisannya bahwa benua ini adalah tanah air nenek moyang manusia, yang disebut sebagai Lemurians. Tulisan Blavatsky memiliki pengaruh yang signifikan pada esoterisme Barat, yang kemudian mempopulerkan mitos Lemuria dan penduduk mistiknya.
Ya, akhirnya Lemuria menjadi doktrin mistik religius yang diyakini hampir oleh semua kalangan esoterism.
Bagaimana pendapat para peneliti ilmiah?
Saya kutipkan dari salah satu sumber Teori lempeng tektonik:
Teori Lemuria menghilang sama sekali dari pertimbangan ilmiah konvensional setelah teori lempeng tektonik dan pergeseran benua diterima oleh komunitas ilmiah yang lebih luas. Menurut teori lempeng tektonik, Madagaskar dan India memang pernah menjadi bagian dari daratan yang sama (dengan demikian memperhitungkan kemiripan geologis), tetapi pergerakan lempeng menyebabkan India memisahkan diri jutaan tahun yang lalu, dan pindah ke lokasinya yang sekarang. Daratan aslinya, superkontinen Gondwana , pecah; itu tidak tenggelam di bawah permukaan laut.
"Lemuria" dalam literatur mistik nasionalis Tamil , menghubungkan Madagaskar , India Selatan , dan Australia (meliputi sebagian besar Samudra Hindia), tapi Indonesia tidak.
Kita lantas melakukan banyak cocokologi. Seperti candi sukuh dan candi cetho yang mirip dengan bangunan suku Maya. Kemudian patung-patung manusia bersayap di candi sukuh yang dicocokkan dengan Alien terbang yang pernah singgah di sana. Hal itu dikatakan sebagai pembuktikan bahwa teknologi saat itu sudah maju sebagai bangsa Lemuria dan di sana disebutkan mempunyai portal untuk menuju ke galaxy lain.
Lemuria, sebagai sebuah gagasan tentu sangat baik karena membangun 'HOPE' bagi masyarakat marjinal (tidak diperhatikan) untuk bergerak menjadi lebih baik menuju kepada gagasan hebat seperti nenek moyang yang digambarkan.
Sama seperti konsep Surga dan Neraka. Maka Lemuria juga merupakan konsep doktrin mistik religius. Hanya saja penempatannya berbeda. Surga dan Neraka ditempatkan di depan sebagai masa depan. Lemuria ditempatkan di belakang sebagai bayangan kegemilangan baik itu teknologi maupun spiritualitas.